Bagaimana kedudukan agen dalam branch office system pada AJB Bagaimana pertimbangan

HASIL WAWANCARA Efektivitas Pemasaran Produk Asuransi Branch Office System dalam Peningkatan Jumlah Premi Pada AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah Narasumber : Suryanto Jabatan : Staf Pemasaran dan Evaluasi Bisnis AJB Bumiputera 1912 Divisi Syariah 1. Mengapa AJB Bumiputera 1912 divisi syariah lebih memilih memasarkan produk melalui keagenan branch office system daripada melalui agency office system, sementara perusahaan lain berlomba- lomba memasarkan produk dengan agency office system? Jawab : Divisi Syariah memilih saluran distribusi dengan branch office system dengan tujuan agar perusahaan dapat melakukan pengendalian secara optimal,meskipun perusahaan harus menanggung berbagai biaya yang cukup signifikan. Dalam hal ini Kepala Cabang dituntut untuk untuk melakukan efisiensi biaya dalam mengelola operasional kantor cabang dan menghasilkan pendapatan secara maksimal melalui agen-agen yang produktif. Selain itu pertimbangan lain adalah sebagai sarana penetrasi pasar dan pembagian penggarapan pasar yang lebih tertata dan tergarap secara merata. Sebuah perusahaan kokohpun akan memilih sistem kantor cabang, karena kemungkinan perusahaan perlu kendali yang cukup besar dalam pengelolaan perusahaan, misalnya kemudahan dalam penciutan, perluasan, penggabungan teritorial pemasaran, serta mutasi danatau rolling pegawai dari satu cabang ke cabang lain.

2. Bagaimana kedudukan agen dalam branch office system pada AJB

Bumiputera 1912 Divisi Syariah? Jawab : Kedudukan Agen-agen di kantor cabang adalah sebagai SDM Pemasaran non karyawan dan disebut Mitra Agen yang diikat berdasarkan “Perjanjian Keagenan”, dimana Agen akan mendapatkan imbal jasa berupa komisi atas produk yang berhasil dijual dengan ketentuan remunerasi yang sudah ditetapkan oleh Perusahaan. Perjanjian Keagenan adalah perjanjian kemitraan tentang pemasaran asuransi jiwa antara Agen dengan Perusahaan, yang bukan merupakan perjanjian ketenagakerjaan, yang memuat, namun tidak terbatas pada, hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam Perjanjian tersebut. Dalam aplikasinya Agen yang direkruit akan diberikan bekal berupa pengetahuan produk dan hal-hal lain yang terkait dengan pemasarannya. Namun dalam sistem keagenan Divisi Syariah Bumiputera tetap berpatokan pada rule dari regulator dalam hal ini AAJI Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia dan AASI Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia AASI.

3. Bagaimana pertimbangan

perusahaan mempersiapkan dan menciptakan produk yang akan dipasarkan? Jawab: Dalam menciptakan produk kita mengutamakan dulu kepentingan nasabah atau pemegang polis. Nah, itu dinilai dari asumsi-asumsi yang dihitung oleh aktuaris pada saat membuat produk. Misalnya, produk kita dengan produk lain justru banyak kita benar-benar menguntungkan nasabah dulu. Tandanya adalah ujroh di kita yang terdiri dari komisi untuk penjual atau agen itu relatif kecil. Maka premi atau kontribusi yang disetor nasabah itu tidak berkurang banyak untuk biaya-biaya operasional. Ditandai dengan komposisi kontribusi. Hanya pada saat disitu menjadi kendala lagi, yaitu penjualannya menjadi kurang semangat karena biaya atau komisi atau remunerasinya kecil. Tapi itupun sudah kita upayakan misalnya biaya tidak dihabiskan di tahun pertama. Artinya nanti si agen dapat tambahan komisi lagi di tahun berikutnya yang otomatis premi-premi sebelumnya sudah dikembangkan oleh Bumiputera. Jadi tidak sekaligus diambil langsung, kebanyakan produknya seperti itu, terutama produk yang tradisional.. 4. Bagaimana tentang penetapan harga produk tersebut? Jawab: