Metode Pengukuran Konsumsi Makanan

Untuk anak yang berusia di bawah 2 tahun lebih menggunakan pengukuran BBTB untuk menghitung status gizi sedangkan anak yang berusia di atas 2 tahun menggunakan indikator IMTU disebabkan oleh masa pertumbuhan tulang dan komposisi tubuhnya yang berbeda sesuai usia dan jenis kelamin. 17 Namun, pada keadaan dimana panjangtinggi dan berat badan tidak bisa diukurdinilai secara akurat, misalnya pada kasus spondilitis TB, edema anasarka, organomegali, ataupun kelainan tulang lainnya, pengukuran status gizi menggunakan parameter lain seperti lingkar lengan atas, knee height, dan arm span. 17 Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi menurut indikator IMTU BMI kgm 2 Classification ≥ 95 th percentile Obese 85 th to 95 th percentile Overweight 5 th to 85 th percentile Healthy Weight 5 th percentile Underweight Sumber : Riskesdas, 2010 16

2.5. Metode Pengukuran Konsumsi Makanan

Asupan makanan dapat diambil datanya dengan menggunakan metode pengukuran konsumsi makanan. 29 Secara garis besar terdapat 2 metode pengukuran konsumsi makanan. 14 Grup pertama yang lebih dikenal sebagai metode kuantitatif konsumsi harian, terdiri dari recall atau record yang digunakan untuk mengukur makanan yang dikonsumsi seseorang selama periode satu hari. Dengan metode yang sama dan hari untuk pengukuran konsumsi makanan ditambah, data makanan yang biasa dikonsumsi bisa didapatkan walaupun hanya berdasarkan estimasi. 14 Grup yang kedua adalah dietary history dan food frequency questionnaire. Keduanya memakai retrospektif untuk mendapatkan informasi pola makan dalam waktu yang lebih lama. Metode ini bisa digunakan untuk menilai asupan makanan yang biasa dikonsumsi atau berbagai macam makanan yang dimakan oleh subyek. 14 1. Diet History Metode ini digunakan untuk memperkirakan makanan yang biasanya dimakan dan pola makan seseorang dari periode waktu yang panjang – biasanya bulan. Terdiri dari 3 komponen, komponen pertama adalah wawancara tentang pola makan dari partisipan, termasuk jam untuk makan kecil cemilan dan jumlah dari yang dimakan. Komponen kedua adalah mengecek dan memeriksa kuisioner yang akan dipakai untuk menanyakan jenis makanan. Komponen ini untuk mengecek dan memastikan informasi tentang jenis dan jumlah makanan yang biasa dimakan dari komponen pertama. Komponen ketiga adalah partisipan mencatat aupan makanan mereka selama di rumah untuk 3 hari. Ukuran porsi yang dipakai untuk komponen ketiga bervariasi, contohnya ukuran standar cangkir dan sendok, memakai food model, memakai foto makanan, atau dengan makanan asli. 14 2. 24 hr recall Orang yang diwawancara biasanya adalah subyek itu sendiri, pada anak- anak atau orang dewasa dengan gangguan mental maka orang yang diwawancarai biasanya adalah orangtua. Pewawancara menanyakan asupan makanan yang sudah dikonsumsi selama 24 jam sebelumya atau dari malam sebelumnya ke malam berikutnya. 14, 19 Metode ini bisa menilai asupan yang sudah dikonsumsi oleh seseorang. Akan tetapi, single 24 hr recall tidak bisa menggambarkan asupan makanan yang biasa dikonsumsi oleh seseorang dan nutrisi yang didapat dari metode ini lebih rendah dari metode diet history atau food records. Untuk bisa menggambarkan asupan seseorang dibutuhkan multiple 24 hr recall untuk beberapa hari dan untuk individu yang sama. 14, 20 3. Food Record Partisipan diminta untuk membuat catatan jenis dan jumlah makanan dalam periode waktu tertentu, biasanya 1-7 hari dengan menuliskan nama mereka makanan jika dianggap penting. 14,15 Waktu makan juga harus dicantumkan untuk meminimalisir terjadinya lupa atau bergantung pada memori. 21 Partisipan harus sudah dilatih untuk menjaga catatan tersebut lengkap dan akurat. 21 Data tersebut dapat diolah ke data kuantifikasi dengan menggunakan estimasi ukuran rumah tangga estimated food record atau menimbang makanan weighed food record. 14,15 4. Food Frequency Questionnaire FFQ Tujuan dari metode ini adalah untuk menilai makanan atau grup dari makanan tertentu yang sering dikonsumsi. Metode ini awalnya dibuat untuk informasi deskriptif kualitatif tentang pola asupan makanan, namun dengan adanya penambahan jumlah porsi maka metode ini menjadi semikuantitatif. Frekuensi konsumsi makanan atau minuman dapat dilakukan selama periode tertentu, contohnya harian, mingguan, bulanan, ataupun tahunan. 14 Kerangka Teori Bagan 1. Kerangka Teori Usia 0 – 2 Tahun Pendidikan Sosio- ekonomi Genetik Faktor Status Gizi Penyakit Lebih Kurang Cukup Asupan Makanan Protein Jenis Jumlah Asidosis, dehidrasi Kwashiorkor Marasmus WHO Kurva Pertumbuhan CDC 2000 Usia 2 – 19 Tahun Obesitas Gizi Lebih Gizi Normal Gizi Kurang Kerangka Konsep : Diteliti : Tidak Diteliti Bagan 2. Kerangka Konsep Protein Status gizi Asupan Makanan Indikator BBTB Sosio-ekonomi Genetik Penyakit Indikator BBU Indikator IMTU Indikator TBU

2.6. Definisi Operasional Tabel 2.7 Definisi Operasional