Evaluasi Program Kegiatan Rumah Singgah Al-Abror

kegiatan anak-anak jalanan semasa mereka tinggal di rumah singgah ini. 29 Namun, sekarang ini kondisi dan kegiatan Rumah Singgah Al- Abror sudah tidak lagi padat seperti itu. Diakui oleh Ketua Yayasan Rumah Singgah Al-Abror, Bapak H. Matropi Musa. S. Sos. butuh proses panjang dan cukup lama untuk merubah sikap akhlak anak- anak jalanan ini. Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 tahun dalam meningkatkan pendidikan akhlak anak-anak jalanan. Merubah sikap anak-anak jalanan kearah lebih baik dan sikap yang diharapkan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Para pendidik disini juga memerlukan kesabaran dan keuletan dalam mengajar dan membina anak-anak ini. Mulai dari proses perkenalan, berinteraksi sosial, mengikuti kegiatan-kegiatan baru, semua itu butuh proses. Awalnya anak-anak jalanan ini melawan, tidak mau diatur, malas membantu- bantu di rumah singgah, tidak sopan dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, dan berkat kesabaran, usaha dan perhatian dari para pendidik, pengajar dan pengurus rumah singgah, perlahan- lahan anak-anak dapat menerima suasana baru. Sedikit demi sedikit akhlak mereka juga mengalami perubahan kearah lebih baik. 30 Setelah bertahun-tahun anak-anak jalanan ini tinggal di Yayasan Rumah Singgah Al-Abror, perubahan akhlak mereka semakin terlihat jelas. Akhlak mereka pun mengalami peningkatan cukup baik setelah melalui pembinaan dan pendidikan. Perubahan ini bukan hanya dilihat dari seluruh anggota rumah singgah saja, tetapi juga dimata masyarakat yang tinggal didekat rumah singgah ini. Mungkin sekedar nongkrong-nongkrong di daerah sekitar rumah singgah atau hanya 29 Observasi di Yayasan Rumah Singgah Al-Abror Palmerah 30 Wawancara dengan Bapak. H. Matropi Musa, S. Sos. Ketua Yayasan Rumah Singgah Al- Abror Palmerah, 18 januari 2015, 14.00 WIB sekedar main gitar masih mereka lakukan, tetapi untuk turun ke jalan dan mengamen di jalanan sudah tidak lagi mereka kerjakan. 31 Dalam hal mendidik dan mengajarkan anak-anak jalanan , seluruh anggota pendidik dan pengurus sering menggunakan metode kisah dan memberi nasihat. Namanya anak-anak pasti senang jika mendengarkan cerita atau dongeng. Maka dari itu, pendidik sering sekali bercerita tentang kisah-kisah Nabi atau cerita Rakyat terdahulu dan mengambil hikamh dan keteladanan dari kisah Nabi tersebut. Pendidik disini tidak terlalu mengekang atau memaksa anak untuk berbuat seperti ini atau seperti itu. Pendidik lebih mengajarkan kepada pengalaman saja. Misalnya jika anak disuruh mencuci tangan sebelum makan tetapi anak tersebut membantah dan langsung makan tanpa mencuci tangannya dan kemudian pada akhirnya anak tersebut sakit perut, nah dari situ lah pendidik menasehati anak itu dan anak itu tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Biasanya anak-anak baru mau mendengarkan nasehat setelah dia merasakan akibatnya sendiri setelah membantah. Lalu pendidik juga menggunakan metode pembiasaan dalam menerapkan sesuatu yang baik dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya shalat berjama’ah, bergotong royong dalam kerja bakti, saling tolong menolong semua itu dibiasakan agar anak-anak mau bekerja sama dalam hal apapun yang bermanfaat. 32 Setelah mengalami peningkatan pada akhlak anak-anak jalanan ini, satu persatu dari mereka pun kembali ke keluarga masing-masing jika yang masih mempunyai keluarga. Anak-anak jalanan ini dibekali pendidikan tentang agama dan cara bersikap yang baik kepada semua orang. Mereka pulang kembali kerumah masing-masing, bukan berarti pihak rumah singgah lepas tangan dan sudah tidak mau bertanggung jawab atas mereka. Pihak rumah singgah masih membiayai sekolah 31 Ibid. 32 Observasi di Yayasan Rumah Singgah Al-Abror Palmerah