Gambar 7. Dentin tersier akibat menyirih dengan Microscope Olympus
SZX16 pembesaran 1,25x1000 Dokumentasi
5. Bais adalah alat penjepit gigi yang digunakan saat pembelahan gigi agar tangan
operator tidak terkena bur. 6.
Olympus SZX16 microscope adalah mikroskop modern yang digunakan untuk melihat benda dalam ukuran besar yang dilengkapi kamera dan terintegrasi
dengan komputer sehingga memungkinkan untuk melihat pembentukan dentin.
3.9 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Gigi M1 dan M2 RB yang telah diperoleh direndam dalam larutan saline 0,9 2.
Kemudian gigi dibersihkan dari debris 3.
Derajat atrisi dinilai pada setiap gigi 4.
Dibuat garis tengah pada permukaan gigi antara bukal dan lingual mengikuti poros gigi
5. Gigi ditanam sampai 13 akar dalam dental stone
6. Gigi dijepit di bais
7. Gigi dibelah secara vertikal dengan menggunakan diamound bur disc dari arah
mahkota gigi sampai ke batas dental stone mengikuti garis yang sudah dibuat 8.
Gigi dipotong pada 13 akar batas dental stone
9. Setelah dipotong menjadi dua bagian, gigi diobservasi dengan Olympus SZX16
microscope yang dilengkapi kamera dan terintegrasi dengan komputer 10.
Dentin tersier yang terlihat di bawah mikroskop kemudian difoto.
Prosedur Penelitian
Gigi atrisi akibat menyirih yang sudah
diekstraksi
Buat garis tengah pada permukaan gigi antara bukal dan lingual
mengikuti poros gigi
Gigi dijepit pada bais
Gigi dibelah secara vertikal dengan menggunakan diamound bur disc
dari arah mahkota gigi sampai ke akar gigi
Bersihkan gigi dari debris Direndam dalam
larutan Saline 0,9
3.10 Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan dan analisa data dilakukan sebagai berikut : 1.
Membuat persentase distribusi dentin tersier yang terbentuk pada puncak pulpa bagian bukal bukomesial dan bukodistal, bagian lingual linguomesial dan
linguodistal, dan fisur. 2.
Hubungan usia penyirih dengan dentin tersier yang terbentuk pada puncak pulpa dengan uji Chi-square.
3. Hubungan lama menyirih dengan dentin tersier yang terbentuk pada puncak pulpa
dengan uji Chi-square. 4.
Hubungan dentin tersier yang terbentuk pada puncak pulpa dengan derajat atrisi gigi dengan uji
Fisher’s Exact Test. Setelah dipotong, gigi diamati di
bawah Olympus SZX16 microscope
dilengkapi kamera
Dentin tersier yang terlihat di bawah mikroskop di foto
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian diperoleh dengan melihat dentin tersier yang terbentuk pada 11 sampel gigi molar. Sampel gigi dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian bukal dan
lingual, kemudian dentin tersier dilihat dan difoto dengan menggunakan mikroskop Olympus SZX16 yang terintegrasi dengan komputer.
Tabel 1. Karakteristik sampel Karakteristik sampel
N TOTAL
Usia :
11 35-39
3 40-44
5 45-49
3 Lama menyirih :
11 2-6 tahun
3 7-11 tahun
4 12-16
4 Frekuensi menyirih setiap hari :
11 1-2 kali
3 kali 11
Derajat atrisi : 11
Derajat atrisi 1 5
Derajat atrisi 2 6
Tabel 1 menunjukkan bahwa semua sampel gigi diperoleh dari orang yang
menyirih setiap hari, menyirih lebih dari 3 kali sehari dan mengalami atrisi.