instansi penanggulangan bencana ketika membuat program penanganan psikologis dan rehabilitasi untuk penyintas bencana erupsi Gunung Sinabung di
Kabupaten Karo. E.
SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas sejumlah konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan berkaitan dengan konsep
Stress,Coping Stress, Penyintas, Bencana Alam Erupsi Gunung Sinabung, dan Paradigma berpikir.
BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup
variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data dan metode analisa data.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini, akan diuraikan keseluruhan hasil analisa data penelitian,
diawali dengan gambaran umum subjek penelitian, gambaran penggunaan coping stress kemudian pembahasan mengenai hasil penelitian berdasarkan teori.
BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab pertanyaan
penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran bagi peneliti lain dan instansi penanggulangan bencana berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. STRES
Konsep tentang stres merupakan suatu konsep yang sulit dipahami. Ibaratnya, semua orang tahu makna dari konsep ini, tetapi tidak akan ada orang
yang bisa mendefinisikannya dengan cara yang sama Rice, 1992. Dengan melihat sejarah konsep ini, kita juga akan tahu bahwa memahami dan
mendefinisikan konsep stres telah menimbulkan kebingungan, kerumitan, bahkan permasalahan, sehingga dalam perkembangannya, para peneliti mengkonsepkan
istilah stres ke dalam tiga cara, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai penilaian individu mengenai dirinya dan lingkungan DiMatteo,
1990. Stres diartikan sebagai suatu stimulus dapat diartikan sebagai stressor
yang memunculkan perasaan tegang. Stressor bisa berupa peristiwa-peristiwa yang menggemparkan seperti bencana alam, perubahan hidup yang signifikan,
konflik, situasi yang mengganggu, dan kondisi lingkungan atau tempat tinggal Lahey, 2010. Selanjutnya, stres sebagai repon merupakan suatu proses yang
melibatkan interaksi antara seseorang dengan lingkungannya Lazarus Folkman, dalam DiMatteo, 1990.
Tingkatan stres yang dirasakan oleh individu ketika merespon peristiwa- peristiwa dalam lingkungannya tergantung besarnya kecocokan antara aspek-
aspek dalam diri individu dengan aspek-aspek yang ada dalam lingkungan.
Individu secara aktif akan menentukan dampak sebuah stressor pada pemikiran, perasaan, dan perilakunya. Pandangan ini berpendapat bahwa lingkungan yang
stressful akan mengganggu fungsi fisik, keseimbangan psikologis, dan hubungan individu dengan oranglain.
Pandangan ke tiga menyatakan bahwa apa yang individu pikirkan tentang tuntutan demand dalam situasi dan apa yang ia pikirkan tentang kemampuan dan
sumber daya resource yang ia miliki untuk menerima tuntutan tersebut adalah hal yang sangat penting Lazarus Folkman, dalam DiMatteo, 1990. Jika
individu percaya bahwa tuntutan dalam lingkungan sosial dan fisik melebihi kemampuan dan sumber daya yang ia miliki, individu tersebut akan mengalami
stres. Sebaliknya, jika lingkungan tidak banyak memberikan tuntutan pada individu, maka hanya sedikit stres bahkan tidak ada stres yang akan dialami
individu.
B. PENANGANAN STRES