Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PENANGANAN STRES

2 Usia Para ilmuan psikologi mengganggap bahwa proses coping akan mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya usia, tetapi pendapat ini masih belum terlalu jelas karena minimnya penelitian khususnya dalam studi longitudinal Aldwin Brustrom, dalam Sarafindo Smith, 2011. Sejauh ini, beberapa hasil penelitian mengemukakan bahwa seiring dengan bertambahnya usia, individu akan cenderung mengembangkan dan menggunakan strategi coping yang lebih beragam. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif dan kemampuan untuk beradaptasi, individu akan semakin memperhatikan tuntutan hidup yang semakin bertambah sesuai dengan tingkatan usianya Sarafindo Smith, 2011. 3 Jenis Kelamin Pada dasarnya laki-laki dan perempuan cenderung menggunakan strategi yang berbeda ketika menghadapi suatu permasalahan. Menurut Pilar 2003 dalam penelitiannya yang berjudul gender differencess in stress and coping styles, ia menyatakanbahwa pada umumnya perempuan secara signifikan lebih tinggi dari pada laki-laki dalam menggunakan strategi avoidancecoping dan berorientasi pada emosi. b. Sumber daya eksternal 1 Materi Materi yang dimiliki oleh individu bisa berupa uang, pekerjaan, rumah, makanan, pakaian, transportasi, dan asuransi kesehatan. Lebih spesifik, Gibbs Montagnino 2002 dalam penelitiannnya pada 30 dari 40 sampel yang diteliti bagaimana status sosial ekonominya, menemukan bahwa rendahnya status sosial ekonomi seseorang diasosiasikan dengan peningkatan distress. Dinyatakan juga bahwa individu yang hidup dalam kemiskinan cenderung memiliki lebih sedikit sumber daya yang tersedia untuk mengurangsi dampak negatif bencana. 2 Lingkungan Sosial dan Budaya Lingkungan sosial dan tradisi, ritual, kepercayaan, dan cerita rakyat yang ada dalam suatu budaya akan mempengaruhi individu dalam menilai situasi yang mereka hadapi, bahkan juga mempengaruhi mereka dalam pemilihan coping Dalton dkk., 2007. 3 Dukungan Sosial Dukungan sosial merupakan berbagai dukungan materi dan sosial yang diterima oleh seseorang dari oranglain Brannon Feist, 2007. Dukungan sosial ini bisa diberikan oleh orangtua, pasangan, kerabat, teman, dan komunitas sosial. 4 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan akan mempengaruhi perkembangan kognitif seseorang, yang mana jika semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin berkembang pulalah kognitifnya, dan ini akan mempengaruhi bagaimana penilaian individu terhadap lingkungannya. Sarafindo dan Smith, 2011 Individu yang memiliki sumber daya yang lebih besar akan memiliki penanganan terhadap stres lebih baik, hal ini dikarenakan sumber daya seperti uang, dukungan dari teman, budaya, dan sumber daya lain akan menyediakan lebih banyak cara untuk menerima situasi tersebut Taylor 2009. Akan tetapi, jika individu dihadapkan dalam situasi menekan dalam waktu yang cukup lama, sumber daya yang ia miliki bisa berkurang, bahkan tidak memadai lagi untuk menghadapi situasi tersebut DiMatteo, 1990.

C. PENYINTAS

Bencana alam datang tanpa peringatan, meskipun kebanyakan orang memiliki kesempatan untuk mempersiapkan bencana yang datang, tetapi tetap saja, datangnya bencana dapat membawa perubahan yang dramatis dan traumatis. Pada korban bencana alam yang selamat atau yang disebut sebagai penyinyas survivors tentunya merasa bersyukur. Akan tetapi, bagi mereka pribadi bencana tentunya menyisakan kepedihan dan cidera bahkan bisa mengalami depresi dan gangguan emosional. Peristiwa bencana alam ini pun bisa berdampak pada kondisi emosi, psikologis, spiritual, finansial, dan sosial para penyintas Carmen, 2011. Segera setelah bencana alam, penyintas mungkin mengalami perasaan yang campur aduk. Tentu saja akan ada sukacita dan lega karena selamat dari bencana. Tetapi begitu adrenalin mereda, penyintas mungkin mengalami gejala negatif, seperti kecemasan, kesulitan tidur, sensitif, depresi, masalah konsentrasi, dan mudah tersinggung. Hal tersebut merupakan reaksi yang umum yang dirasakan penyintas bencana. Selain gejala psikologis tersebut, para penyintas juga dapat mengalami gejala fisik seperti kram, pusing, reaksi alergi serta adanya keluhan-keluhan yang berhubungan dengan syaraf dan sakit kepala Carmen, 2011. Dampak sosial yang dialami penyintas antara lain membatasi dan menarik diri dari pergaulan, menghindari relasi-relasi sosial, meningkatnya konflik dalam berhubungan dengan orang lain Agustin, Kartini, Pratiwi, 2010. Dari berbagai dampak yang timbul tersebut, satu hal penting yang perlu disadari ialah bahwasannya reaksi-reaksi yang muncul adalah suatu yang normal ketika seseorang menghadapi peristiwa bencana alam. Hanya saja, bisa gejala tersebut tetap berlangsung selama berbulan-bulan ini bisa mengindikasikan adanya masalah serius yang mungkin perlu ditangani Miller, 2013.

D. BENCANA ALAM ERUPSI GUNUNG SINABUNG

Bencana alam merupakan sesuatu yang tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dikontrol, merupakan peristiwa yang sering terjadi dan tidak diragukan lagi akan terjadi Nickerson 2008, dan hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup individu melalui kehancuran lingkungan fisik dan psikologis Rice, 1992. Selanjutnya,Brannon dan Feist 2007 menjelaskan bahwa, datangnya bencana alam dapat menyebabkan kematian orang-orang dalam jumlah besar, menciptakan stres, duka cita, dan ketakutan pada orang-orang yang selamat dari bencana. Bencana alam merupakan salah satu bentuk peristiwa negatif yang terjadi dalam kehidupan, yang dapat menyebabkan perubahan besar bagi suatu komunitas, daerah, dan negara Dalton dkk., 2007, dan ini bisa menjadi salah satu peristiwa hidup yang begitu menekan Lahey, 2010. Hadirnya bencana alam akan mengancam keamanan individu, mengganggu komunitas dan struktur