Karakteristik Fisika SMA KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

66 arus bolak-balik, gelombang elektromagnetik, radiasi benda hitam, teori atom, relativitas, radioaktivitas. 2.9 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian berkenaan dengan penerapan model pembelajaran kontekstual adalah Penelitian yang dilakukan oleh : 1. Aditia Putra, mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang, dengan judul: Pengaruh model pembelajaran kontekstual ditinjau dari bakat numeric dalam meningkatkan prestasi belajar matematika di kelas VIII SMP Negeri 11 Denpasar. 2. Subarinah, mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dengan judul : Upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa di MTs Negeri 3 Pondok Pinang-Jakarta tahun pelajaran 2007-2008. 3. Bajawati, mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dengan judul : Pengembangan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa PBL sebagai model pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 4. Penelitian Aryulina Amir, mahasiswa S2 Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan judul : Penggunaan Model Problem Based Learning dalam Upaya Meningkatkan Sikap Berpikir Kritis di Kelas X Akselerasi SMA Negeri 2 Bandar Lampung. 67 5. Sunaryo, mahasiswa S2 Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dengan judul : “Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 Semester Ganjil di SMA Negeri 13 Bandar lampung. Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS I mengalami peningkatan. 6. Journal Universitas Negeri Semarang http:journal.unnes.ac.idnjuind Sudarisman, Implementasi Pendekatan Kontekstual dengan Variasi Metode Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Biologi. Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan bahwa implementasi pendekatan CTL dengan metode problem solving dapat meningkatkan kelima aspek kualitas pembelajaran, meliputi performance guru, fasilitas pembelajaran, iklim kelas, sikap dan motivasi belajar siswa.

2.10 Kerangka Berpikir

Di dalam pelaksanaan pembelajaran kepada siswa, guru memiliki kewajiban untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik dan profesional. Oleh karena itu, guru harus kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menampilkan model-model pembelajaran inovatif yang dapat merangsang siswa untuk berpikir secara kritis, sehingga siswa mampu memecahkan masalah dalam proses pembelajarannya dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya. 68 Penggunaan model pembelajaran kontekstual diharapkan mampu meningkatkan daya serap dan juga animo siswa untuk belajar mata pelajaran fisika, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan mata pelajaran fisika selain mata pelajaran yang penting juga merupakan mata pelajaran ciri khas jurusan yang diujikan secara nasional yang turut menentukan kelulusan siswa. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran yakni kontruktivisme constructivism, bertanya questioning, menyelidiki inquiry, masyarakat belajar learning community, pemodelan modeling, refleksi reflection, dan penilaian autentik authentic assessment. Di dalam pelaksanaan model pembelajaran kontekstual, guru dan buku bukan merupakan sumber dan media sentral, demikian pula guru tidak dipandang sebagai orang yang serba tahu, sehingga guru tidak perlu khawatir menghadapi berbagai pertanyaan siswa yang terkait dengan lingkungan baik tradisional maupun modern. Inti dari pembelajaran kontekstual adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya dapat dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara langsung terkait dengan kondisi faktual, juga dapat disiasati dengan pemberian ilustrasi atau 69 contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya yang memang baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya. Selain menggunakan model pembelajaran kontekstual, di dalam mengajarkan mata pelajaran fisika juga dapat menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah, materi dan pengaturan diri, Serafino Ciccelli, 2005 dalam Paul Eggen, 2012: 310. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga karakteristik yaitu pelajaran berfokus pada memecahkan masalah, tanggung jawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada siswa dan guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah. Langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah yang kemudian dia namakan pemecahan masalah problem solving, yaitu : 1 merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan; 2 menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang; 3 merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya; 4 mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan 70 masalah; 5 pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dari rumusan kesimpulan; 6 merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai dengan rumusan hasil penggujian hipotesis dan rumusan kesimpulan. Berdasarkan kerangka berpikir ini maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran berbasis masalah dipandang mampu memecahkan permasalahan tentang rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika khususnya siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Langkah pemecahannya adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir KONDISI AWAL TINDAKAN KONDISI AKHIR - Pembelajaran menggunakan model klasik - Prestasi belajar siswa rendah Perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran berbasis masalah Proses tindakanpembelajaran menggunakan model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran berbasis masalah 71

2.11 Hipotesis

Hipotesis di dalam pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah dan kemampuan awal dengan prestasi belajar pada mata pelajaran fisika siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. 2. Terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah dengan kemampuan awal pada mata pelajaran fisika siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. 3. Terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah dengan kemampuan awal tinggi pada mata pelajaran fisika siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung. 4. Terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kontekstual dan berbasis masalah dengan kemampuan awal rendah pada mata pelajaran fisika siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN DENGAN METODE SCIENTIFIC INQUIRY DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG

0 13 60

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT DENGAN SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA DI KELAS XI SMA AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG

0 8 71

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA DI BANDAR LAMPUNG

1 18 91

KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSTEMPORAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 9

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 4 KOTA KARANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 36

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI 1 SIBOLGA.

0 1 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA.

0 4 8

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS XII IPA DENGAN SISWA KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 7 SURAKARTA Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Siswa Kelas XII IPA Dengan Siswa Kelas XII IPS Di SMA Negeri 7 Surakarta.

0 1 13