Bertanya Questioning Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual
47 terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.Guru dengan cermat
akan mengetahui kemajuan, kemunduran dan kesulitan siswa dalam belajar dan guru akan memiliki kemudahan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dan
penyempurnaan proses bimbingan belajar. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual harus
mempertimbangkan beberapa karakteristik : 1 kerjasama; 2 saling menunjang; 3 menyenangkan dan tidak membosankan; 4 belajar dengan bergairah;
5 pembelajaran terintegrasi; 6 menggunakan berbagai sumber; 7 siswa aktif; 8 sharing dengan teman; 9 siswa kritis guru kreatif; 10 dinding kelas dan
lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa; 11 laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan
siswa dan lain-lain. 2.5.3
Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual
Di dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru yaitu dalam bentuk skenario tahap demi
tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh
karena itu program pembelajaran kontekstual hendaknya : 1.
Nyatakan kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok dan
indikator pencapaian hasil belajar 2.
Rumuskan dengan jelas tujuan umum pembelajarannya
48 3.
Uraikan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan
4. Rumuskan skenario tahap demi tahap kegiatan yang harus dilakukan siswa
dalam melakukan proses pembelajarannya yang meliputi langkah-langkah : a.
Merumuskan masalah b.
Mengamati atau melakukan observasi c.
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru atau audien lainnya 5.
Rumuskan dan lakukan sistem penilaian dengan memfokuskan pada kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh siswa baik pada saat
berlangsungnya proses maupun setelah siswa tersebut selesai belajar Rusman, 2012: 199.
Lebih lanjut Rusman 2012: 199-200 menyatakan bahwa pada intinya
pengembangan setiap komponen pembelajaran kontekstual tersebut dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru yang harus
dimilikinya. 2.
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
49 3.
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan- pertanyaan.
4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok diskusi,
tanya jawab dan lain sebagainya. 5.
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6.
Membiasakan anak untuk melakukan refleksi setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Melakukan penilaian secara objektif yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa. Program pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang oleh guru yaitu dalam bentuk skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Di dalam program tersebut harus tercermin penerapan dari ketujuh komponen pembelajaran kontekstual dengan jelas, sehingga setiap guru memiliki
persiapan yang utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
2.6
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
2.6.1
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
50 Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat
tinggi dalam situasi yang berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nurhadi 2009: 2 :
“Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain project based teaching pembelajaran
proyek, experience based education pendidikan berdasarkan pengalaman, authentic learning pembelajaran autentik, dan anchored instruction
pembelajaran berakar pada kehidupan nyata”. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru.
Akibatnya, manakala siswa telah menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa tersebut tidak dapat menyelesaikannya dengan
baik dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis yang seharusnya dimiliki.oleh setiap siswa. Berpikir kritis dapat diartikan sebagai : 1 ide atau
inisiatif, ketelitian yang timbul pada diri seseorang secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2 gagasan-
gagasan yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai
Asrori, 2008: 183. Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat 3 tiga ciri ilmiah utama dari pembelajaran
berbasis masalah. Pertama, merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya
51 dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Kedua, siswa tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghapal materi pelajaran, akan tetapi siswa aktif berpikir,
berkomunikasi, mencari dan mengolah data, serta akhirnya dengan menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah
maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir
dengan menggunakan strategi ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahap-tahap tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.