Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

daerah untuk mendapat persetujuan bersama; b membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala daerah; c melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerja sama internasional di daerah; d mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerahwakil kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD Provinsi dan kepala Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD Kabupatenkota; e memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah; f memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah; g memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah; h meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah; i melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah; j memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Pelaksanaan fungsi dan tugas serta wewenang yang optimal oleh DPRD sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. kinerja DPRD sebagai penyelenggara pemerintah daerah sangat dituntut dalam kesuksesan berjalannya otonomi daerah. Berjalan baik atau tidak penyelenggaraan otonomi daerah dapat dilihat dari optimalnya pelaksanaan fungsi DPRD dengan menilai kinerja DPRD sebagai badan penyelenggara pemerintah daerah dan dalam menjalankan fungsi, tugas serta wewenangnya.

1.4.4.1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang artinya menurut Kamus Ilmiah Populer adalah paling bagustinggi; tertinggi; terbagus; paling menguntungkan. Optimalisasi Universitas Sumatera Utara adalah suatu tindakan proses atau metodologi untuk membuat sesuatu sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan menjadi lebih atau sepenuhnya sempurna, fungsional atau lebih efektif. 17 Untuk melihat optimalisasinya pelaksanaan fungsi daripada suatu lembaga, institusi baik pemerintah maupun swasta, ataupun organisasi maka dibutuhkan suatu penilaian didalam menilai kinerjanya masing-masing dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi, organisasi. 18 Menurut Joko Widodo 2001:206, kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. 19 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai wakil rakyat di daerah dimana harus memberikan pelayan yang terbaik bagi masyarakat. Kinerja DPRD dimana masyarakat telah memberikan wewenang sebagai dewan perwakilan rakyat di daerah sangat dituntut optimal oleh masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Sehingga demokrasi yang sesungguhnya dan keadilan yang didamba-dambakan masyarakat dapat terwujud. Pelayanan Publik berarti memberikan layanan kepada masyarakat yang merupakan haknya dan Pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi, lembaga ataupun institusi baik pemerintah maupun swasta dapat diketahui apakah pelayanan yang diberikan sudah optimal atau tidak dalam melaksanakan fungsi-fungsi dengan melihat kinerjanya. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsinya sudah optimal atau tidak maka dibutuhkan suatu indikator kinerja. Penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif Mohamad mahsun, 2006:73. 17 http:www.simecda.comFilesDep_PembiayaanIS_Optimalisasi_Manfaat_Asuransi_Akses_Pembiayaan_U MKM.Pdfakses tgl 26 April 2011. 18 Moeherriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Surabaya: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 60. 19 Paimin Napitupulu, Menakar Urgensi Otonomi Daerah, Bandung: P.T. ALUMNI, 2006, hal. 49. Universitas Sumatera Utara pemerintah berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat itu. 20 Maka pelayanan publik ataupun kinerja dapat diukur melalui tolak ukur yang telah disepakati oleh suatu organisasi sehingga dengan begitu dapat disimpulkan apakah kinerja ataupun suatu pelayanan publik itu optimal atau tidak didalam menjalankan fungsinya. Seperti menurut Mohamad Mahsun penggunaan indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu aktivitas atau program telah dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator untuk tiap-tiap unit organisasi berbeda-beda tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan. 21 Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu. 22 Muhamad Mahsun juga membuat suatu pengukuran kinerja Pemerintah Daerah. Indikator kinerja pemda, meliputi indikator input, indikator proses, indikator output, indikator outcome, indikator benefit dan indikator impact. 23 Untuk mengukur kemampuan kinerja anggota dewan dalam menyikapi aspirasi masyarakat dapat digunakan indikator tiga variabel yang dikemukakan oleh Manin, Przeworski, dan Stokes 1999 yaitu variabel responsivitas, reliabilitas dan akuntabilitas. 24 Lenvine 1990 dalam Dwiyanto, 1995 mengusulkan tiga konsep yang bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publikorganisasi non bisnis yaitu: “responsiviness, responsibility dan accountability”. 25 Bila dikaji dari tujuan dan misi utama kehadiran organisasi publik adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik, maka kinerja organisasi publik itu baru dapat dikatakan berhasil apabila mampu dalam mewujdukan tujuan dan misinya. 26 20 Ibid. 21 Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2006, hal 73. 22 Ibid, hal. 81. 23 Ibid, hal. 196. 24 Irtanto, Dinamika Politik Lokal Era Otonomi Daerah, Surabaya: Pustaka Belajar, 2008, hal. 80. 25 Dadang Juliantara, dkk, Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Pelayan publik, Yogyakarta: PEMBARUAN, 2005, hal. 43. 26 Dadang Julianta, Loc. Cit., hal. 46. Dari uraian Universitas Sumatera Utara diatas maka untuk mengukur kinerja DPRD berdasarkan tujuan dan misinya, penelitian ini menggunakan indikator responsivitas responsiviness, responsibilitas responsibility dan akuntabilitas accountability

1. Responsivitas responsiviness

Responsivitas responsiviness salah satu indikator untuk mengukur kemampuan ataupun kinerja dewan dalam menyikapi aspirasi masyarakat. Secara jelasnya responsivitas merupakan salah satu dari beberapa indikator untuk mengukur keberhasilan pelayanan publik oleh suatu badan ataupun organisasi maupun lembaga-lembaga baik itu pemerintah ataupun swasta. Adapun yang dimaksud dengan responsivitas responsiviness disini adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Semakin banyak kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijalankan oleh organisasi publik maka kinerja organisasi tersebut dinilai semakin baik. 27 Responsivitas menurut Manin, Przeworski, dan Stokes 1999 di dalam irtanto 2008, variabel responsivitas berkaitan dengan kemampuan anggota legislatif dalam mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik. 28 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa variabel ataupun indikator responsivitas responsiviness merupakan suatu alat ukur untuk melihat keberhasilan pelayanan publik baik atau tidaknya didalam menangkap aspirasi, opini publik , tuntutan masyarakat dan lain-lain semacamnya sebagai input atau masukan dan mengolahnya menjadikan suatu kebijakan publik sebagai hasil akhir output. DPRD sebagai wakil rakyat di daerah harus mampu menangkap keinginan dan kebutuhan masyarakat dan membuat suatu 27 Dadang Juliantara, dkk, Op. Cit., hal. 43. 28 Irtanto, Op. Cit., hal. 80. Universitas Sumatera Utara kebijakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat tersebut, karena hal itu merupakan suatu kewajiban dan tugas DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah yaitu menyuarakan suara rakyat agar dapat ditransformasikan sehingga keinginan dan kebutuhan masyarakat tercapai.

2. Responsibilitas responsibility

Responsibiltas responsibility, menjelaskan sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijaksanaan organisasi baik yang implisit maupun yang eksplisit. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan dan kebijaksanaan organisasi maka kinerjanya dinilai semakin baik. 29 3. Akuntabilitas Accountability Kinerja DPRD dapat dinilai melalui indikator responsibilitas dengan melihat apakah fungsi-fungsi DPRD dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan- peraturan yang berlaku, maka dengan begitu kinerja DPRD akan dinilai semakin baik apabila fungsi-fungsi dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan-peraturan yang berlaku. Adapun peraturan-peraturan yang mengatur DPRD diatur di dalam himpunan peraturan dan keputusan DPRD. Dalam pengertian luas, akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak pemegang amanah agent untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah principal yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta 29 Dadang Julianta, Loc. Cit., hal. 47. Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban tesebut. 30 Irtanto mengemukakan pendapatnya tentang variabel akuntabilitas accountability sebagai salah satu variabel untuk mengukur kemampuan kinerja anggota dewan yaitu: Akuntabilitas accountability mengacu kepada seberapa besar kebijaksanaan dan kegiatan organisasi publik tunduk kepada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat. 31

1.5. Metodologi Penelitian

“ variabel akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan dalam bertindak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan untuk terpilih kembali pada pemilu berikutnya. Akuntabilitas berkenaan dengan hubungan antara outcome dan santions. Anggota dewan dikatakan akuntabel apabila para pemilih dapat melihat bahwa para politisi tersebut melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan mereka dan menyetujui tindakan pemerintah secara wajar.” Dengan melihat variabel ataupun indikator akuntabilitas accountability, maka kinerja DPRD dapat dinilai dari segi pertanggungjawabannya sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah yaitu mampu bertindak sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga masyarakat memilih anggota dewan tersebut kembali pada periode berikutnya karena dinilai telah baik mengemban tugasnya sebagai wakilnya.

1.5.1. Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini membahas mengenai fenomena sosial sudah tentu membutuhkan kecermatan dalam mengatasi fenomena sosial tersebut. Berangkat dari uraian dan penjelasan diatas, penelitian ini memiliki tujuan metodologis yaitu deskriptif. Secara harafiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan deskripsi mengenasi situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau 30 Mohamad Mahsun, Op. Cit., hal. 83. 31 Irtanto, Op. Cit., hal. 80. Universitas Sumatera Utara