Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Toba Samosir

2.2.2. Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten Toba Samosir

Untuk melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang serta kewajibannya, DPRD memiliki alat kelengkapan yang diatur di dalam perundang-undangan ataupun peraturan dan keputusan. Adapun alat kelengkapan DPRD Kabupaten Toba Samosir terdiri dari pimpinan, panitia musyawarah, komisi, badan kehormatan , panitia anggaran, dan alat kelengkapan lain yang diperlukan. Pimpinan DPRD merupakan pimpinan yang mengatur rumah tangga DPRD untuk mencapai tujuannya. Panitia musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap yang dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Adapun komposisi personalia panitia musyawarah yaitu diketuai oleh Tumpal Sitorus, wakil ketual adalah Ir. Firman Pasaribu dan Baktiar Tampubolon, MBA, serta anggota adalah Sabam Simanjuntak, Walton Silaen, Ir. Boike Pasaribu, Wesly, Parade Manurung, BA, Drs. Vespasinanus Panjaitan, Jonang M.P Sitorus, Lambok Simanjuntak, Mangatas Silaen dan sekretaris bukan anggota adalah Drs. Rekson Simanjuntak. Dalam melaksanakan mekanisme kerja DPRD sehari-hari, mengingat banyaknya ragam kerja dan kompleksitas tugas-tugas DPRD maka DPRD dibagi dalam komisi-komisi. 38 komisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir memiliki 3 tiga komisi yaitu komisi A, Komisi B, dan komisi C. Tabel 5. Berikut adalah pembidangan komisi-komisi DPRD Kabupaten Toba Samosir: Bidang Sub bidang Komisi I Pemerintahan Pemerintahan, Keamanan dan Ketertiban, Perizinan, Kependudukan, Hukum dan Perundang-undangan, KepegawaianAparatur, Pertanahan, Sosial Politik, Organisasi kemasyarakatanLembaga kemasyarakatan, Kelautan Maritim, Hak Azasi Manusia, Informasi dan Komunikasi. Komisi II Pembangunan dan Keuangan Daerah, Perpajakan dan Retribusi 38 B.N. Marbun, DPR Daerah Pertumbuhan Masalah dan Masa Depannya, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 178. Universitas Sumatera Utara Keuangan Daerah, Perbankan, Perusahaan dan Perusahaan Patungan, Dunia Usaha, Penanaman Modal, Pekerjaan Umum, Tata Kota, Pertamanan, Kebersihan, Pertambangan dan Energi, Perumahan Rakyat, Lingkungan Hidup. Komisi III Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Perdagangan, Perindustrian, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Kehutanan dan Perkebunan, Pengadaan Pangan, Logistik, Koperasi, Pariwisata, Ketenagakerjaan, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kepemudaan dan Olah Raga, Agama, Kebudayaan, Sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana, Peranan Wanita. Tabel 6. Susunan Personalia Komisi-komisi DPRD Kabupaten Toba Samosir No. Komisi Nama Jabatan 1. Komisi I Bidang Pemerintahan 1.Jonang M.P Sitorus 2.Drs. Vespasianus Panjaitan 3.Parade Manurung BA 4.Lambok Simanjutak 5.Dungdung Simanjuntak, SE 6.Saut Parulian Gurning 7.PAW PNI Marhaenisme Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota 2. Komisi II Bidang Perekonomian dan Keuangan dan Pembangunan 1.Walton Silaen 2.Maruahal Napitupulu 3.Ir.Tagor J.P Hutapea 4.Mangapul Siahaan, Ssi 5.Hasoloan Silalahi 6.Sabam Simanjuntak 7.Marisi Tambunan 8.Mangatas Silaen Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 3. Komisi III Bidang Kesejahteraan Rakyat 1.Hotman Sibarani 2.Herbet Sibuea, SE 3.Ir.Togar manurung 4.Pardomuan Tampubolon 5.Undan Sitinjak 6.Sabar Silalahi, SH 7.Ir.Boike Pasaribu Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Universitas Sumatera Utara Adapun komisi-komisi mempunyai tugas yaitu antara lain: 1. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan keputusan DPRD. 3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan-pelaksanaan peraturan daerah dan APBD sesuai dengan ruang lingkup tugas komisi 4. Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian masalah yang disampaikan oleh kepala daerah dan atau masyarakat kepada DPRD 5. Menerima, menampung dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi masyarakat 6. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat daerah 7. Melakukan kunjungan kerja komisi yang bersangkutan atas persetujuan pimpinan DPRD 8. Mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat 9. Mengajukan usul kepada pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing komisi dan 10. Memberikan laporan tertulis kepada DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi. Alat kelengkapan DPRD kabupaten Toba Samosir yaitu badan kehormatan terdiri dari seorang ketua, dan seorang wakil ketua yang dipilih dari dan anggota badan kehormatan itu sendiri. Badan kehormatan memiliki tugas untuk mengamati, mengevaluasi disiplin etika dan moral para anggota DPRD, meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota DPRD Universitas Sumatera Utara terhadap tatib tata tertib dan kode etik DPRD serta sumpah janji, melakukan verifikasi, klarifikasi dan pengambilan keputusan atas pengaduan pimpinan DPRD masyarakat dan atau pemilih, menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan, dan menyampaikan rekomendasi kepada pimpinan DPRD. Susunan personalia Badan kehormatan diketuai oleh Maruahal Napitupulu, wakil ketua adalah Marisi Tambunan, sekretaris dipegang oleh Sekretaris DPRD Kabupaten Toba Samosir yaitu Jaresman Manurung, dan anggota Badan Kehormatan adalah Pardomuan Tampubolon. Panitia Anggaran merupakan salah satu alat kelengkapan DPRD. Dalam teorinya panitia anggaran dapat berperanan besar dalam menentukan jumlah dan proporsi anggaran pendapatan dan belanja daerah, terutama yang berkaitan dengan biaya pembangunan dan skala prioritas pembangunan. 39 39 Ibid, hal 184 Komposisi Personalia Panitia Anggaran diketuai oleh Tumpal Sitorus, wakil ketua masing-masing adalah Ir. Firman Pasaribu dan Baktiar Tampubolon MBA, anggota panitia anggaran adalah Dungdung Simanjuntak, SE, Hotman Sibarani, Saut Parulian Gurning, Pardomuan Tampubolon, Mangapul Siahaan, SSI, Marisi Tambunan dan Ir.Togar Manurung. Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS KINERJA DPRD KABUPATEN TOBA SAMOSIR PADA PERIODE TAHUN 2004-2009

3.1. Kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir

Demokrasi merupakan suatu bentuk sistem pemerintahan yang berupaya mewujudkan kedaulatan rakyat untuk dijalankan oleh pemerintah. Sistem demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat luas dalam mengatur pemerintahannya sendiri. Demokrasi mencegah timbulnya kembali otoriter pemimpin di dalam menjalankan pemerintahan. Lahirnya kebijakan otonomi daerah merupakan sebuah wujud konkret dari pelaksanaan demokrasi. Dengan adanya kebijakan otonomi daerah tersebut mampu menciptakan demokratisasi di tingkat lokal. Kebijakan otonomi daerah memberikan kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk mengatur dan mengurus pemerintahnnya sendiri melalui penyelenggara pemerintahan daerah. Tuntutan reformasi untuk menegakkan demokrasi yang selama ini dinilai ada ketidakadilan pemerintah pusat dan daerah menghasilkan kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan daerah, yaitu kepala daerah gubernur dan bupatiwalikota dan DPRD provinsi, kabupatenkota dan birokrasi setempat yang terpisah dari lembaga-lembaga pemerintahan dan birokrasi pemerintahan. Lembaga-lembaga pemerintahan tersebut direkrut secara demokratis dan berfungsi menurut mekanisme demokratis pula. Adapun penyelenggara pemerintahan daerah yang diatur di dalam Undang-undang Otonomi Daerah Nomor 12 tahun 2008 perubahan kedua Undang-undang nomor 32 tahun Universitas Sumatera Utara