Akuntabilitas Accountability Indikator Pengukuran Kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir Periode Tahun 2004-2009

DPRD seharusnya menegakkan kebenaran dan keadilan, mengemban amanat penderitaan rakyat, mematuhi peraturan tata tertib DPRD, serta menunjukkan profesionalisme sebagai anggota DPRD. Akan tetapi, DPRD belumlah mencerminkan disamping sebagai penyambung lidah masyarakat yaitu sebagai badan legislatif. Lembaga- lembaga pemerintahan daerah memiliki kewajiban untuk mendahulukan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Akan tetapi maraknya sejumlah kasus korupsi yang terdapat pada anggota dewan menunjukkan bahwa sejumlah anggota DPRD telah mendahulukan kepentingan pribadi diatas kepentingan Negara. Adapun tindakan korupsi mengakibatkan kerugian daerah yaitu defisitnya keuangan daerah. Hal itu berdampak pada pembangunan daerah kabupaten Toba Samosir dan tingkat kesejahteraan masyarakat kabupaten Toba Samosir. Peran DPRD sangat dituntut di dalam pembangunan daerah dan mewujudkan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat. Maka dengan demikian DPRD sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah dan wakil rakyat harus mampu menunjukkan kualitasnya dengan mentaati peraturan-peraturan serta prinsip-prinsip administrasi yang berlaku.

3.2.3. Akuntabilitas Accountability

Untuk melihat bagaimana kinerja DPRD Kabupaten Toba Samosir pada periode tahun 2004-2009 melalui indikator pengukuran kinerja yaitu Akuntabilitas Accountability. Akuntabilitas akan diukur dari segi pertanggungjawabannya sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah yaitu mampu bertindak sesuai dengan keinginan masyarakat sehingga masyarakat memilih anggota DPRD tersebut kembali pada periode berikutnya karena dinilai telah baik mengemban tugasnya sebagai wakilnya. Berdasarkan hasil temuan dan pengamatan penulis, kinerja DPRD yang diukur melalui indikator pengukuran kinerja yaitu Universitas Sumatera Utara akuntabilitas masih jauh dari yang diharapkan. Hal itu dapat dilihat dari kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap DPRD sebagai wakil mereka dalam memperjuangkan kebutuhan, kepentingan serta aspirasi-aspirasi masyarakat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Mansur Pardede seorang penulis di media elektronik Aspirasi08022009: “Keapatisan masyarakat itu terjadi akibat selama ini dewan-dewan yang terpilih pada periode 2004-2009 tidak ada yang berbuat untuk masyarakat yang diwakilinya sampai ada juga masyarakat itu menilai para anggota dewan mendaftar kembali menjadi calon legislatif hanya untuk mengejar proyek.” 52 52 Anggota DPRD memiliki kewajiban berintegritas tinggi, dengan senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, mengemban amanat penderitaan rakyat, mematuhi peraturan tata tertib DPRD, menunjukkan profesionalisme sebagai anggota DPRD dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kinerjanya. Akan tetapi anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir secara keseluruhan belum mencerminkan sebagai anggota DPRD yang merupakan penyambung lidah masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari masih rendahnya kinerja DPRD dalam menjalankan tugasnya yang diukur melalui indikator pengukuran kinerja yaitu responsivitas dan responsibilitas. Responsivitas mengukur kemampuan anggota legislatif dalam mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik. Dengan melihat perda-perda yang disusun oleh DPRD bersama-sama dengan badan eksekutif belum menunjukkan DPRD mengemban amanat penderitaan rakyat. DPRD masih mengedepankan kepentingan birokrasi daripada kepentingan masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari peraturan daerah yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, dimana usulan atau rancangan peraturan daerah yang sudah dijadikan menjadi sebuah perda belum ada yang merupakan usulan, rancangan ataupun inisiatif dari DPRD itu sendiri. http:aspirasi.blogdetik.com20090208kepercayaan-masyarakat-terhadap-keterwakilannya-di-dprd- masih-di-pertanyakanmore-67 [di akses 31 Agustus 2011] Universitas Sumatera Utara Sebagaimana seperti yang dikatakan oleh Bapak Mansur Pardede juga bahwa: “Proyek-proyek pemerintah pada saat ini sangat banyak sehingga membuat para anggota dewan tergiur akan hal tersebut dan melupakan tugas dan fungsi pokoknya sebagai penyampai aspirasi masyarakat.Contoh dan kejadiannya sudah sangat banyak kita jumpai baik itu di DPR RI atau di DPRD,rata-rata para anggota dewan itu belum pernah terdengar vocal menyampaikan aspirasi masyarakat kalaupun mereka vocal hanya sebatas untuk memperjuangkan kepentingan partai politiknya belaka.” 53 Dari segi responsibilitas kinerja DPRD masih terbilang kurang dalam menjalankan fungsi, tugas serta wewenangnya. Responsibilitas diukur dengan melihat apakah fungsi- fungsi DPRD dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan-peraturan yang berlaku, maka dengan begitu kinerja DPRD akan dinilai semakin baik apabila fungsi-fungsi dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan-peraturan yang berlaku. Dari hasil temuan dan penelitian penulis, DPRD masih terbilang kurang didalam menjalankan fungsi, tugas serta wewenangnya sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, peraturan- Kulitas legislatif dapat juga dilihat dari sisi kinerjanya dalam memperhatikan rakyatnya. Apakah perhatian anggota legislatif cukup memadai dalam persoalan kelompok atau partai atau perhatiannya lebih terfokus pada wilayah atau daerah yang mewakilinya. Pentingnya DPRD untuk terjun ketengah-tengah masyarakat dalam menampung aspirasi- aspirasi masyarakat secara langsung dan memproses aspirasi-aspirasi tersebut sehingga menghasilkan sebuah kebijakan sebagai solusi ataupun hasil akhir atas aspirasi-aspirasi masyarakat tersebut. Di dalam masa reses yang dilakukan DPRD yaitu dengan turun langsung kedaerah pemilihan diharapkan dapat menjaring aspirasi masyarakat sebagai bahan masukan bagi pembangunan di Kabupaten Toba Samosir. Maka dengan begitu kegiatan tersebut harus dimaksimalkan agar keinginan masyarakat terserap dengan baik. Akan tetapi kenyataan yang didapat bahwa mekanisme dan cara DPRD mengartikulasikan kepentingan masyarakat tidak memenuhi tuntutan masyarakat. DPRD masih mendahulukan kepentingan birokrasi daripada kepentingan masyarakat. 53 Ibid Universitas Sumatera Utara peraturan yang berlaku yang di himpun di dalam Himpunan peraturan dan keputusan DPRD. Banyaknya pelanggaran-pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh DPRD mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap DPRD sebagai wakil mereka yang memperjuangkan kebutuhan, kepentingan serta aspirasi-aspirasi masyarakat daerah. Sehingga pada pemilihan legislatif pada periode berikutnya yang diadakan pada tahun 2009 dengan masa periode tahun 2009-2014, dari sekian banyak anggota DPRD pada periode tahun 2004-2009 mendaftar menjadi anggota DPRD hanya 7 tujuh orang terpilih kembali menjadi anggota DPRD yaitu dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 9. Nama-Nama Anggota DPRD Periode Tahun 2004-2009 Hingga Periode Tahun 2009-2014 No. Nama Anggota DPRD periode Tahun 2009-2014 Partai 1. Mangatas Silaen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 2. Ir. Boyke Pasaribu Partai Demokrat 3. Sabam Simanjuntak Partai Perhimpunan Indonesia Baru 4. Ir. Togar Manurung Partai Buruh 5. Dua Robet Hutajulu Partai Merdeka 6. Herbert Sibuea, SE Partai Golongan Karya 7. Mangapul Siahaan, SSi Partai Pelopor Dapat disimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap DPRD sebagai wakil mereka sangat sedikit. Pertanggungjawabannya sebagai wakil rakyat belum sepenuhnya diemban oleh anggota DPRD sehingga dari sekian banyaknya anggota DPRD yang Universitas Sumatera Utara mencalonkan diri untuk terpilih kembali menjadi anggota DPRD hanya 7 tujuh orang yang terpilih kembali untuk periode tahun 2009-2014. Dari keseluruhan uraian diatas dapat disimpulkan akuntabilitas DPRD Kabupaten Toba Samosir masih terbilang belum berjalan seperti yang diharapkan baik itu sebagai lembaga penghubung antara masyarakat dengan pemerintah, lembaga pengelola konflik, sebagai badan legislatif, badan penganggaran, maupun sebagai badan pengawas yang mengawasi eksekutif di dalam menjalankan pemerintahan daerah. Hal itu terbukti dengan belum maksimalnya DPRD dalam menangkap kebutuhan, kepentingan serta aspirasi-aspirasi masyarakat yang merupakan prioritas utama dalam pembuatan kebijakan publik, peraturan daerah ataupun keputusan daerah, rendahnya responsibilitas DPRD dalam menjalankan fungsi, tugas serta wewenangnya sehingga kepercayaan masyarakat berkurang pada DPRD sebagai wakil mereka. Universitas Sumatera Utara BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan