lakukan wawancara beliau menjawabnya dengan jujur dan memberikan penjelasan secara detail mengenai pembangunan desa Hutatingi.
4.2.1. Informan biasa
Dalam penelitian ini di lakukan wawancara terhadap masyarakat biasa. Sebagian masyarakat desa Hutatinggi dengan menggunakan teknik snow ball.
Teknik ini merupakan teknik penentuan informan penelitian dengan mengikuti informasi-informasi dari informan sebelumnya.
1. Ali Muda Wakil Pemuda Pancasila.
Ali muda yang biasa di panggil ali adalah warga desa Hutatinggi yang tinggal di lingkungan satu. Belia sehari harinya bekerja membangun rumah.
Dalam organisasi beliau sebagai wakil pemuda pancasila untuk daerah Puncak Sorik Marapi. Di dalam masyarakat bapak ini termasuk orang sangat di segani,
beliau berperawakan besar dan wajahnya sangat menyeramkan, kulitnya yang sau matang. Beliau sering berkelahi dengan pemuda pemuada dari luar desa. Apalagi
jika ada keramaian seperti acara turnamen sepak bola maka yang sering menjadi penanggung jawabnya adalah bapak ali.
Ketika penulis wawancara beliau sedang membangun proyek
pembangunan PNPM mandiri. Dalam proses wawancara beliau memberikan jawabapan apa yang penulis tanyakan. Dalam kegiatan PNPM mandiri beliau
yang menjadi kordinator pembangunan jalan tersebut. Beliau yang menaganinya. Belau yang mengerti permasalahan pemabangunan. Ketika pembanguan jalan dari
jalan Raya menuju jalan ke sekolah dasar beliau juga yang menjadi kordinator
Universitas Sumatera Utara
dilapangan. Jadi beliau sangat paham betul mengenai masalah pembangunan di desa Hutatinggi.
2. Hj. Fatimah pulungan..
Nenek ini sudah berusia ±74 tahun. Beliau tinggal di lingkungan satu desa Hutatinggi. Rumahnya bersebelahan dengan rumah bapak hambali nasution. Dan
masih dalam satu ikatan kekeluargaan. Beliau tinggal sebatang kara. Anak anaknya semuanya sudah berumah tangga. Jadi dalam kesehariannya beliau
berjualan. Kalau hari senin dan hari rabu beliau menjual makan makan seperti lontong dan pecal.
Terkait dengan masalah pembngunan desa Hutatinggi beliau termasuk orang yang pertama menolak tanahnya untuk di jadikan gang. Ketika penulis
melakukan wawancara dengan beliau. Beliau mengatakan ketika tanahnya di minta untuk di jadikan jalan, orang-orang yang datang kerumahnya tidak sopan.
Jadi beliau merasa tersinggung. Namun setelah tokoh masyarakat datang menjumpainya lagi dan pada
ahirnya dia memberikan tanahnya dalam penuturanya beliau sangat bersukur dengan adanya pembangunan Gang tersebut. Karena beliau sudah sudah tua jadi
jalan menuju kesungai menjadi mudah. Dan pada waktu hujan beliau tidak terpelset di jalan karena katanya dulu kalau hujan datang maka jalan menjadi licin
dan akan mengakibatakan orang mudah jatuh. Ia merasa bersukur dengan adanya pembangunan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.Aswin Nasution.
Aswin nasution berumur 21 tahun.Beliau adalah warga desa Huttinggi yang tinggal di lingkungan 3 desa Hutatinggi. Belia sehari hari menjadi
anggota dari ali muda dalam melakukan kegiatan kegiatan pembangunan. Aswin nasution di samping sebagai tukang bangunan beliau juga bertani sebagi aktifitas
yang paling utama.Sehari hari ia aktif dalam organisasi sepak bola desa Hutatinggi. Jika sore hari beliau bermain bola di desa Hutatinggi. Aswin nasution
sudah berumah tangga.. istirinya bernama Nur Hasanah. Ketika saya mewawancara beliau,pada saat beliau sedang tirahat di rumah
salah seorang warga desa hutatinggi. ketika itu terjadi pembangunan jalan di desa Hutatinggi. Dalam penuturanya beliau ikut berpartisifasi karena kepentingan
masyarakat desa Hutatinggi. Jadi ia hanya di beri uang minum sebesar Rp 30.000 per harinya. Menurutnya pembangun jalan ini sangatlah menguntungkan bagi
masyarakat desa Hutatinggi karena desa Hutatinggi akan lebih maju dan trasportasi lebih mudah, sehigga orang mudah untuk pergi keman-mana. Dalam
penuturannya pembangunan jalan yang sekarang ini di kerjakannya akan di bangun sepanjang 1.5 kilometer jadi harus di siapkan sampai pada bulan
Februari. Proyek yang di kerjakannya bersama dari masyarakat desa Hutatinggi. Di bekerja tidak memandang materi.
4. Samsuddin nasution. Belia adalah seorang kakek yang berusia ±74 tahun. Beliau tinggal di
lingkungan satu desa Hutatinggi. Beliau mempunyai 4 orang anak dan 15 cucu. Belia sekarang tidak bekerja lagi. Kegiatanya hanya bercocok tanam di sekitar
Universitas Sumatera Utara
rumahanya. Dalam proses wawancara beliau juga mempunyai wawasan yang cukup banyak tentang Negara repuplik Indonesia. Beliau sangat di segani di desa
Hutatinggi karena beliau adalah seorang guru bela diri di desa Hutatinggi. Ketika masih muda dulu beliau membuka perguruan bela diri di rumanya. Jadi barang
siapa dulunya yang ingin belajar bela diri beliau akan mengajarinya. Sehingga banyak sekarang ini banyak murid muridya. Namun sekarang ini beliau tidak mau
mengajar lagi karena sudah tua.Ketika peneliti mewawancara beliau tentang pembangunan sarana transportasi desa beliau memberikan tanahnya asalkan jalan
tersebut jangan dari kebun coklatnya yang di pingir rumahya. Beliau menuturkan: ” kalau dari kebun coklat saya, saya tidak akan memberikanya Karena
kebun coklat saya akan banyak yang akan di tebangi maka saya tidak akan memberikanya”.
Hasil Wawancara, bulan Desember 2009
Belia dulunya tidak memberikan tanyahnya untuk di jadikan jalan gang karena tanah yang akan di jadikan gang tersebut dari kebun coklatnya maka belia
tidak memberikanya.
4.3 Kondisi Desa Hutatinggi Sebelum Adanya Pembangunan.