berinteraksi di sebabkan karena acara acara ritual agama seperti: pengajian ibu- ibu, muda mudi. Namun menurut penuturan dari pada orang tua dulu agama yang
di anut oleh masyarakat desa bukan agama islam namu agama yang sudah di wariskan secara turu temurun Agamnya di sebut dengan “sipele begu”.
Kepercayaan terhadap roh roh halus dan keuatan pohon besar dan kuburan keramat. Ini mnenjadi sumber ke aifan lokal dari masyarakat desa. Pemujaan
terhadap roh halus dengan tidak menebang pohn sembarangan tidak merusak hutan merupakan kepercayan masyarakat desa hutatinggi dahulu kala.
B. Kondisi rumah
Rumah-rumah di desa Hutatinggi rata-rata terbuat dari kayu. Atapnya terbuat dari ijuk. Rumahnya rata-rata berbentuk panggung. Rumah
tersebut di buat untuk menjaga kondisi suhu di dalam rumah karena daerah pegunungan dan cuaca yang begitu dinggin membuat masyarakat untuk
beradaptasi dengan alam. Rumah tersebut dapat menahan panas jika siang hari dan dapat mengurangi dinginnya malam hari. Sehingga di dalam rumah tetap
hangat. Jika rumah terbuat dari seng maka akan mengakibatkan kerusakan secara cepat pada seng. Sengnya akan cepat karatan. Sengnya akan mudah kekuning
kunigan. menurut penuturan masyarakat ini di sebabakan Karena asap belerang yang di keluarkan oleh gunung sorik marapi.
.
C. Penguasaan Lahan
Masyarakat desa Hutatinggi desa rata-rata bekerja disektor pertanian dan perkebunan. Masyarakat sehari hari di perkebunanan. Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
desa melakukan kegiatan perkebunan di daerah yang yang merupakan awalnya tanah yang di miliki secara turun temurun. Pembangian lahan dulu ceitanya
masyarakat desa melakukan pembagian lagan berdasarkan marga. Misalnya lahan yang satu di kuasai oleh marga nasution.
Masyarakat Hutatinggi melakukan kegiatan pertanian di wilayah yang sering di sebut” saba sialang” jarang dari desa Hutatinggi sekitar 7 km.
untuk menempuh persawahan tersebut, dalam perjalanan di butuhkan sekitar 2 jam dengan jalan kaki. Sedang perkebunan masyarakat desa Hutatinggi ada di
sebuah daerah antara pasatap dengan desa Hutatinggi. Daerah tersebut biasanya di sebut” banggua”. Masyarakat desa Hutatinggi memiliki tanah ulayat. Tanah
ulayat masyarakat desa Hutatinggi berada di daerah “banggua”
D. Jenis pekerjaan.
Tabel. 2 Jenis Pekerjaan.
No Jenis pekerjaa
Jumlah kepala keluarga Persenta
si 1
Petani dan peternakan 328
89.86 2
Pegawi negeri sipil 21
5.75 3
Wiraswasta 16
4.39 Total
365 100
Sumber: Kantor Kepala desa. Dari data diatas menunjukkan bahwa sanya. Desa Hutatinggi
mayorias penduduknya bekerja di sektor pertanian.. hasil hasil pertanaian seperti:
Universitas Sumatera Utara
padi, gula aren, kayu manis, coklat. Dan karetgetah.pertanian di desa Hutatinggi yang di lakukan oleh masyarakat desa adalah pertanian dengan mengunakan
sistem sekali dalam 4 bulan akan melakukan pemanennan. Masyarakat basih bertani sebagai gaya hidup. Hasil pertanian hanya untuk kebutuhan hidup saja.
Dan masyarakat kalau ingin menjualanya hanya karena butuh secara tiba tiba. Kebutuhan air dalam bertani di desa huatinggi, cukup untuk memenuhi kebutuhan
dari masyarakat tersebut. Air mengalir secara deras dari pegunungan gunung sorik marapi.
Biasanya masyarakat di samping bertanani padi masyarakat juga biasanya bertani sayur sayuran di perkebunan, seperti kacang panjang, pepaya,
kol, dan lain lain. Masyarakat tidak perlu lagi membeli sayur sayuran di pasar untuk di jadikan lauk. Kadang kadang masyarakat membuat kolam di tengah
sawah. Jika mereka ingin ikan hanya tinggal mengambil ikan si kolam. Namun yang di beli dari pasar hanyalah seperti ikan laut.
Sebagaian lagi masyarakat, khusus para laki laki mereka menyadap pohon aren. Pohon aren yang tumbuh di tengah hutan. Masyarakat
memampaatkanya untuk menambah uang saku. di Desa Hutatinggi dulunya pohon aren cukup banyak namun sekarang ini sudah mulai berkurang. Di perkirakan
penghasilan dalam satu minggu masyarakat menghasilkan sekitar 500kgminggu. Dan masyarakat menjualanya dengan harga Rp 11.000kg. hasil gula aren akan di
pasarkan ke kota medan melalu toketengkulak. Disamping itu masyarakat juga mayoritas mempuyai pohon karet.
Pohon Karet ini merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat desa. Setiap 2 hari sekali masyarakat pergi ke hutan untuk mengambil karet. Hasil perkebunan
Universitas Sumatera Utara
karet biasanya di pasarkan di pekan. Pekan pasar maga merpakan pekan yang di adakan setiap satu kali dalam satu minggu. Harga karet sekarang ini hampir
mencapai Rp11.000kg. tergantung karetnya. Dari Hutatinggi karet yang di hasilkan masyarakat tersebut hampir mencapai 2 ton minggunya.
Sebagai tambahan masyarakat mempunyai pokok kayu manis. Kayu manis ini tumbuh sendiri di tengah hutan. Masyarakat tidak menanamnya.
Namun sebagaian ada yang menanamnya untuk di panen nantinya kulit kayunya. Sekarang ini harga dari kayu manis perkilonya sekitar Rp.6500. sama seperti
coklat pohon colat hanya sebagi tambah tambahan bagi masyarakat. Pohon coklat ini di tanam oleh masyarakat. Namun hasilnya ini tidak di begitu bayak seperti
pohon karet. Coklat ini cuga di jual ke pasar. Jadi dari penjelelasn di atas memang masyarakat desa Hutatinggi sejahtera Karena sumber daya alam cukup luas.
4.1.5. Sarana dan Pra sarana desa.