Reaksi selengkapnya adalah sebagai berikut:
O O
C R
1
O
C R
2
O C R
3
O O
+ 3CH
3
OH H
+
OH HO
OH
+ C
OCH
3
O R
1
C
OCH
3
O R
2
C
OCH
3
O R
3
Trigliserida Metanol
Gliserol Metil Ester Asam
Lemak Campuran
Interesterifikasi penukaran ester atau transesterifikasi menyangkut pertukaran gugus asil antara trigliserida. Karena trigliserida mengandung tiga gugus
ester per molekul, maka peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil dapat bertukar posisinya dalam satu molekul trigliserida, atau diantara molekul
trigliserida.
Dengan proses hidrolisa lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, dan enzim tertentu.
Dalam proses hidrolisa, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau
lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut. Ketaren,S,2008.
2.6 SENYAWA POLIOL
Poliol merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksi lebih dari satu dan dalam industri material sangat luas digunakan baik sebagai bahan pereaksi
maupun bahan additive. Senyawa poliol dapat diperoleh langsung di alam seperti amilum, selulosa, sukrosa dan lignin ataupun hasil olahan industri Andreas,1990.
Universitas Sumatera Utara
Epoksidasi asam lemak tidak jenuh baik sebagai trigliserida, asam lemak bebas maupun dalam bentuk alkil ester asam lemak yang dilanjutkan hidrolisis juga
telah banyak dilakukan untuk menghasilkan senyawa poliol Swern,dkk,1959. Reaksi epoksida tersebut melalui metanolisis disamping terbentuk gugus poliol juga
terbentuk gugus eter yaitu gugus metoksi sehingga senyawa yang terbentuk lebih dikenal dengan poliol polieter Lin,2008.
Poliol dari minyak nabati telah banyak dikembangkan untuk dapat menggantikan petroleum berbasis poliol dalam pembuatan poliuretan dan poliester,
juga telah banyak digunakan sebagai bahan pemlastis dan matrik polimer untuk menghasilkan suatu material, demikian juga sebagai pelunak maupun pemantap yang
bertujuan agar diperoleh kekerasan dan kalunakan tertentu sehingga material tersebut mudah dibentuk ke berbegai jenis barang sesuai kebutuhan Andreas, 1990.
Dalam industri polimer digunakan sebagai bahan pengemulsi seperti halnya untuk material dalam pembuatan PVC Meffert,A,1984.
Dengan adanya sifat hidrofil dan lipofil menyebabkan senyawa poliol banyak digunakan sebagai surfaktan dalam makanan, kosmetik maupun keperluan farmasi
seperti obat-obatan Jung,S.,dkk,1998.
Beberapa minyak nabati diupayakan dalam pembuatan poliol dengan memanfaatkan asam lemak tidak jenuh terutama oleat C
18:1
, linoleat C
18:2
maupun linolenat C
18:3
Trans.,dkk,2005. Sebagai bahan poliol tersebut dari sumber minyak nabati dikembangkan
melalui transformasi terhadap ikatan ะป pada asam lemak tidak jenuh baik sebagai
trigliserida maupun bentuk asam lemak dan juga bentuk alkil asam lemak melalui berbagai proses kimia seperti ozonolisis dan epoksidasi.
Universitas Sumatera Utara
Adapun reaksi-reaksi poliol sebagai berikut:
Poliuretan mempunyai sifat yang sama dengan nilon, tetapi karena sukar diwarnai dan titik lelehnya lebih rendah, polimer ini pada awalnya tidak
diperdagangkan. Akan tetapi, kemudian terjadi kemajuan pesat pada kimia poliuretan yang menghasilkan busa, elastomer, pelapis permukaan, serat, dan perekat poliuretan.
Poliuretan dapat dibentuk dengan mereaksikan poliol dengan diisosianat. Poliuretan digunakan dalam pembuatan elastomer. Sifat mekanisnya baik, yakni tahan
kikisan dan tahan sobek. Akan tetapi, harganya tinggi sehingga penggunaannya terbatas. Dalam bidang pelapisan permukaan, keberhasilan cat dan pernis poliuretan
bertahan di pasaran karena ketahanannya terhadap cuaca dan kikisan. Poliester sering dipakai dengan serat kaca untuk membuat badan mobil atau
perahu dan poliester ini memiliki titik ketidakjenuhan atau ikatan rangkap sepanjang rantai. Coed,M.A, 1991.
HO R OH
+
C O
R C O
OH
n HO
n H
O R C O
O R CO nOH
+ H
2
O 1. Reaksi poliol menjadi poliester
OCN
R NCO
+ HO
R OH
OCN
R NH CO
O R
OH
CO NH R
NH CO
O R
O n
2. Reaksi poliol menjadi poliuretan
reaksi dengan monomer-monomer berikutnya Diol
Dikarboksilat Poliester
Diisosianat Diol
Poliuretan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Alat-alat