EPOKSIDA Studi Alkoksilasi Dengan Gliserol Terhadap Hasil Epoksidasi Metil Risinoleat Yang Diperoleh Dari Minyak Jarak (Ricinus communis Linn).

Minyak jarak bersifat toksik, disamping kandungan asam lemak essensialnya sangat tinggi. Hal yang demikian menyebabkan minyak jarak tidak dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan pangan. Minyak jarak mempunyai rasa asam yang dapat dibedakan dengan trigliserida lainnya karena bobot jenis, kekentalan viskositas, dan bilangan asetil serta kelarutannya dalam alkohol relatif tinggi Ketaren,S, 2008. Pada penggunaannya gugus hidroksil tidak jenuh ini sering diubah menjadi gugus fungsi reaktif lainnya. Untuk memisahkan asam risinoleat dengan asam lemak lainnya yang masih berada dalam bentuk trigliseridanya, maka terlebih dahulu minyak jarak dimetil esterkan secara esterifikasi maupun interesterifikasi. Minyak yang mengandung asam lemak hidroksil merupakan bahan yang sangat penting. Asam lemak hidroksil ini digunakan dalam pembuatan polimer, seperti nilon 66, pelapis coating, dan cat Armina,S 2007 dan Manurung,S.,2008.

2.4 EPOKSIDA

Epoksida oksirana ialah eter siklik dengan cincin beranggota tiga yang mengandung satu atom oksigen Hart,H, 1990. Senyawa epoksida pada sintesa organik merupakan zat antara yang potensial dimanfaatkan untuk beragam bentuk senyawa dengan berbagai keperluan sehingga penelitian tentang epoksidasi baik kondisi reaksi, keberlanjutan hasil reaksi maupun manfaat hasil reaksi terus dikembangkan Wisewan,1978. Dalam proses industri, hasil epoksidasi terhadap asam lemak beserta turunannya telah umum digunakan sebagai plstisizer dan stabilizer dalam pembuatan polimer Lutz,dkk,1980. Jenis-jenis bahan pereaksi yang digunakan untuk epoksidasi tanpa pemutusan ikatan π yang umum digunakan untuk menghasilkan epoksida adalah senyawa peroksi peracid. Dalam epoksidasi ini pereaki dipersiapkan melalui reaksi asam karboksilat dengan peroksida H 2 2 dengan bantuan katalis asam Hasibuan,M.H.E.,2000. Epoksida dari minyak nabati merupakan hal yang penting dan sangat berguna terutama dalam hal sebagai stabilisator dan plastisasi bahan polimer. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara O H 3 O + R ` R x R x R ``O C H C H O H R ` R N H C H CH O H H O C H C H O H R ` R x R CO 2 CH CH O H R ` R x R N H 2 R x R x H R ``O H H R ` pada kereaktifan yang tinggi dari cincin oksiran, epoksida juga dapat dipakai untuk berbagai jenis bahan kimia yaitu alkohol, glikol, alkanolamin, senyawa karbonil, senyawa olefin, dan polimer seperti poliuretan yang reaksinya dapat ditunjukkan dibawah ini Harry O`kuru,R.E,dkk,2005. Ada empat teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan epoksida dari molekul olefin: 1. Epoksida dengan asam perkarboksilat yang sering digunakan dalam industri dan dapat dipercepat dengan bantuan katalis atau enzim 2. Epoksida dengan peroksida organik dan anorganik, termasuk epoksidasi alkali dengan hydrogen peroksida nitril dan epoksida yang dikatalisis logam transisi. 3. Epoksida dengan halohidrin, menggunakan asam hipohalogen HOX dengan garamnya sebagai reagen, dan epoksida olefin dengan defisiensi elektron ikatan rangkap. 4. Epoksida dengan menggunakan molekul oksigen, untuk minyak nabati jarang digunakan karena dapat menyebabkan degadrasi dari minyak menjadi senyawa yang lebih kecil seperti aldehid dan keton atau asam dikarboksilat berantai pendek sehingga oksidasi dengan O 2 merupakan metode yang tidak efisien untuk epoksida minyak nabati Goud,V.V,dkk,2006. Universitas Sumatera Utara Secara umum, reaksi epoksidasi dan dilanjutkan dengan hidrolisis dtuliskan sebagai berikut.

2.5 ESTER ASAM LEMAK