BANGUNAN DAN FASILITAS PABRIK

I. BANGUNAN DAN FASILITAS PABRIK

Disain bagunan dan fasilitas pabrik perlu mendapat perhatian khusus, karena disain dan konstruksi yang higienis, lokasi yang tepat, dan penyediaan fasilitas cukup diperlukan untuk dapat mengendalikan bahaya yang mungkin timbul secara efektif. Disain bangunan pabrik terdiri dari ruang pokok dan ruang pelengkap. Ruang pokok adalah ruangan di dalam pabrik yang digunakan sebagai tempat proses produksi makanan, termasuk ruang pengolahan, Disain bagunan dan fasilitas pabrik perlu mendapat perhatian khusus, karena disain dan konstruksi yang higienis, lokasi yang tepat, dan penyediaan fasilitas cukup diperlukan untuk dapat mengendalikan bahaya yang mungkin timbul secara efektif. Disain bangunan pabrik terdiri dari ruang pokok dan ruang pelengkap. Ruang pokok adalah ruangan di dalam pabrik yang digunakan sebagai tempat proses produksi makanan, termasuk ruang pengolahan,

Seorang Pengawas dapat mengevaluasi apakah disain bangunan dan fasilitas pabrik telah menjamin bahwa potensi bahaya yang mungkin timbul selama proses produksi dapat dikendalikan secara efektif. Hal-hal yang dapat dievaluasi adalah sebagai berikut :

Lokasi dan Lingkungan Pabrik (a) Lokasi Pabrik

Pada waktu menetapkan letak perusahaan dan membangun pabrik, produsen seharusnya dapat menjamin bahwa lokasi pabrik berada di lokasi yang bebas dari pencemaran dan jauh dari daerah yang dapat membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, maka pengawas pangan dapat mengevaluasi apakah pabrik :

1. Jauh dari daerah industri yang terpolusi atau perusahaan lain yang mungkin dapat menimbulkan pencemaran terhadap makanan yang membahayakan kesehatan.

2. Tidak berada di daerah yang mudah tergenang air (daerah banjir) karena sistem saluran pembuangan airnya tidak baik, karena genangan air dapat merupakan tempat berkembang biaknya serangga, parasit dan mikroorganisme yang dapat mencemari makanan.

3. Bebas dari daerah yang merupakan sarang hama seperti hewan pengerat dan serangga.

4. Jauh dari daerah tempat pembuangan sampah atau limbah, baik limbah padat, cair maupun gas, karena timbunan sampah dan limbah merupakan sarang hama dan penyakit.

5. Jauh dari tempat pemukiman penduduk yang padat dan kumuh.

6. Jauh dari daerah penumpukan barang bekas, daerah kotor, dan daerah lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap makanan.

7. Tidak bersatu dengan rumah atau tempat tinggal atau fasilitas lain yang bersamaan letak dan atau penggunannya dengan bangunan.

(b) Sarana Jalan

Sarana jalan di perusahaan, jalan menuju perusahaan dan sekitarnya seharusnya dikeraskan dan dibuat saluran pembuangan yang baik dan mudah dibersihkan. Yang dimaksud jalan dikeraskan adalah jalan yang diaspal dan disemen, tetapi jika hal ini tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan batu yang kuat, yaitu batu-batu besar di sebelah bawah dan kerikil di bagian atasnya, kemudian diratakan dengan mesin giling jalan. Hal ini ditujukan untuk menghindari terjadinya genangan air atau debu yang berterbangan jika jalan dilewati oleh kendaraan.

(c) Lingkungan

Sampah dan bahan pangan pabrik seharusnya ditangani sedemikian rupa sehingga menjamin kebersihan lingkungan, tidak menimbulkan bau, dan tidak mengakibatkan pencemaran terhadap makanan yang diproduksi.

Bangunan dan Ruangan (a) Desain Bangunan dan Ruangan

Bangunan dan ruangan seharusnya dibuat berdasrkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan hygiene sesuai dengan jenis makanan yang diproduksi serta urutan proses produksi makanan, sehingga mudah dibersihkan, mudah dilakukan kegiatan sanitasi, mudah dipelihara dan tidak terjadi kontaminasi silang di antara produk. Oleh karena itu, pengawas pangan harus mengevaluasi apakah :

1. Ruangan cukup luas untuk menempatkan peralatan dan menyimpan bahan-bahan. Luas ruangan sesuai dengan jenis dan kapasitas produksi, serta jumlah karyawan yang bekerja.

2. Tata letak ruangan pabrik diatur sesuai dengan urutan proses produksi sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja yang simpang siur dan tidak mengakibatkan kontaminasi silang diantara produk, misalnya tidak terjadi pencemaran produk olahan oleh bahan mentah.

(b) Kontruksi lantai

Kontruksi lantai didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi praktek hygiene makanan yang baik, yaitu tahan lama, memudahkan pembuangan air, tidak tergenang, dan mudah dibersihkan serta didisinfeksi. Pengawas pangan harus mengevaluasi apakah persyaratan untuk lantai ruangan pengolahan berikut telah dipenuhi :

1. Rapat atau kedap air yang berarti air tidak dapat menyerap ke bawah.

2. Tahan terhadap air, garam, basa, asam dan atau bahan kimia lainnya, yang berarti jika tertumpah oleh larutan garam, larutan basa/basa atau bahan-bahan kimia lainnya lantai tidak larut, tidak menimbulkan reaksi dan tidak menjkadi rusak.

3. Permukaan lantai rata serta halus, tetapi tidak licin dan mudah dibersihkan. Lantai sebaiknya tidak terbuat dari bahan keramik yang permukaannya mengkilat karena akan menjadi licin jika terkena air, tetapi terbuat dari bahan ubin yang tidak mengkilat atau lantai semen yang dihaluskan

4. Untuk ruangan pengolahan yang digunakan untuk pencucian dan pembilasan, lantai mempunyai kemiringan yang cukup kearah pembuangan air sehingga tidak terjadi genangan air. Lubang pembuangan air dilengkapai dengan penahan bau.

5. Pertemuan antara lantai dengan dinding tidak membentuk sudut mati atau sudut siku- siku yang dapat menahan air atau kotoran, tetapi membentuk sudut yang melengkung atau menyambung dan tidak menyerap air sehingga mudah dibersihkan.

6. Lantai gang atau tangga yang menuju ruang pengolahan harus bersih, bebas sampah, tidak licin, tidak berminyak, bebasoil dan tidak ada air menggenang.