SARANA HIGIENE KARYAWAN

SARANA HIGIENE KARYAWAN

Sarana hygiene karyawan seharusnya tersedia sesuai dengan kebutuhannya, yaitu untuk menjamin kebersihan karyawan dan untuk mencegah kontaminasi terhadap makanan yang Sarana hygiene karyawan seharusnya tersedia sesuai dengan kebutuhannya, yaitu untuk menjamin kebersihan karyawan dan untuk mencegah kontaminasi terhadap makanan yang

II. PERALATAN PENGOLAHAN Peralatan pengolahan dan wadah yang mengalami kontak langsung dengan makanan seharusnya didesain, dikontruksi dan diletakkan sedemikian rupa untuk menjamin mutu dan keamanan produk yang dihasilkan. Persyararatan peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut :

1. Sesuai dengan jenis produksi.

2. Permukaan yang berhubungan langsung dengan makanan halus, tidak berlubang atau bercelah, tidak mengelupas, tidak menyerap air, dan tidak berkarat.

3. Tidak mencemari hasil produksi dengan mikroorganisme, bahan-bahan logam yang terlepas dari peralatan, minyak pelumas, bahan, bahan bakar dan lain-lain.

4. Mudah dibersihkan, didisinfeksi dan dipelihara untuk mencegah pencemaran terhadap makanan.

5. Peralatan terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak beracun, mudah dipindahkan atau dilepas sehingga memudahkan pemeliharaan, pembersihan, disinfeksi, pemantauan serta memudahkan pemeriksaan terhadap hama..

III. PENGENDALIAN BAHAN BAKU, BAHAN TAMBAHAN, BAHAN PENOLONG Proses produksi makanan tidak akan menghasilkan produk bermutu baik jika bahan yang digunakan dalam proses pengolahan bermutu rendah atau telah mengalami kerusakan, busuk atau tercemar bahan berbahaya, meskipun proses pengolahan yang ditetapkan cukup baik. Yang dimaksud dengan bahan terdiri dari bahan baku atau bahan mentah, bahan tambahan dan bahan penolong, termasuk air.

 Bahan baku atau bahan mentah adalah : - bahan –bahan utama yang digunakan dalam proses produksi, termasuk air;

- merupakan bagian terbesar dari adonan.  Bahan tambahan adalah :

Bahan yang ditambahakan dalam jumlah kecil selama proses, untuk membantu proses pengolahan atau membentuk karakteristik tertentu pada makanan

 Bahan penolong adalah : Bahan yang digunakan untuk membantu proses pengolahan,misalnya minyak goreng untuk menggoreng, gula untuk laruran guila dalam pengalengan buah- buahan.

Pengawasan yang dilakukan :

(a) Persyaratan bahan mentah, tambahan dan penolong.

Pengawasan yang dilakukan adalah untuk mengevaluasi apakah persyaratan bahan yang digunakan dalam proses produksi makanan telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Bahan mentah yang digunakan seharusnya tidak rusak, busuk atau mengandung bahan –bahan berbahaya yang jumlahnya tidak dapat dikurangi sampai batas`yang tidak membahayakan konsumen.

2. Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi makanan tidak boleh merugikan atau membahayakan kesehatan dan harus memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan. Bahan 2. Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan untuk memproduksi makanan tidak boleh merugikan atau membahayakan kesehatan dan harus memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan. Bahan

3. Bahan tambahan yang digunakan hanya yang diijinkan penggunaannya sesuai dengan Peraturan Menteri RI No. 033 TAHUN 2012 tentang Bahan Tambahan PANGAN dan SK Kepala Badan POM RI No. 4 -25 TAHUN 2013 tentang Batas maksimum penggunaan Bahan Tambahan Pangan. Bahan Tambahan yang standar mutu dan persyaratannya belum ditetapkan oleh Menteri hanya boleh digunakan ijin khusus Menteri.

4. Sebelum digunakan, terhadap bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong minimal harus dilakukan pemeriksaan fisik (misalnya adanya kerikil, pecahan gelas, dan lain-lain), dan jika mungkin dilakukan pengujian secara kimia, mikrobiologi dan/atau biologi.

5. Stok bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong harus diatur sedemikian rupa sehingga mengikuti system berputar, yaitu yang masuk ke dalam gudang terlebih dahulu juga harus diolah terlebih dahulu.

(b).Persyaratan air :

1. Air yang digunakan dalam proses pengolahan dan mengalami kontak langsung dengan

makanan seharusnya memenuhi persyaratan air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan

Air yang merupakan

RI Nomor : 416/Menkes/per/IX/1990 tentang

bagian dari makanan

Syarat-syarat dan pengawasan kualitas Air.

(ingredient) seharusnya

2. Air yang merupakan bagian dari makanan (ingredient) seharusnya memenuhi persyaratan

memenuhi persyaratan

air minum atau air bersih sesuai dengan

air minum atau air bersih

peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :

sesuai dengan peraturan

416/Menkes/per/IX/1990 tentang Syarat-syarat

Menteri Kesehatan RI

dan pengawasan kualitas Air.

Nomor : 416/Menkes/per/IX/1990

tentang Syarat-syarat

IV. PENGENDALIAN PROSES PENGOLAHAN

dan pengawasan kualitas

Untuk mengurangi risiko terhadap produksi makanan

Air

yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan, perlu dilakukan tindakan pencegahan untuk menjamin mutu dan keamanan pangan

melalui pengawasan

kemungkinan bahaya yang timbul pada setiap tahap proses. Pengawasan proses produksi pangan bertujuan untuk menghasilkan pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi manusia, yaitu dengan cara :

1. Menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan mengenai bahan yang digunakan, komposisi, pengolahan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaan oleh konsumen;

2. Mendisain, menerapkan, memantau dan memeriksa kembali secara efektif system pengawasan proses produksi pangan.

V. HIGIENE DAN KESEHATAN KARYAWAN Higiene dan kesehatan karyawan yang baik dapat memberikan jaminan jiwa pekerja yang mengalami kontak baik langsung maupun tidak langsung dengan pangan tidak akan mencemari produk yang diolah. Higiene karywan yang baik meliputi :

1. Mempertahankan atau meningkatkan kebersihan karyawan;

2. Menjaga kesehatan karyawan;

3. Melakukan pekerjaan mengolah pangan dengan cara yang baik;

Tujuan hygiene karyawan yang baik adalah :

1. Mencegah pencemaran pangan oleh bahan berbahaya yang mungkin dibawa oleh pekerja pengolah pangan;

2. Mencegah penyebaran penyakit dari karyawan ke konsumen melalui pangan yang diproduksi;

3. Menjaga kesehatan karyawan.

Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas pangan terhadap hygiene dan kesehatan karyawan diarahkan pada apakah praktek berikut telah dilaksanakan oleh perusahaan :

a. Kesehatan karyawan;

b. Kebersihan Karyawan;

c. Kebiasaan Karyawan.

VI. PEMELIHARAAN DAN PROGRAM SANITASI Pemeliharaan dan program sanitasi terhadap bangunan, fasilitas dan peralatan pabrik yang dilakukan secara berkala menjamin terhindarnya kontaminasi silang terhadap pangan yang diproduksi. Yang dimaksud dengan pemeliharaan dan program sanitasi ini mencakup pemeliharaan dan program sanitasi ini mencakup pemeliharaan dan sanitasi bangunan, fasilitas dan peralatan, pengendalian hama dan penanganan limbah.

Pemeliharaan dan program sanitasi yang dilakukan di pabrik bertujuan untuk :

1. Menjamin bahwa bangunan, fasilitas dan peralatan pabrik terawatt dengan baik dan selalu dalam keadaan bersih;

2. Menjamin pabrik dan produk bebas dari hama;

3. Menjamin penanganan limbah dengan baik;

4. Memantau keefektifan prosedur pemeliharaan dan sanitasi.

Pengawasan yang dilakukan :

a. Pemeliharaan dan Pembersihan;

b. Prosedur pembersihan dan sanitasi;

c. Program pembersihan;

d. Program pengendalian hama;

e. Mencegah masuknya hama;

f. Mencegah timbulnya sarang hama

g. Pembasmian hama

h. Penanganan limbah

VII. PENYIMPANAN

Bahan yang digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku, bahan tambahan maupun bahan penolong, harus disimpan dengan cara penyimpanan yang baik karena kesalahan dalam penyimpanan dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan pangan.

Penyimpanan bahan dalam pabrik dengan cara yang tepat bertujuan untuk :

1. Memudahkan produsen dalam mengambil dan menggunakan bahan;

2. Mempertahankan mutu dan keamanan pangan;

3. Mencegah tercemarnya pangan oleh bahan lain yang berbahaya;

4. Mencegah tertukarnya bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang digunakan.

Pengawasan yang dilakukan :

a. Penyimpanan Bahan/Produk Akhir;

b. Penyimpanan bahan berbahaya;

c. Penyimpanan wadah;

d. Penyimpanan wadah;

e. Penyimpanan Label;

f. Penyimpanan peralatan produksi

VIII.TRANSPORTASI

Selama transportasi untuk keperluan distribusi, pangan masih mungkin mengalami pencemaran sehingga sampai di tempat tujuan dalam keadaan yang tidak layak untuk dikonsumsi, meskipun proses produksi sebelumnya telah dilakukan dengan cara yang baik dan memenuhi syarat. Transportasi produk pangan memerlukan pengawasan yang baik karena kesalahan dalam transportasi dapat mengakibatkan kerusakan pangan serta penurunan mutu dan kemanan pangan.

Transportasi produk pangan seharusnya dilakukan sedemikian rupa untuk menjaga agar supaya :

1. Pangan terhindar dari sumber pencemaran;

2. Pangan terlindung dari kerusakan yang dapat mengakibatkan pangan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi;

3. Mencegah pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan perusak serta produksi racun oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pangan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi.

Pengawasan yang dilakukan pengawas pangan adalah apakah persyaratan transportasi telah terpenuhi. Pada prinsipnya, persyaratan yang harus dipenuhi adalah pangan selalu dalam keadaan terlindung selama transportasi. Jenis wadah dan alat transportasi yang digunakan tergantung dari jenis pangan dan kondisi yang dikehendaki selama transportasi.