PENGAWASAN LABEL DAN IKLAN PANGAN

C. PENGAWASAN LABEL DAN IKLAN PANGAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam,ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan..

Sedangkan, Iklan pangan adalah setiap keterangan atau penyertaan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan atau bentuk lain yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan pangan.

Setiap orang yang memproduksi atau menghasilkan pangan yang dikemas ke dalam wilayahIndonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan Label pada, di dalam, dan atau dikemasan pangan.Pencantuman Label dilakukan sedemikian rupasehingga tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak, serta terletakpada bagian kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.

Label berisikan keterangan mengenai pangan yang bersangkutan sekurang- kurangnya mencantumkan:

a. nama produk;

b. daftar bahan yang digunakan;

c. berat bersih atau isi bersih;

d. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayahIndonesia;

e. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa.

Keterangan dan atau pernyataan tentang pangan dalam label harus benar dan tidakmenyesatkan, baik mengenai tulisan, gambar, atau bentuk apapun lainnya. Tulisan pada label harus teratur, tidak berdesak- desakan, jelas dan dapat mudah dibaca.Label dilarang menggunakan latar belakang, baik berupa gambar, warna maupun hiasan lainnya,yang dapat mengaburkan tulisan pada bagian utama label.

Bagian utama Label harus ditempatkan pada isi kemasan pangan yang paling mudah dilihat, diamati dan atau dibaca oleh masyarakat pada umumnya.

Keterangan pada Label, ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia angka Arab dan huruf lain. Penggunaan bahasa, angka, dan huruf selain bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf Latin diperbolehkan sepanjang tidak ada padanannya atau tidak dapat diciptakan padanannya, atau dalam rangka perdagangan pangan ke luar negeri.

Setiap orang dilarang memberikan keterangan atau pernyataan tentang pangan yangdiperdagangkan melalui, dalam, dan atau dengan label apabila keterangan atau pernyataantersebut tidak benar dan atau menyesatkan.

Pencantuman pernyataan tentang manfaat pangan bagi kesehatan dalam Label hanyadapat

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pada label dilarang dicantumkan pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwapangan yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat, mencantumkan tentang nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang produk pangan tersebut.

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayahIndonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umatIslam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkanketerangan atau tulisan halal pada Label.

Untuk mendukung kebenaran pernyataan halal, setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut pada lembaga pemeriksa yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dilaksanakan berdasarkan pedoman dan tata cara yang ditetapkan oleh Menteri Agama dengan mempertimbangkan dan saranlembaga keagamaan yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.

Setiap orang dilarang Menghapus, mencabut, menutup, mengganti label, melabeli kembali pangan yangdiedarkan; Menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa pangan yang diedarkan.

Pada Label pangan olahan harus mencantumkan Nomor Pendaftaran Pangan dan Keterangan tentang Kode Produksi Pangan yang wajib dicantumkan pada Label wadah atau kemasan pangan yang sekurang-kurangnya dapat memberikan penjelasan mengenai riwayat produksi pangan yang bersangkutan

Pencantuman keterangan tentang kandungan gizi pangan pada Label wajib dilakukan bagipangan yang:

a. disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan; atau a. disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan; atau

Keterangan tentang kandung gizi pangan dicantumkan dengan urutan:

a. jumlah keseluruhan energi, dengan perincian berdasarkan jumlah energi yang berasaldari lemak, protein, dan karbohidrat;

jumlah keseluruhan karbohidrat,serat, gula, protein, vitamin dan mineral. Pelabelan kandungan gizi wajib memuat hal-hal berikut:

b. jumlah keseluruhan

a. ukuran takaran saji;

b. jumlah sajian per kemasan;

c. kandungan energi per takaran saji;

d. kandungan protein per sajian (dalam gram);

e. kandungan karbohidrat per sajian (dalam gram);

f. kandungan lemak per sajian (dalam gram);

g. persentase dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan.

Pada Label untuk pangan yang mengalami perlakuan iradiasi wajib dicantumkan tulisan"PANGAN IRADIASI", tujuan iradiasi, dan apabila tidak boleh diiradiasi ulang, wajibdicantumkan tulisan TIDAK BOLEH DIIRADIASI ULANG.

Dalam hal pangan yang mengalami perlakuan iradiasi sebagaimana dimaksud dalam ayatmerupakan bahan yang digunakan dalam suatu produk pangan, pada Label cukupdicantumkan keterangan tentang perlakuan iradiasi pada bahan yang diiradiasi tersebutsaja.

Setelah pencantuman tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada Label dapatdicantumkan logo khusus pangan iradiasi. Selain keterangan tersebut, pada Label harus tercantum:

a. nama dan alamat penyelenggara iradiasi, apabila iradiasi tidak dilakukan sendiri olehpihak yang memproduksi pangan;

b. tanggal iradiasi dalam bulan dan tahun;

c. nama negara tempat iradiasi dilakukan.

Pada Label untuk pangan hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN REKAYASA GENETIKA.Dalam hal pangan rekayasa genetika merupakanbahan yang digunakan dalam suatu produk pangan, pada Label cukup dicantumkanketerangan tentang pangan rekayasa genetika pada bahan yang merupakan pangan hasilrekayasa genetik tersebut saja.Selain pencantuman tulisan, pada Label dapatdicantumkan logo khusus pangan hasil rekayasa genetika.

Pangan yang dibuat dari bahan baku alamiah dapat diberi Label yang memuat keteranganbahwa pangan itu berasal dari bahan alamiah tersebut, apabila pangan itu mengandungbahan alamiah yang bersangkutan tidak kurang dari kadar minimal yang ditetapkan dalam Standarisasi Nasional.

Pangan yang dibuat dari bahan baku alamiah yang telah menjalani proses lanjutan, padalabelnya wajib diberi keterangan yang menunjukkan bahwa pangan yang bersangkutan telah mengalami proses lanjutan.

Pada Label untuk pangan yang dibuat tanpa menggunakan atau hanya sebagian menggunakanbahan baku alamiah dilarang mencantumkan pernyataan atau keterangan bahwa pangan yangbersangkutan seluruhnya dibuat dari bahan alamiah.

Keterangan pada Label tentang pangan olahan yang diperuntukkan bagi bayi, anak berumur dibawah 5 tahun, ibu yang sedang hamil atau menyusui, orang yang menjalani diet khusus, oranglanjut usia, dan orang yang berpenyakit tertentu, wajib memuat keterangan tentang peruntukkan,cara peruntukkan, cara penggunaan, dan atau keterangan lain yang perlu diketahui, termasukmengenai dampak pangan tersebut terhadap kesehatan manusia.

Pada Label untuk pangan olahan yang memerlukan penyiapan dan atau penggunaannyadengan cara tertentu, wajib dicantumkan keterangan tentang cara Pada Label untuk pangan olahan yang memerlukan penyiapan dan atau penggunaannyadengan cara tertentu, wajib dicantumkan keterangan tentang cara

Dalam hal mutu suatu pangan tergantung pada cara penyimpanan atau memerlukan carapenyimpanan khusus, maka petunjuk tentang cara penyimpanan harus dicantumkan pada Label.

Pada Label untuk pangan yang terbuat dari bahan setengah jadi atau bahan jadi, dilarang dimuatketerangan pernyataan bahwa pangan tersebut dibuat dari bahan yang segar.

Pada Label untuk BahanTambahan Pangan wajib dicantumkan:

a. tulisan Bahan Tambahan Pangan;

b. nama golongan Bahan Tambahan Pangan;

c. nama Bahan Tambahan Pangan, dan atau nomor kode internasional yang dimilikinya. sesuai dengan kewenangan berdasarkan masukan dariMenteri Kesehatan. Berdasarkan

IndonesiaNomor: 237/MENKES/SK/IV/1997 tentang PASI, menyatakan bahwa label pada susu formula bayi harus mencantumkan :

a. Nama produk antara lain: susu bayi, susu formula bayi, atau infant formula.

b. Pernyataan yang memuat keunggulan air susu ibu. Penggunakan susu formula bayi hanya atas nasihat tenaga kesehatan

c. Petunjuk cara penyiapan dan penggunaannya

d. Pernyataan bahwa bila susu formula bayi digunakan tidak sesuai denganpetunjuk akan membahayakan kesehatan bayi

e. Tanggal kadaluarsa

f. Petunjuk cara penyimpanan dan cara penyimpanan setelah wadah dibuka

g. Kandungan zat gizi

h. Penjelasan tanda-tanda yang menunjukan bilamana susu formula bayi sudahtidak baik lagi. Tidak boleh diberikan kepada bayi

i. Nama dan alamat jelas inportir yang dicetak langsung j.

Sumber protein yang digunakan dengan urutan menurun sesuai dengan beratnya yang letaknya berdekatan dengan nama produk

k. Persyaratan khusus bagi produk untuk bayi memerlukan persyaratan gizi khusus l.

Informasi bahwa bayi telah berumur 6 bulan harus diberi makan pendampingASI. m. Tulisan “dengan zat besi” untuk produk yang mengandung zat besi tidak kurangdari 1 mg besi (fe) per 100 kalori n. Informasi lain yang dapat dicantumkan pada masing-masing jenis yangditetapkan pada standar.

Label pada susu formula lanjutan harus mencantumkan :

a. Nama “susu formula lanjutan”, follow up formula” atau “follow on formula”.

b. Sumber protein yang digunakan dengan urutan menurun sesuai denganberatnya yang letaknya berdekatan dengan nama produk.

c. Tulisan yang berbunyi “dengan bahan dasar susu” hanya digunakan jikasekurang- kurangnya 90% dari jumlah protein berasal dari susu.

d. Tulisan yang berbunyi “tidak cocok untuk bayi berumur kurang dari 6 bulan”.

e. Pernyataan agar bayi dan anak yang diberi susu formula lanjutan diberi jugamakanan pendamping air susu ibu

f. Petunjuk cara penyiapan dan penggunaannya.

g. Tanggal kadaluarsa

h. Petunjuk cara penyimpanan dan cara penyiapan setelah wadah dibuka. i.

Kandungan zat gizi Kandungan zat gizi

k. Nama dan alamat jelas importir yang dicetak langsung. l.

Informasi lain yang dapat dicantumkan pada masing-masing jenis yangditetapkan pada standar

m. Label pada makanan penadmping air susu ibu harus mencantumkan : n. Nama produk o. Kandungan zat gizi p. Petunjuk cara penyiapan, pengunaannya, dan penanganan q. Tanggal kadaluarsa r. Pentunjuk cara penyimpanan dan cara penyimpanan setelah wadah dibuka s. Penjelasan tanda-tanda yang menunjukan bilamana produk tersebut sudahtidak baik

lagi. Tidak boleh diberikan kepada bayi. t.

Nama dan alamat jelas importir yang dicetak langsung u. Petunjuk bahwa pengenceran harus dilakukan dengan susu atau susuformula bayi bila produk mengandung protein kurang dari 15% dan mutukasein kurang dari 70% v. Petunjuk bahwa pengenceran dapat dilakukan dengan air atau susu ataususu formula bayi bila produk mengandung lebih dari 15%. w. Petunjuk bahwa produk digunakan untuk bayi berumur diatas 4 bulan

Iklan susu formula lanjutan harus mencantumkan pernyataan keunggulan air susu ibu dan tulisan yang berbunyi ”tidak cocok untuk bayi berumur kurangdari 6 bulan”, sedangkan Iklan makanan pendamping air susu ibu harus mencantumkan pernyataanbahwa produk hanya diberikan kepada bayi berumur diatas 4 bulan.

Pada label susu formula bayi dan susu formula lanjutan dilarang mencantumkan sebagai berikut :

a. Gambar bayi

b. Gambar atau tulisan yang menyatakan bahwa produk ini dapatdigunakan sebagai pengganti air susu ibu

c. Tulisan ”semutu air susu ibu” atau tulisan yang semakna

d. Gambar botol dan dot

e. Kalimat atau gambar atau pernyataan atau hal lain yang memberidorongan agar ibu tidak menyusui

Informasi dan edukasi tentang susu formula bayi dan susu formula lanjutan yang diberikan

dan objektif. Perlengkapan yang digunakan untuk memberikan informasi dapat dicantumkan nama dan logo perusahaan tetapi tidak boleh nama dagang. Materi informasi dan edukasi harus mengutamakan manfaat air susu ibu dan cara menyusui yang baik dan benar/menejemen laktasi serta kerugian bagiibu dan bayi apabila tidak menyusui.