Ibu hamil dengan risiko tinggi 20 dan 30 tahun sering tidak memeriksakan kehamilannya, padahal ibu dengan usia yang terlalu muda dan tua
sangat beresiko mengalami komplikasi serta lebih memerlukan pemeriksaan dan pemantauan secara intensif terhadap perkembangan kehamilannya. Dari hasil
observasi dan wawancara diketahui beberapa ibu yang hamil di usia muda 20 tahun disebabkan kehamilan di luar nikah. Faktor psikologis ibu terganggu,
menimbulkan rasa malu dan mempengaruhi ibu untuk tidak memeriksakan kehamilannya dengan baik. Di lain pihak, pemeriksaan kehamilan oleh ibu hamil
dengan usia di atas 30 tahun tidak dilakukan secara rutin karena tidak pernah mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya.
5.2.3. Paritas dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga
termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai anggapan bahwa ia
sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya Wiknjosastro, 2005.
Dari hasil penelitian diperoleh ibu yang belum memiliki anak 76,3, kemudian diikuti ibu yang mempunyai anak 1 satu sebanyak 18,3 dan 2 anak
sebanyak 5,4 . Dari hasil uji chi square didapati hasil p0,05 p=0,520, ini artinya paritas tidak memiliki hubungan secara signifikan terhadap terhadap kunjungan dan
Universitas Sumatera Utara
pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Hal ini dapat dilihat dari masih ditemukannya ibu hamil dengan kehamilan pertama kali atau dengan paritas 1 satu
yang tidak memeriksakan kehamilannya. Mereka cenderung pergi memeriksakan kehamilannya karena faktor pengetahuan yang baik dan ada keluhan selama masa
kehamilan. Jadi, paritas bukanlah penentu bagi seorang ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur.
5.2.4. Pendidikan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Pendidikan penting karena seseorang mampu menerima informasi dengan baik bila pendidikannya juga baik. Dari hasil uji statistik dapat dilihat bahwa
pendidikan memiliki hubungan terhadap kunjungan pemanfaatan pelayanan ANC, dengan nilai p0.05 p=0,016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi ibu
dengan pendidikan terbanyak ada pada pendidikan tinggi 55,9, dan ibu dengan
pendidikan rendah sebanyak 44,1
Pendidikan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kunjungan pemanfaatan pelayanan ANC, dengan nilai p0.05 p=0,012. Berdasarkan hasil
penelitian didapati ibu – ibu hamil di Kecamatan Besitang dengan pendidikan cukup
baik SMA lebih banyak melakukan kunjungan pemanfaatan pelayanan antenatal secara teratur dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan rendah SD dan SMP.
Sedangkan jumlah ibu yang memiliki pendidikan terakhir perguruan tinggi sangat sedikit sekali jumlahnya.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan dapat mendukung pengetahuan bagi ibu. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan seorang ibu di dalam menerima informasi
pendidikan kesehatan. Semakin baik pendidikan seorang ibu, maka semakin baik pula pola pikirnya untuk mnerima stimulus dan melakukan tindakan
– tindakan yang dapat menunjang kesehatan bayinya.
Pendidikan kesehatan tidak dapat terlihat segera dan tidak dapat diukur dengan mudah, karena pendidikan merupaka
n ”behavioral investment” jangka panjang. Dalam waktu pendek pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan.
Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan
masyarakat sebagai
keluaran outcome
pendidikan kesehatan
Notoatmodjo, 1997. Berberapa ibu didapati memiliki pendidikan yang rendah SD dan SMP.
Faktor sosial dan ekonomi mendorong seorang ibu tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan menikah di usia muda. Usia yang masih muda
dengan pendidikan yang rendah sangat memengaruhi ibu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Hubungan Komponen Pemungkin dengan Kunjungan Pemanfaatan