Penerimaan Bahan Baku

5.1. Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku dan bahan tambahan (premix) yang ada di pabrik bukan merupakan bahan dalam jumlah tetap dalam bulannya, akan tetapi merupakan bahan yang perlu disediakan dengan jumlah berbeda-beda untuk setiap bulannya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa penerimaan bahan yang dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo menggunakan sistem order dimana bahan akan didatangkan jika perusahaan memperoleh permintaan untuk melakukan produksi dari perusahaan pusat maupun memperoleh pesanan langsung dari konsumen. Hal ini menyebabkan jumlah bahan yang didatangkan tidaklah sama untuk setiap periode waktunya (bulan maupun tahun).

Tahapan penerimaan bahan baku menjadi titik kritis dalam pengolahan pakan unggas, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan produksi pakan unggas. Menurut Kartasudjana (2005), bahan baku pakan merupakan unsur penting (esensial) untuk diperhatikan dalam penyusunan Tahapan penerimaan bahan baku menjadi titik kritis dalam pengolahan pakan unggas, karena bahan baku merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan produksi pakan unggas. Menurut Kartasudjana (2005), bahan baku pakan merupakan unsur penting (esensial) untuk diperhatikan dalam penyusunan

1. Quality Control (QC) bagian penerimaan bahan akan mengambil sampel;

2. Sampel tersebut dilakukan pemeriksaan fisik (warna, kutu, jamur, kadar air, kontaminasi, tekstur, suhu dan bau);

3. Dilakukan Quick Test/ NIR (kadar air, screen test, hull , HCL, Sand , FFA, POV);

4. Jika diperlukan dilakukan analisa wet lab untuk bahan baku impor maupun lokal (kadar air, fat , Fiber , Ash , CA, NA, P, FFA, POV). Ketika bahan baku datang Quality Control (QC) bagian penerimaan bahan akan mengambil sampel bahan secara langsung bahan dalam bentuk curah dan dari beberapa karung yang masih ada di bak truk dengan cara melubangi karung untuk diuji kelayakan mutu dari bahan tersebut apakah sudah masuk kriteria layak diproduksi atau belum. Apabila bahan yang sudah diuji masuk kriteria yang layak diproduksi, maka bahan akan diterima dan akan langsung disimpan di gudang. Sebaliknya, jika bahan yang sudah diuji tidak masuk kriteria bahan untuk diproduksi, maka bahan akan ditolak.

Alat yang digunakan untuk menguji kriteria dari bahan baku maupun bahan premix di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yaitu NIR-FOSS Sistem yang dihubungkan dengan komputer sehingga nantinya dapat melihat kriteria mutu suatu bahan. Cara penggunaan alat ini yaitu bahan dimasukkan kedalam suatu kotak kecil yang disalah satu bagian sisinya berdinding kaca. Selanjutnya, kotak berisi sampel dimasukkan kedalam NIR- FOSS sistem dimana bagian yang berdinding kaca menghadap ke arah tertentu sesuai dengan prosedur penggunaan alat. Alat tersebut akan menembakkan sinar halogen ke bagian kaca tempat sampel sehingga akan mengenai sampel. Sinar akan dipantulkan oleh sampel sehingga akan diserap oleh bagian optik dari alat dan sinar yang diserap tersebut selanjutnya akan ditransmisikan dalam bentuk Alat yang digunakan untuk menguji kriteria dari bahan baku maupun bahan premix di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yaitu NIR-FOSS Sistem yang dihubungkan dengan komputer sehingga nantinya dapat melihat kriteria mutu suatu bahan. Cara penggunaan alat ini yaitu bahan dimasukkan kedalam suatu kotak kecil yang disalah satu bagian sisinya berdinding kaca. Selanjutnya, kotak berisi sampel dimasukkan kedalam NIR- FOSS sistem dimana bagian yang berdinding kaca menghadap ke arah tertentu sesuai dengan prosedur penggunaan alat. Alat tersebut akan menembakkan sinar halogen ke bagian kaca tempat sampel sehingga akan mengenai sampel. Sinar akan dipantulkan oleh sampel sehingga akan diserap oleh bagian optik dari alat dan sinar yang diserap tersebut selanjutnya akan ditransmisikan dalam bentuk

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo memiliki kriteria mutu sendiri untuk bahan-bahan layak di produksi yang didatangkan dari dalam negeri. Berbeda dengan bahan impor, PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo tidak memiliki standar khusus karena standar mutunya sudah ditentukan oleh negara asal. Kriteria mutu bahan yang diperoleh dari dalam negeri yang ditetapkan oleh QC penerimaan bahan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo sebagai standar kelayakan untuk diterima dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Bahan-bahan yang telah diambil oleh pegawai QC sebagai sampel nantinya akan di cek, kemudian truk berisi bahan-bahan akan masuk ke ruang penimbangan. Di ruang ini, pegawai menimbang berat truk beserta bahan – bahan yang diangkutnya guna mengontrol berat bahan yang sudah diterima apakah sesuai dengan pesanan atau tidak. Selanjutnya, truk akan membawa bahan-bahan ke gudang penyimpanan. Perbedaannya dengan bahan dalam bentuk curah yaitu bahan akan ditumpahkan ke lantai gudang secara manual oleh pekerja setelah sampai di gudang. Bahan dipindahkan dengan menggunakan sekop maupun cangkul. Bahan yang sudah diterima atau layak untuk diproses, akan dilakukan bagging off . Pada proses ini bahan yang layak untuk diproduksi dimasukkan kedalam karung dan kemudian dijahit untuk disimpan di dalam gudang agar bisa digunakan sewaktu-waktu. Setelah itu, bahan yang sudah dimasukkan ke dalam karung diletakkan diatas pallet kayu menggunakan ganco. Di atas satu pallet kayu

biasanya memuat 26 karung. Selanjutnya, pallet kayu yang memuat karung berisi bahan diangkut menggunakan forklift menuju area stapel.

Tabel 5.1 Kriteria mutu bahan baku lokal layak terima

No. Bahan

Keterangan 1. Jagung

Kriteria

Kadar Air