PENGENDALIAN PRA PROSES DAN PASCA PROSES
LAPORAN KULIAH KERJA
Oleh
Fikri Arsyl Rambe NIM 111710101025 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
PENGENDALIAN PRA PROSES DAN PASCA PROSES PRODUKSI PAKAN UNGGAS DI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. UNIT GEDANGAN-SIDOARJO LAPORAN KULIAH KERJA
diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kuliah Kerja Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Oleh
Fikri Arsyl Rambe NIM 111710101025 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Fikri Arsyl Rambe NIM : 111710101025
menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan kuliah kerja yang berjudul "Pengendalian Pra Proses dan Pasca Proses Produksi Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan - Sidoarjo ” adalah benar –benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Jember, 04 Desember 2014 Yang menyatakan,
Fikri Arsyl Rambe NIM 111710101025
PENGESAHAN
Laporan kuliah kerja yang berjudul “Pengendalian Pra Proses dan Pasca Proses
Produksi Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit
Gedangan - Sidoarjo ” karya Fikri Arsyl Rambe, NIM 111710101025 telah diuji dan disahkan pada: hari, tanggal : 04 Desember 2014 tempat
: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Mengetahui,
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing Teknologi Hasil Pertanian
Kuliah kerja Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember,
Ir. Giyarto, M.Sc Riska Rian F., SPt, MP. NIP 196607181993031013
NIP 198509272012122001
Mengesahkan
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Dr. Yuli Witono, S.TP, MP NIP 196912121998021001
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kegiatan Kuliah Kerja dengan judul "Pengendalian Pra Proses dan Pasca Proses Produksi Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo ” dapat diselesaikan. Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan matakuliah Kuliah Kerja di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Laporan ini membahas penerapan sistem kontrol kualitas bahan baku, penyimpanan dan penggudangan yang dilakukan dalam penanganan pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas.
Penyusunan laporan Kuliah Kerja ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yuli Witono, S.TP. MP selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember;
2. Bapak Ir. Giyarto, M. Sc. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dan dosen pembimbing Kuliah Kerja yang telah meluangkan waktu, pikiran dan penuh perhatian serta kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan laporan Kuliah Kerja ini;
3. Ibu Riska Rian F., SPt, MP. selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja yang telah memberikan saran dan motivasinya selama Kuliah Kerja dan penyusunan laporan ini;
4. Bapak Kries Hariono, SE dan Bapak Ery Wahyudi, ST selaku pembimbing lapang Kuliah Kerja di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yang telah membimbing kami selama pelaksanaan Kuliah Kerja;
5. Bapak Alen, Bapak Samsul, Bapak Rifa’I, Bapak Ilham, Ibu Yulia, Bapak Hidayat, Bapak Suharsono, Bapak Hartono, Bapak Juantri, semua staff dan pekerja PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan informasi dan bantuan selama pelaksanaan Kuliah Kerja;
6. Keluarga Ibu Lia yang menerima saya sebagai anak kosnya serta senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan do’a sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik;
7. Teman-teman seperjuangan KK (Gozalli, Bhakti dan Dandy) yang telah memberikan suasana kebersamaan dan keceriaan selama pelaksanaan KK;
8. Rekan-rekan THP ’11 BROTHERHOOD yang tetap semangat berjuang bersama. Besar harapan penulis agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait penerapan sistem kontrol kualitas bahan baku, penyimpanan dan penggudangan yang dilakukan dalam penanganan pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, baik dari segi isi maupun bentuk susunannya . Semoga laporan ini dapat membantu pembaca dalam memahami pengendalian pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas .
Jember, Desember 2014
Penulis
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Gambaran umum mengenai jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja ...................... 18
26
4.1 Kriteria mutu bahan baku lokal layak terima ..................................................
31
5.1 Kriteria mutu bahan baku lokal layak terima ..................................................
5.2 Daftar bahan baku dan feed additive untuk 1 bulan produksi (Juni – Juli 2013) 40
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan ternak dan peningkatan kualitas budidaya yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas usaha. Pakan unggas merupakan salah satu komoditi penting yang digolongkan dalam subsistem agribisnis hulu. Pertumbuhan unggas yang diharapkan tergantung dari jenis pakan yang diberikan. Pakan yang diberikan haruslah bermutu baik dan jumlahnya cukup. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi tumbuhnya industri peternakan yang baik. Jika dilihat dari segi finansial, pakan merupakan faktor yang memiliki peranan paling besar dalam hal biaya produksi dibandingkan dengan faktor lainnya, yang mencapai 60-70%.
Produksi pakan tidak terlepas dari penanganan pra proses dan pasca proses. Hal ini berkaitan dengan kontrol kualitas dalam produksi pakan. Pengujian kualitas pakan memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang serius. Setiap bahan baku pakan mempunyai kandungan nutrisi tertentu. Sifat-sifatnya sangat fluktuatif karena adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan, penambahan bahan lain, musim, dan penyimpanan.
Salah satu faktor penentu kualitas pakan adalah bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan, sehingga produsen pakan sangat memperhatikan bahan baku yang digunakan. Bahan baku yang digunakan sebagai input dalam industri pakan unggas diperoleh dari berbagai sumber dan mempunyai kualitas yang sangat bervariasi. Menurut Khajarern and Sarote (1999), bervariasinya kualitas bahan baku disebabkan oleh variasi alami ( natural variation ), pengolahan ( processing ), pencampuran ( adulteration ) dan penurunan kualitas ( damaging and deterioration ). Strategi yang cukup matang sangat diperlukan agar bahan baku pakan dapat diterima untuk diolah lebih lanjut menjadi pakan.
Program kontrol kualitas bahan baku pakan merupakan program yang harus dilakukan dalam pabrik pakan untuk mengetahui kualitasnya. Secara umum, kontrol kualitas bahan baku pakan dilakukan di laboratorium, kemudian diterima Program kontrol kualitas bahan baku pakan merupakan program yang harus dilakukan dalam pabrik pakan untuk mengetahui kualitasnya. Secara umum, kontrol kualitas bahan baku pakan dilakukan di laboratorium, kemudian diterima
Peranan penting lain untuk menjaga kualitas pakan juga sangat dipengaruhi oleh penanganan pasca proses seperti penyimpanan dan penggudangan. Hal ini mempunyai peranan yang sangat penting, karena mampu menjaga nilai guna berdasarkan waktu dan tempat (time utility dan space utility) . Sistem penyimpanan dan penggudangan apabila dioptimalkan maka kualitas pakan unggas dapat dipertahankan sampai batas waktu yang paling menguntungkan untuk dilepaskan di pasar. Tujuan utama kegiatan penyimpanan dan penggudangan adalah mengamankan komoditas selama belum didistribusikan dan digunakan.
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo merupakan salah satu perusahaan pakan unggas yang menerapkan proses pegendalian pra proses dan pasca proses pada rantai produksinya. Hal ini ditunjukkan telah tersertifikasinya perusahaan tersebut yaitu sertifikasi ISO 9001:2008. Jenis produk perusahaan ini terdiri atas pakan berbentuk konsentrat , pellet dan crumble dengan kadar air 12%. Secara umum, tahapan pengolahan pakan unggas meliputi penyiapan bahan baku, pengecilan ukuran, pencampuran, pendinginan, pengayakan, penembahan enzim, pengemasan, penyimpanan dan penggudangan serta distribusi. Produk berbentuk konsentrat proses produksinya sedikit berbeda dengan produk lainnya, yaitu tanpa melalui pendinginan, pengayakan dan penambahan enzim.
Penerapan sistem kontrol kualitas bahan baku, penyimpanan dan penggudangan yang dilakukan dalam penanganan pra proses dan pasca proses oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo merupakan suatu rantai proses produksi. Hal ini merupakan gambaran yang baik untuk dijadikan sumber kajian bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman kerja secara langsung dilapangan. Oleh sebab itu, PT.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo merupakan perusahaan yang tepat untuk melaksanakan kegiatan kuliah kerja guna mempelajari pengendalian pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas yang diterapkan dalam perusahaan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan kuliah kerja di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo adalah sebagai berikut:
a. Terciptanya hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia pendidikan dan dunia profesi;
b. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam bidang pengetahuan dan teknologi sesuai dengan disiplin ilmu;
c. Menambah wawasan mahasiswa tentang manfaat ilmu pengetahuan yang dipelajarinya;
d. Mengembangkan kreativitas
dalam improvisasi keterampilan.
mahasiswa
1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan kuliah kerja di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan mengamati secara langsung serangkaian proses pengadaan dan sistem kontrol kualitas bahan baku, pengemasan, penyimpanan dan penggudangan yang dilakukan dalam penanganan pra proses dan pasca proses produkusi pakan unggas oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo;
b. Untuk membandingkan aplikasi/penerapan teori yang diberikan selama kuliah dengan proses di lapangan khususnya dalam industri skala besar penanganan pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo; b. Untuk membandingkan aplikasi/penerapan teori yang diberikan selama kuliah dengan proses di lapangan khususnya dalam industri skala besar penanganan pra proses dan pasca proses produksi pakan unggas oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo;
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa Manfaat yang diperoleh dari Kuliah Kerja bagi mahasiswa, yaitu:
a. Melatih mahasiswa belajar mandiri dalam menekuni dunia kerja;
b. Melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat industri;
c. Menambah ilmu pengetahuan secara langsung di lapangan;
d. Menambah pengalaman mahasiswa secara langsung di bidangnya, sehingga setelah lulus dari bangku kuliah, mahasiswa dapat memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Manfaat yang diperoleh dari Kuliah Kerja bagi Institusi, yaitu:
a. Dapat menjalin kerjasama dengan pihak industri yang bersangkutan. Dalam hal ini Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dengan Industri Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo;
b. Terciptanya hubungan yang jelas dan terarah antara institusi dengan pihak industri yang bersangkutan. Dalam hal ini Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dengan Industri Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo;
c. Dapat menambah eksistensi institusi di dalam dunia perindustrian.
1.3.3 Manfaat Bagi Industri
Manfaat yang diharapkan dari Kuliah Kerja bagi Industri terkait, yaitu:
a. Dapat menjalin kerja sama dengan pihak institusi yang bersangkutan. Dalam hal ini Pakan Unggas di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember;
b. Dapat menambah eksistensi industri terkait di kalangan masyarakat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pakan
2.1.1 Deskripsi Pakan Pakan disebut juga dengan ransum. Ransum adalah makanan yang disediakan bagi hewan untuk 24 jam, dalam bentuk dapat dicerna seluruhnya atau sebagian, dan dapat digunakan oleh hewan tersebut tanpa mengganggu kesehatannya. Pakan adalah campuran dari bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya (BSN, 2006).
Pakan mempunyai peranan penting dalam usaha peternakan khususnya dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak. Dari aspek ekonomi biaya pakan memberikan kontribusi hingga 70% dari seluruh biaya produksi, sedangkan dari aspek teknis, kualitas pakan akan sangat berpengaruh terhadap tingkat produksi ternak (daging, telur, susu) dan produktivitas ternak (misal kelahiran dan tingkat kematian). Pakan berkontribusi juga bagi tenaga kerja ternak, ternak sehat dan kuat tentu saja akan sangat membantu petani misalnya dalam membajak lahan. Fungsi pakan juga diarahkan pada upaya pemeliharaan daya tahan tubuh dan kesehatan sehingga ternak tumbuh sehat dan kuat. Ketersediaan pakan yang berkualitas dan murah menjadi prasyarat bagi tumbuhnya industri peternakan yang baik dan maju (Destiana, 2010).
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam industri perunggasan. Melonjaknya harga pakan beberapa tahun belakangan ini setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia sejak tahun 1997 telah membuat industri perunggasan mengalami degradasi. Bahan pakan unggas yang harus diimpor merupakan penyebab terpuruknya usaha perunggasan, karena biaya pakan ini mencapai 70% untuk ayam pedaging dan 90% untuk ayam petelur. Kebutuhan pakan ternak terutama pakan unggas mencapai tingkat tertinggi pada tahun 1996, yakni 6,5 juta ton, selanjutnya menurun menjadi 4,8 juta ton pada tahun 1997 dan terus menurun menjadi 2 juta ton pada tahun 1998. Hal ini akibat dari krisis moneter dan daya beli masyarakat yang melemah. Keadaan ekonomi yang sedikit Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam industri perunggasan. Melonjaknya harga pakan beberapa tahun belakangan ini setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia sejak tahun 1997 telah membuat industri perunggasan mengalami degradasi. Bahan pakan unggas yang harus diimpor merupakan penyebab terpuruknya usaha perunggasan, karena biaya pakan ini mencapai 70% untuk ayam pedaging dan 90% untuk ayam petelur. Kebutuhan pakan ternak terutama pakan unggas mencapai tingkat tertinggi pada tahun 1996, yakni 6,5 juta ton, selanjutnya menurun menjadi 4,8 juta ton pada tahun 1997 dan terus menurun menjadi 2 juta ton pada tahun 1998. Hal ini akibat dari krisis moneter dan daya beli masyarakat yang melemah. Keadaan ekonomi yang sedikit
Perkembangan industri perunggasan yang makin membaik menuntut ketersediaan bahan baku pakan yang meningkat. Perkiraan kebutuhan pakan unggas pada tahun 2000-2003 mencapai 4-6 juta ton. Jika asumsi pakan ayam petelur dan pedaging tersusun dari 52% jagung, maka diperlukan 2-3 juta ton jagung per tahun. Sementara untuk bungkil kedelai dibutuhkan 1-1,5 juta ton/tahun apabila tercampur 25% dalam pakan. Apabila pakan tersusun dari tepung ikan 4%, maka jumlah tepung ikan yang harus disediakan mencapai 200.000-450.000 ton/tahun. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi permintaan tersebut maka potensi dan sumber pakan lokal perlu mendapat perhatian dengan memperhatikan azas efisiensi usaha serta aspek teknis dan ekonomisnya (Zainudin, 2010).
2.1.2 Nutrisi Pakan Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan 2.1.2 Nutrisi Pakan Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan
1. Air Komponen air diperlukan ternak untuk menyusun hampir dua per tiga bagian dari bobot tubuh ternak (55-75%). Air juga berperan sebagai alat transportasi zat-zat makanan dalam tubuh, media pembuangan limbah metabolism, dan memelihara temperature tubuh.
2. Protein Komponen protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi ternak, yang terdapat pada jaringan-jaringan lunak di dalam tubuh seperti daging, kolagen, bulu, tanduk, dan paruh. Kandungan protein dalam penyusunan pakan disesuaikan dengan tiap ayam dan periode kehidupannya jangan sampai kekurangan atau berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan sehingga banyak yang terbuang. Kelebihan protein pada ayam akan dikeluarkan dalam bentuk asam urat.
3. Karbohidrat Sebagai sumber energi karbohidrat yang berguna bagi unggas adalah gula-gula heksosa, sukrosa, maltose, dan pati. Bahan pakan sebagai sumber energi yang baik bagi unggas mengandung karbohidrat yang mudah dicerna. Bahan pakan yang mengandung serat kasar tinggi memiliki nilai nutritisi yang rendah.
4. Lemak Sumber energi tinggi dalam pakan unggas adalah lemak. Hampir 40% kandungan bahan kuning telur, 17% daging broiler, dan 12% daging kalkun tersusun atas lemak. Kandungan lemak dalam pakan dibatasi 2-5% karena jika berlebihan akan mengakibatkan diare pada ternak dan pakan mudah tengik ( rancidity ). Lemak sering dicampur dalam pakan broiler untuk meningkatkan kandungan energi pakan.
5. Vitamin dan Mineral Vitamin bukan merupakan komponen struktural dalam tubuh, tetapi diperlukan terutama sebagai koenzim atau regulator metabolism. Ternak unggas memerlukan 13 vitamin yang harus terdapat dalam pakan, kecuali 5. Vitamin dan Mineral Vitamin bukan merupakan komponen struktural dalam tubuh, tetapi diperlukan terutama sebagai koenzim atau regulator metabolism. Ternak unggas memerlukan 13 vitamin yang harus terdapat dalam pakan, kecuali
2.2 Pemilihan Bahan Baku Pakan
Bahan baku pakan merupakan unsur penting (esensial) untuk diperhatikan dalam penyusunan formulasi pakan karena hasilnya akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pakan yang dibuat harus terkomposisi atau terbuat dari bahan yang mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap. Kandungan nutrisi itu meliputi protein, lemak, serat kasar, mineral, vitamin, energi yang diperlukan dan lainnya. Penggunaan bahan pakan atau komposisinya dilakukan sedemikian rupa guna memperoleh hasil yang maksimal seperti laju pertumbuhan karkas, laju produksi telur, ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap kondisi lingkungan, palatabilitas, dan tingkat kecernaan yang baik (Kartasudjana, 2005).
Segala macam bahan baku baik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah (pertanian, peternakan, perkebunan, dan industri pengolahannya) dapat diperoleh di dalam negeri. Bahan baku tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien oleh ternak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan baku lokal sebagai pakan ternak, yaitu tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, mudah diperoleh, dan dapat diproduksi secara kontinyu. Pengolahan bahan pakan dalam jumlah cukup besar perlu memperhatikan informasi tentang keberadaan bahan baku yang digunakan. Bahan baku pakan yang digunakan hendaknya harus memenuhi beberapa persyaratan berupa mengandung nilai nutrisi tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, tidak mengandung racun (anti nutrisi), harga murah dan terjangkau, diusahakan bukan bahan makananan pokok manusia, dan butirannya halus atau bisa dihaluskan (Kushartono B, 1996).
Setiap bahan baku pakan mempunyai kandungan nutrisi dan deskripsi tertentu. Sifat-sifat tersebut akan berubah karena adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan, dan penambahan bahan lain, bahkan karena proses penyimpanan. Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan baik secara fisik apabila memenuhi beberapa kriteria, antara lain kering (kadar air<12% sampai
14%), bebas kutu atau insekta lain, tidak pecah atau rusak (utuh), bau atau rasa sesuai, penampilan luar tetap tidak berubah, dan tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu. Beberapa bahan pemalsu yang paling sering digunakan adalah dedak padi halus, ekskreta ayam dan urea (bahan pemalsu yang mengandung nutrien) dan serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, dan batu bata giling atau bahan pemalsu yang tidak mengandung nutrien (Agus, 2007).
Penurunan kualitas bahan baku dapat terjadi karena penanganan, pengolahan atau penyimpanan yang kurang tepat. Kerusakan dapat terjadi karena serangan jamur akibat kadar air yang tinggi, ketengikan dan serangan serangga. Pengawasan mutu bahan baku harus dilakukan secara ketat pada saat penerimaan dan penyimpanan. Pemilihan dan pemeliharaan kualitas bahan baku menjadi tahap penting dalam mengahsilkan pakan yang berkualitas tinggi. Kualitas pakan yang dihasilkan tidak akan lebih baik dari bahan baku penyusunnya (Fairfield, 2003).
Sebenarnya di Indonesia banyak sekali bahan baku pakan yang dapat digunakan untuk kepentingan ternak, namun baru sebagian kecil yang sudah diteliti secara ilmiah dalam hal daya dan manfaatnya bagi masing-masing ternak. Bahan pakan ternak adalah suatu yang dapat dicerna sebagian atau seluruhnya dengan tidak mengganggu kesehatan ternak yang bersangkutan (Lubis, 1963).
Bahan baku pakan yang dapat digunakan untuk pembuatan pakan cukup banyak ragamnya. Dalam menentukan bahan baku pakan tersebut perlu dipertimbangkan ketersediannya, komposisi zat-zat nutrisi dan harganya. Bahan baku pakan yang umum digunakan untuk pembuatan pakan yaitu jagung, dedak, bungkil kedelai, dan tepung ikan (Tangendjaja et al. , 1985).
2.3 Penentuan Kualitas Bahan Baku Pakan
Penentuan kualitas bahan baku pakan yang akurat dianalisis terlebih dahulu secara kimiawi di laboratorium. Hal ini sulit dilakukan di lapangan karena selain memerlukan peralatan khusus, hasil analisisnya pun harus menunggu beberapa waktu. Menurut Utami (1999), dalam pemilihan bahan baku yang perlu diperhatikan adalah kepastian bahan pakan tersebut masih bagus kondisinya, airnya tidak terjadi penguraian zat-zat gizi pakan yang ditandai dengan tidak adanya penggumpalan, tidak ada jamur ataupun bau tengik, serta bahan pakan Penentuan kualitas bahan baku pakan yang akurat dianalisis terlebih dahulu secara kimiawi di laboratorium. Hal ini sulit dilakukan di lapangan karena selain memerlukan peralatan khusus, hasil analisisnya pun harus menunggu beberapa waktu. Menurut Utami (1999), dalam pemilihan bahan baku yang perlu diperhatikan adalah kepastian bahan pakan tersebut masih bagus kondisinya, airnya tidak terjadi penguraian zat-zat gizi pakan yang ditandai dengan tidak adanya penggumpalan, tidak ada jamur ataupun bau tengik, serta bahan pakan
ada campuran benda-benda asing. - Meraba: Lembab, kering, halus, kasar, dan panas. - Mencium: Segar, tengik, asam, dan lain-lain. - Merasakan: Asin, tawar, asam, dan lain-lain.
Dalam penentuan kualitas setiap bahan mempunyai cara yang berbeda. Menurut Kushartono B (2000), penentuan kualitas bahan baku secara organoleptik dari beberapa bahan baku sebagaimana berikut:
1. Jagung Cara menentukan kualitas jagug biji dengan secara visual yang pertama dilihat bagaimana kemasannya, ini penting karena kemasan yang kurang baik mudah terkontaminasi . Kedua dilihat bagaimana tampilan fisiknya, jagung yang baik terlihat segar, tidak berlubang clan tidak banyak debu serta kotoran. Jagung yang kusam menggambarkan jagung tersebut sudah lama disimpan, biasanya timbul serangga dan jamur.
Penentuan kandungan kadar air dilakukan dengan cara memasukkan telapak tangan kita kedalam karung, apabila terasa panas menunjukkan kadar air jagung masih terlalu tinggi. Batas simpan yang bagus kandungan kadar air sekitar 13% (Saenong, 1988). Kandungan kadar air yang masih tinggi sangat merugikan karena apabila disimpan susutnya banyak, mudah timbul jamur yang memproduksi aflatoxin dan mudah timbul serangga yang mengakibatkan jagung berlubang sehingga menurunkan kualitas.
Penentuan kualitas jagung giling yang beredar di pasar lebih sulit karena partikelnya sudah berupa tepung clan halus. Teknik yang dipakai salah Penentuan kualitas jagung giling yang beredar di pasar lebih sulit karena partikelnya sudah berupa tepung clan halus. Teknik yang dipakai salah
2. Dedak Padi Cara menentukan kualitas dedak padi dengan secara visual tidak berbeda dengan jagung, yang pertama dilihat bagaimana kemasannya, karena biasanya pengusaha dedak kurang memperhatikan kualitas karung yang dipakai. Akibat pemakaian karung dengan seadanya dedak yang beredar banyak serangga karena mudah terkontaminasi. Kedua kita lihat tampilan dedak, dedak yang baik partikelnya halus dan rata, tidak menggumpal, baunya segar tidak tengik serta tidak terlihat adanya campuran sekam. Dedak yang baik apabila digenggam dalam kepalan dedak tersebut bisa menggumpal. Biasanya dedak kualitas rendah banyak mengandung campuran sekam, tidak menyatu atau menggumpal bila digenggam.
3. Bungkil Kedele Penentukan kualitas bungkil kedele secara visual sama dengan yang lain, pertama yang dilihat bagaimana kemasannya, kedua bagaimana tampilan fisiknya. Bungkil kedele yang baik partikelnya kecil-kecil dan rata, warnanya kekuning-kuningan. Ada juga yang beredar di pasar bungkil kedele dengan butirannya agak besar-besar dan warnanya agak kecoklat-coklatan, kualitas bungkil kedele ini lebih rendah bila dibandingkan dengan yang diatas.
Hal yang perlu diwaspadai dalam pemilihan bungkil kedele yaitu adanya kecurangan pengusaha yang sengaja mencampurkah bahan yang bermutu rendah dengan harapan memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Berbagai pengalaman dilapangan pernah menemukan CaCO 3 (batu kapur) pada
setiap karung, artinya disini memang ada faktor kesengajaan agar memperoleh keuntungan, akibatnya peternak yang dirugikan. Penentuan kualitas bungkil kedele yang penting harus betul-betul teliti jangan percaya begitu saja yaitu setiap karung, artinya disini memang ada faktor kesengajaan agar memperoleh keuntungan, akibatnya peternak yang dirugikan. Penentuan kualitas bungkil kedele yang penting harus betul-betul teliti jangan percaya begitu saja yaitu
4. Tepung Ikan Tepung ikan kualitasnya sangat bervariasi, tepung ikan impor biasanya kualitasnya terjamin. Tampilan fisik tepung ikan yang bagus yaitu pertikelnya harus, warnanya coklat kehijau-hijauan dan baunya tidak begitu menyengat dan apabila dicicipi rasanya tidak terlalu asin. Sebagian besar di pasaran banyak beredar tepung ikan lokal yang harganya lebih murah dibandingkan harga tepung ikan impor. Pada tepung ikan lokal kelihatannya belum ada standarnya karena sisa-Sisa ikan seperti kepala-kepala dan tulang-tulang dipeijual belikan sebagai tepung ikan. Ini menggambarkan kualitas tepung ikan yang beredar di pasaran sangat bervariasi. Tepung ikan seperti diatas pasti jauh kualitasnya apabila dibandingkan dengan tepung ikan utuh yang sengaja dibuat sebagai tepung ikan.
Penentuan kualitas tepung ikan harus betul-betul berhati-hati karena apabila salah menentukan akan berakibat fatal karena kandungan proteinnya cukup tinggi. Pemilihan tepung ikan yang pertama dilihat khususnya tepung ikan lokal, bagaimana tampilan partikel yang ada. Jika pada tepung ikan tersebut banyak dijumpai tulang-tulang artinya tepung ikan tersebut kualitasnya kurang bagus. Timbulnya bau yang terlalu menyegat, hal ini menandakan proses pengeringannya kurang sempurna, apabila rasanya asin dan dipegang agak lembab ini menunjukkan tepung ikan tersebut mengandung kadar garam yang tinggi dan jelas kualitasnya rendah.
Selain kualitasnya yang bervariasi, yang perlu diwaspadai yaitu adanya pemalsuan seperti yang lainnya. Sebagai contoh kasus pernah terjadi dimana salah satu percobaan dengan perlakuan pakan yang dibuat tiba-tiba produksinya turun secara drastis, setelah dianalisis dan bahan-bahan yang dipakai ternyata ditemukan penyebabnya yaitu kandungan protein tepung ikan yang dipakai hanya 11 setara dengan dedak. Hal ini merupakan suatu pemalsuan yang sangat merugikan.
2.4 Pengemasan
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Sedangkan penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut. Selama ini didunia peternakan, pakan merupakan faktor penentu keberhasilan usaha, dimana ketersediannya sangat terkait dengan waktu, sehingga perlu dilakukan penyimpanan. Jika penyimpanan pakan terlalu lama akan menurunkan kualitas dari pakan tersebut (Syamsu, 2000).
Budaya kemasan telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia (Jamal, 2006).
2.5 Penyimpanan Pakan
Penanganan pakan dan bahan baku pakan sangat penting bagi ketersediaan nutrisi pakan bagi ternak sehingga penyimpanan yang tidak baik bertujuan pada rusaknya kandungan nutrisi. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri karena kecepatan penurunan kualitas ini 10 kali lipat lebih cepat pada iklim tropis. Daya simpan pakan ayam di dalam gudang adalah 30 hari sejak tanggal produksi (batch) . Baik pakan bentuk crumble (butiran), pellet maupun mash (tepung) akan mengalami penurunan kualitas apabila melewati masa tersebut. Oleh karena itu, Penanganan pakan dan bahan baku pakan sangat penting bagi ketersediaan nutrisi pakan bagi ternak sehingga penyimpanan yang tidak baik bertujuan pada rusaknya kandungan nutrisi. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri karena kecepatan penurunan kualitas ini 10 kali lipat lebih cepat pada iklim tropis. Daya simpan pakan ayam di dalam gudang adalah 30 hari sejak tanggal produksi (batch) . Baik pakan bentuk crumble (butiran), pellet maupun mash (tepung) akan mengalami penurunan kualitas apabila melewati masa tersebut. Oleh karena itu,
2.5.1 Kadar Air dan Daya Simpan Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan pakan adalah tipe atau jenis pakan, periode atau lama penyimpanan, metode penyimpanan, temperatur, kandungan air, kelembaban udara, serangga, bakteri, kapang, binatang pengerat dan komposisi zat-zat makanan. Waktu penyimpanan cenderung untuk meningkatkan kadar air bahan, yang akan menunjang pertumbuhan jamur yang pada gilirannya akan lebih mempercepat kerusakan bahan tersebut. Daya simpan tiap jenis bahan pakan yang disimpan berbeda tergantung kandungan air bahan. Bahan dengan kandungan air yang lebih rendah akan lebih tinggi daya simpannya dibandingkan dengan bahan dengan kadar air yang lebih tinggi (Soesarsono, 1988).
Daya tahan dan daya simpan pakan atau bahan baku pakan sangat tergantung pada kadar air yang terkandung di dalamnya. Standar Nasional Indonesia (SNI) menetapkan angka ideal kadar air dalam pakan ternak tidak melebihi 14%. Meskipun sebagai antisipasi dan langkah aman, sebagian pabrik menerapkan standar lebih baik dengan menetapkan kadar air dikisaran 10-12% untuk pakan dan bahan baku pakan. Kadar air tinggi tidak harus terlihat basah, bahan baku yang kelihatannya kering belum tentu kadar airnya sedikit.
Kadar air yang tinggi berhubungan dengan rusaknya protein dan lemak. Kadar air yang semakin tinggi di satu sisi dan kandungan protein serta lemak yang tinggi di sisi lain secara bersama akan menimbulkan reaksi. Reaksi terjadi pada ammonia yang timbulnya bau. Peningkatan kadar air selama penyimpanan karena disimpan di tempat yang lembab sehingga menyebabkan komposisi yang tertera dalam label tidak sesuai. Semakin tinggi kadar air, maka persentase bahan kering akan menurun.
Penyimpanan pakan dalam gudang yang lembab dipastikan akan rusak dalam waktu 2-3 hari saja. Penyimpanan pakan dan bahan baku pakan yang kurang baik biasanya menimbulkan persoalan, yang paling umum muncul di daerah tropis dengan kelembaban tinggi seperti Indonesia adalah tumbuhnya Penyimpanan pakan dalam gudang yang lembab dipastikan akan rusak dalam waktu 2-3 hari saja. Penyimpanan pakan dan bahan baku pakan yang kurang baik biasanya menimbulkan persoalan, yang paling umum muncul di daerah tropis dengan kelembaban tinggi seperti Indonesia adalah tumbuhnya
2.5.2 Kerusakan Pakan Terdapat empat tipe kerusakan bahan pakan yang disimpan pada kondisi yang buruk yaitu :
a) kerusakan fisik dan mekanik, yaitu kerusakan yang terjadi jika bahan tidak ditangani secara hati-hati waktu kegiatan panen, transportasi, pengolahan dan penyimpanan;
b) kerusakan kimiawi, yaitu meliputi kerusakan bahan akibat reaksi kimia atau reaksi pencoklatan non enzimatik yang merusak partikel karbohidrat, penurunan kandungan vitamin dan asam nukleat;
c) kerusakan enzimatik, yaitu terjadi akibat kerja beberapa enzim seperti protease, amilase dan lipase, misalnya pemecahan molekul lemak menjadi asam lemak bebas dan glyserol oleh enzim lipolitik dan aktivitas enzim proteolitik memecah protein menjadi polipeptida dan asam amino;
d) kerusakan biologis, terjadi akibat serangan serangga, binatang pengerat, burung, mikroorganisme selama penyimpanan (Soesarsono, 1988).
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat Kegiatan Kuliah Kerja telah dilaksanakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Jl. Raya Tebel Km. 3,8 Sidoarjo Jawa Timur, Indonesia.
3.1.2 Waktu Kegiatan ini dilaksanakan pada jam kerja selama 25 hari terhitung sejak tanggal 16 Juni-18 Juli 2014.
3.2 Bentuk dan Sifat Kegiatan
Bentuk dan sifat kegiatan ini adalah berupa Kuliah Kerja (KK) yang bersifat kurikuler. Pada pelaksanaannya mahasiswa mempelajari sekaligus mempraktikkan dengan terjun langsung pada perusahaan atau instansi yang terkait untuk mengikuti sistem kerja yang ada, dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
3.3 Metode Kegiatan
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan kunci maupun dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain bukan diusahakan sendiri. Sumber data sekunder dapat berupa bukti-bukti tulisan (dokumentasi), jurnal-jurnal laporan dari pakar atau peneliti dan instansi terkait terutama yang berhubungan dengan kegiatan ini.
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data-data secara teoritis sebagai bahan perbandingan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data 1. Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data-data secara teoritis sebagai bahan perbandingan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data
2. Studi lapang yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap pengadaan dan kontrol kualitas bahan baku serta penanganan pasca prosesnya di lapang. Beberapa metode untuk melakukan studi lapang adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan yang ada di lapangan kemudian disesuaikan dengan objek yang dijadikan penelitian selama kuliah kerja.
b. Metode Wawancara Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan tanya jawab pada nara sumber tentang data yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
c. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mencatat hasil pengamatan data produksi.
3.4 Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja
Gambaran umum mengenai jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja yang telah dilaksanakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Unit Gedangan, Sidoarjo, pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Gambaran umum mengenai jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja
No Program Kegiatan Waktu
1. - Pengenalan perusahaan Minggu ke- 1 (16 Juni- - Survei awal kegiatan pabrik
20 Juni 2014) - Observasi penerumaan bahan baku.dan pakan keluar - Observasi gudang bahan baku - Observasi gudang penyimpanan bahan
baku cair dan feed additive
2. - Mekanisme pengecekan bahan baku Minggu ke- 2 (23- 27 jagung di gudang
Juni 2014) - Observasi Silo - Pemahaman mengenai pengendalian pra
proses hingga menjadi pakan. - Observasi gudang pakan jadi, terkait konsep "FIFO" - Observasi gudang bahan pengemas
3. - Observasi bagian produksi Minggu ke-3 (30 Juni- 04 - Pemaparan proses produksi
juli 2014) - Pemaparan bentuk koordinasi bagian produksi dengan bagian luar produksi. - Mekanisme intake bahan baku dan premix Pemaparan fungsi kerja alat produksi dan Survey langsung
4. - Pemaparan penimbangan pada mesin Minggu ke-4 (07-11 Juli dossing (DW1 dan DW2) serta 2014) penambahan premix ( hand add ), PO (palm olein)
- Pemaparan standar pengambilan sampel oleh QC pada bagian produksi - Pemaparan tentang bagian sweeping (bahan baku dan hasil produksi)
5. - Observasi kembali untuk memperoleh data Minggu ke-5 (14- 18 Juli yang tepat.
2014) - Pengumpulan data akhir - Penerimaaan kunjungan dosen
pembimbing KK - Pencocokan data dan hasil observasi selama 4 minggu.
3.5 Penyusunan Laporan
Dari data hasil kegiatan kuliah kerja dianalisis dan disajikan dalam bentuk penjelasan deskriptif guna menilai penerapan pengendalian pra proses dan pasca proses produksi di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan,Sidoarjo.
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Berdirinya PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo merupakan sebuah perseroan yang didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1998. Akte pendirian dibuat dihadapan Irawan Soerodjo, SH dengan Akte Nomor 108, yang mendapat pengesahan dari yang berwenang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tertanggal 06 November 1998, Nomor 02- 23846.HT01.01.TG.98 dengan nama perseroan terbatas PT. Bintang Terang Gemilang yang berkedudukan di Jl. Raya Rangkas Bitung Km. 3,2 Cikande, Serang, Jawa Barat dan sekaligus tercatat sebagai Cabang Cikande.
Pada tahun 2000, Perseroan ini membeli aset ex. PT. SIAR SUPER FEED MILL Sidoarjo. Akte Perjanjian Ikatan Jual Beli dibuat dihadapan Ny. Sukarini, SH dengan Akte Nomor 25 Tanggal 03 Juli 2000. Akte pendirian PT. Bintang Terang Gemilang dibuat dihadapan Yanto Indrayana Bagio, SH dengan Akte Nomor 3, tercatat sebagai cabang Sidoarjo. Selama tahun 2000 sampai 2002, Perseroan menyewakan pabrik cabang Sidoarjo kepada pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan produksi.
Pada tahun 2003, cabang Sidoarjo memulai Operasi Komersialnya dengan merk dagang “GEMILANG” dan di tahun 2004 berkembang dengan merk dagang
“GUNAFEED” serta “GEMAFEED” ditahun 2005. Dalam melaksanakan pemasaran hasil produksinya, perseroan menunjuk PT. Multi Agro Persada Tbk. Sebagai distributor tunggal dengan wilayah pasar meliputi: Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Bali dan Lombok.
Pada tanggal 12 Oktober 2010, PT. Multi Agro Persada Tbk diakuisisi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yang disahkan dihadapan Notaris Buntaro Trigis, SH, SE dengan Akte No. 38 Tanggal 07 Desember 2009. Oleh karena itu pemasaran hasil produksi PT. Bintang Terang Gemilang tidak lagi dilakukan oleh PT. Multi Agro Persada Tbk sebagai distribusi tunggal melainkan langsung dilakukan oleh PT. Bintang Terang Gemilang.
Pada tanggal 01 Januari 2011, PT. Bintang Terang Gemilang bergabung dengan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo yang disahkan dihadapan notaris Fransiskun Yanto Wijaya, SH dengan akta No. 16 Tanggal 23 Nopember 2010. Dengan adanya penggabungan tersebut maka PT. Bintang Terang Gemilang berubah menjadi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. unit Gedangan, Sdoarjo.
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo merupakan anak dari perusahaan Japfa yang bergerak di bidang produksi pakan ternak dan merupakan cabang dari PT. Japfa Comfeed Indonesia yang berpusat di Serang, Banten. Sistem organisasi yang digunakan di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo adalah sistem organisasi garis. Sistem ini bercirikan mata rantai vertikal antara berbagai tingkat organisasi. Artinya semua anggota organisasi menerima perintah melalui suatu rantai komando. Keuntungan dari sistem garis ini selain sederhana, juga memiliki disiplin kerja yang terjamin baik karena atasan mengetahui dapat siapa dan seberapa batasan yang perlu diawasi.
Saat ini, pabrik PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. bertempat di Jl. Raya Tebel km 3,8 Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan ini memproduksi pakan unggas khususnya unggas berupa ayam. Pakan yang diproduksi di pabrik ini memiliki empat merk dagang, antar a lain merk “GEMILANG”, “GUNAFEED”, “GEMAFEED”, dan “ACT”. Bentuk pelaksanaannya, PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
4.2 Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Perusahaan
Adapun visi, misi, dan kebijakan mutu pelaksanaan perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo adalah sebagai berikut:
4.2.1 Visi Adapun visi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo dalam menjalankan usahanya yaitu menjadi perusahaan penghasil pakan yang produknya merupakan pilihan utama mayoritas peternak di tingkat regional.
4.2.2 Misi Sementara itu, misi yang dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo untuk mencapai visi perusahaan, yaitu dengan berperan aktif mencukupi kebutuhan protein hewani masyarakat di tingkat regional.
4.2.3 Kebijakan Mutu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. unit Gedangan, Sidoarjo berperan aktif dalam mencukupi kebutuhan protein hewani masyarakat dengan menghasilkan pakan pilihan utama bagi mayoritas peternak unggas.
Untuk itu manajemen dan seluruh karyawan bertekad :
1. Memproduksi pakan ternak yang berkualitas prima secara konsisten untuk memenuhi kepuasan pelanggan di industri perunggasan.
2. Mewujudkan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara perusahaan, pelanggan serta pemasok.
3. Meningkatkan kompetensi karyawan melalui pelatihan berkesinambungan. Demi mewujudkan tekad tersebut, perusahaan sepakat melaksanakan perbaikan berkesinambungan dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008.
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini gambaran sistem organisasi garis struktural perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo. Gambaran lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Head of Unit
Management Representative
Sekretariat
Ka. Dep. Ka. Dep.
Ka. Dep. Ka. Dep QC. sales
Ka Dep.
Ka. Dep.
Plant Laboratorium
Gambar 4.1. Struktur organisasi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo (Sumber: PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan. 2012)
4.4 Sumber Daya Manusia
4.4.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terdapat di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo saat ini berjumlah 255 orang, yang dibagi dalam 3 golongan besar, yaitu :
a. Karyawan Shift Merupakan karyawan yang jam kerjanya dibagi menjadi 8 jam tiap harinya (3 shift ) dan bagian kerjanya yaitu di bagian produksi / pengolahan pakan jadi. Karyawan yang bekerja pada shift
I sebanyak 34 orang, sementara itu untuk shift
III sebanyak 23 orang.
II sebanyak 32 orang dan shift
b. Karyawan Non Shift Merupakan karyawan yang jam kerjanya tidak dibagi menjadi beberapa shift, akan tetapi karyawan ini bekerja mulai pukul 08.00-17.00 WIB setiap hari Senin- Jum’at. Karyawan ini bekerja di bagian kantor pabrik dan hanya mengurusi manajemen dari perusahaan. Jumlah karyawan non shift yang bekerja di PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo sebanyak 104 orang.
c. Karyawan Borongan Merupakan pekerja kasar dan bekerja di bagian penyiapan bahan maupun pengolahan pakan. Pekerja ini merupakan karyawan kontrak yang hanya di kontrak dalam beberapa waktu saja. Jumlah karyawan borongan yang bekerja di pabrik ini sebanyak 62 orang.
4.4.2 Jam Kerja dan Shift Kerja Shift kerja di unit produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Gedangan, Sidoarjo dibagi menjadi 3 shift , yaitu shift pagi (regu A), siang (regu B), dan regu malam (regu C). Adapun hari kerja yang dijalankan dalam seminggu yaitu hari Senin sampai Sabtu untuk bagian operasional (produksi) dan hari Senin sampai Jum’at untuk bagian Staff Office . Pembagian jam kerja diatur sebagai
berikut :