Undang-undang No.41 Tahun 1999 Kebijakan Hukum Pidana yang Megatur Kehutanan di Indonesia

Pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa , setiap orang dilarang : 1 Mengangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaaan hidup; 2 Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati; 3 Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tepat lain yang di dalam atau diluar Indonesia ; 4 Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tumbuh, atau bagian- bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian –bagian satwa tersebut ata mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia ; 5 Mengambil, merusak, memusnakan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dilindungi. Pasal 33 ayat 91 setiap orang dilarang melakukan kegiatn yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasiona; dan ayat 3 setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemnfaatan dan zona lain dan taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. 50

2.3.3 Undang-undang No.41 Tahun 1999

Sangsi pidana yang terdapat adan UU No.41 Tahun1999 yang diundangkan sejak tahun1999 banyak mengambi dari ketentuan dalam PP. No 28 Tahun 1985 tentang perlindungan hutan. PP No.28 tahun 1985 merupan Peraturan 50 Ibid.,hlm 45-46 Universitas Sumatera Utara Pemerintah yang diamanahkandalam Undang-undang No. 5 tahun 1967, maka secar otomatis peraturan pemerintah tersebut tidak berlaku lagi sesuai dengan ketentuan pasal 83 undang-undang No.41 Tahun1999 51 . di dalam undang-undang No.41 Tahun1999 diatur tentang ketentuan pidana, ganti rugi ,sangsi administrasi, dan penyelesaian sengketa terhadap setiap orang melakukan perbutaan melanggar hukum di bidang kehutanan. dengan sangsi administrasi yang berat diharapkan akan menimbulkan efek jera bagi pelanggar hukum di bidang kehutanan selain enyidik kepolisian di dalam undang-undang ini juga ada penyidik pegawai negri sipil PPNS kehutanan yang mempunyai wewenang peyidikan secara mandiri yang dalam melaksanakan tugas penyidik tunduk kepada kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP. 52 Tindak pidana kehutanan diatur dalam pasal 50 sebagai berikut : ayat 1 setiap orang dilarang merusak prasarana dan darana perlindungan hutan . ayat 2 setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan , izin udaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu , dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan. 53 Ayat 3 setiap oran dilarang : a. Mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan hutan secara tidak sah; b. Merambah kawasan hutan: c. Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau jarang sampai dengan ; 51 UU No.41 Tahun1999 pasal 83 ayat 2 pada saat mulai berlakunya undang-undang ini maka dinyatakan tidak berlaku: Undang-undang nomor 5 Tahun1967 tentang Ketentuan-ketenutan bPokok Kehutanan . 52 Lihat penjelasan umum UU No.41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. 53 Ibid.,hlm. 46-47 Universitas Sumatera Utara 1. 500 lima ratus meter dari waduh dan danau ; 2. 200 dua ratus meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa; 3. 100 seratus mete dari kiri kanan tepi sungai ; 4. 50 lima puluh meter dari kiri kanan tepi anak sungai; 5. 2 dua kali kedalaman jurang dari tepi jurang ; 6. 130 seratus tiga puluh kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah di tepi sungai d. Membakar hutan; e. Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa meliki hak atau izin dari peabat yang berwenang ; f. Menerima atau membeli atau menjual , menerima tukar ,menerima titipan , menyimpan atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak sah; g. Melakukan kegiartn penyelidik umum atau eksplorasi tau eksploitasi bahan tambang di kawasan hutan, tanpa izin Menteri ; h. Mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan ; i. Mengembalakan ternak di kawasan hutan yan tidak di tunjuk secara khusus untuk maksud tersebut oleh pejabat yang berwenang j. Membawa alat-alat berat atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan, tanpa izin pejabat yang berwenang; Universitas Sumatera Utara k. Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang , memotong , atau membelah pohon dikawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang; l. Membuang benda-benda yang dapat menyebabkan kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan ; dan; m. Mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari kawasan hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang. 54 Pasal 78 , mengatur tentang ketentuan pidana kehutan sebgai berikut : 1 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 1 atau pasal 50 ayat2 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 sepulu tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.00-, lima miliyar rupiah . 2 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat3 huruf a dan b , diancam dengan pidana penjara minimal 3 tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun serta denda paling banyak sebesar Rp 10.000.000.000 sepuluh miliyar . 3 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat3 huruf d , diancam dengan pidana penjar palinglama 15 lima belas tahun dengan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000 lima miliyar rupiah 4 Barang siapa dengan kelalaian melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huruf d, diancam dengan pidana penjara paling lama 54 Ibid.,hlm.48-49 Universitas Sumatera Utara 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000 datu miliyar lima ratus juta rupiah 5 Barang sapa dengan sengaja membayar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huru e atau huruf f ,diancam dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000- , lima miliyar rupiah 6 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketetuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 4 atau pasal 50 ayat 3 huruf g . diancam dengan pidana penjara paling lama 10 sepulu tahun dan di denda paling banyak Rp. 5.000.000.000-, lima miliyar rupiah 7 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huruf h, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp.10.000.000.000-, sepuluh miliyar 8 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huruf i, diancam pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000-, sepluh miliyar rupiah 9 Barang siapadengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 50 ayat 3 huruf j, diancam dengan pidana penjara palin lama lima 5 tahun dengan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000-, lima miliyar rupiah 10 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huruf k, diancam dengan pidana penjara paling lama Universitas Sumatera Utara 3 tiga tahun dan paling banyak denda Rp. 1000.000.000-, satu miliyar rupiah 11 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 hutul l, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000-. satu miliyar rupiah 12 Barang siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 ayat 3 huruf m, diancam dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000-, lima puuh juta rupiah 13 Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, ayat 5, ayat 6, ayat 7, ayat 8, ayat 9, ayat 10 , dan ayat 12 , ayat 13, ayat 14 dan ayat 17 adalah kejahatan, dan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 11, ayat 15 dan ayat 16 adalah pelanggaran . 14 Tindak pidana sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 50 ayat 1, ayat 2, ayat 3 apabila dilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum atau badan usaha, tuntutan dan sangsi pidananya dijatuhkan terhadap pengurusannya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dikenakan pidana sesuai dengan ancaman pidana masing-masing ditambah dengan 13 sepertiga dari pidana yang dijatuhakan. 15 Semau hasi hutan dari hasil kejahatan dan pelanggaran dan atau alat-alat termasuk alat angkutnya yang dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan Universitas Sumatera Utara atau pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal ini dirampas untuk Negara. Selain diancam dengan sangsi pidana dan denda, maka didalam Undang- undang 41 tahun 1999 juga ditur mengenai perampasan hasil kejahatan sebagaimana diatur dalam pasal 79 : 1 Kekayaan Negara berupa hasil hutan dan barang lainnya baik beruta temuan dan atau rampasan dari hasil kejahatan atau pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 dilelang untuk Negara; 2 Bagi pihak-pihak yang berjasa dalam upaya penyelamatan kekayaan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diberikan intensif yang disisihkan dari hasil lelang yang dimaksud ; 3 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur oleh Menteri ; 55 Selain sangsi pidana, sangsi denda, sangsi perampasan, hasil kejahatan didalam undnag-undang No, 41 tahun1999 juga mengatur adanya ganti rugi dan sangsi administratif sebagaimana diatur dalam pasal 80 : 1 Setiap perbuatan melanggar hukum yang diatur dalam undang-undang ini, dengan megurangi sangsi pidana sebagaimana diatur dalam pasal 78, mewajibkan kepada penanggung jawab perbuatan itu untuk membayar ganti rugi sesuai dengan tingkat kerusakan atau akibat yang ditimbulkan kepada Negara, untuk biaya rehabilitasi, pemulihan kondisi hutan, atau tindakan lain yang diperlukan. 55 Ibid.,hlm 49-53 Universitas Sumatera Utara 2 Setiap pemegang izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan, atau izin pemungutan hasil hutan yang diatur dalam undang- undang ini, apabila melanggar ketentuan diluar ketentuan pidana sebagimana diatur dalam pasal 78 dikenakan sangsi administratif. 3 Ketentuan lebih lanjut sebagimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturan pemerintah. Universitas Sumatera Utara

BAB III SINKRONISASI PERATURAN-PERATURAN KEHUTANAN