Pemanfaatan dan Prospek Obat Tradisonal

E. Pemanfaatan dan Prospek Obat Tradisonal

Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak hanya berlaku Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara – cara pengonatan ini menerapkn konsep „back to nature‟ atau kembali ke alam yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat – obat modern. Obat tradisional tidak jarang dipakai untuk pengobatan penyakit yang belum ada obatnya yang memuaskan seperti penyakit kanker, penyakit virus termasuk AIDS dan penyakit degeneratif, serta pada keadaan terdesak di mana obat jadi tidak tersedia atau karena tidak terjangkau oleh daya beli bmasyarakat. Secara garis besar tujuan pemakaian obat tradisional dibagi dalam empat kelompok, yaitu :

1. Untuk memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran jasmani (promotif).

2. Untuk mencegah penyakit (preventif).

3. Sebagai upaya pengobatan penyakit baik untuk pengobatan sendiri mau[un untuk mengobati orang lain sebagai upaya mengganti atau mendampingi penggunaan obat jadi (kuratif), dan

4. Untuk memulihkan kesehatan (rehabilitatif). Agar pemanfaatan obat tradisioanl dapat dipertanggungjawbkan secara

ilmiah terutama dari segi keamanan, khasiat dan penggunaannya \, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan dengan tahapan yang jelas dan isitematis. Tahapan tersebut adalah :

1. Pemilihan (seleksi) simplisia berdasarkan informasi dari masyarakat tentang pemanfaatan dan penelusuran pustaka tentang kandungan kimia dari tanaman tersebut.

2. Uji penyaringan biologik (skrinning biologic) yang meliputi uji farmakologik dan toksitas akut.

3. Uji farmakodiamik.

4. Uji tokstitas lanjut seperti uji toksitas sub – akut, kronis dan khusus..

5. Pengembangan formulasi, dan

6. Uji klinik pada manusia. Oleh karena itu, obat tradisional yang merupakan potensi bangsa

Indonesia, mempunyai prospek untuk ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. pengembangn obat radisional mempunyai tiga aspek penting, yaitu :

1. Pengobatan yang menggunakan bahan alam adalah sebagian dari hasil budaya bangsa dan perlu dikembangkan secara inovatif untuk dimanfaatkan bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

2. Penggunaan bahan alam dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan sebagai bahan obat jarang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat yang berasal dari zat kimia sintesis.

3. Bahan baku obat yang bersaal dari alam cukup btersedia dan cukup tersedia dan tersebar luas di negara kita. Pengembangan obat tradisional dalam jangka panjang akan mepunyai arti ekonmi yang cukup potensial karena dapat mengurangi impor bahan baku sintesa kimia yang harus dibeli dengan devisa.

Kegunaan obat kelompok fitoterapi dinyatakan dengan istilah farmakologi baku, shingga penggunaannya dapat diusahakan melalui para dokter dan unit pelayanan kesehatan formal. Dengan demikian secara bertahap obat kelompok fitoterapi dapat memasuki dunia pengobatan modern dan menunjang upaya untuk mencukupi kebutuahn obat bagi masyarakat luas.

Prioritas seleksi bahan onbta alam yang akan diuji pada masa mendatang adalah :

1. Bahan obat yang diprioritaskan mempunyai khasiat untuk prnyakit yang menduduki urutan teratas dalam pola penyakit atau penyakit dengan angka kematian dan angka kesakitan yang tinggi.

2. Bahakn obta yang diperkirakan mampunyai khasiat untuk penyakit tertentu berdasarkan pengalaman pemakaian, dan

3. Bahan obat yang diduga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita kanker atau AIDS yang belum ada obatnya.

Penelitian mengenai potensi dan khasiat obat alami pun mengalami peningkatan. Hal ini merupakn salah sesuatu yang menggembirakan, menginagt Penelitian mengenai potensi dan khasiat obat alami pun mengalami peningkatan. Hal ini merupakn salah sesuatu yang menggembirakan, menginagt

Namun demikian, kalau dibandingkan dengan obat alami asal Cina atau negara – negara lain, obat alami asal Indonesia ini tidak dapat berkembang sepesat obat – obat alami asal Cina atau negara – negara lain, obat asal Indonesia ini tidak dapat berkembang sepesat obat – obatn alami asal Cina, India, Korea maupun Jepang. Selain faktor kurang percaya pada masyarakat, pengobatan dengan bahan alami Indonesia belum memiliki tradisi pendokumentasian.

Untuk dapat masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan formal, obat tradisional perlu menggunakan konsep fotofarmaka, walaupun dalam hal ini pengembangan dan penelitian fitofarmaka obat bahan alam tidak perlu menjalani seluruh tahap pengembangan obta modern uji pra – klinik dan klinik.