Penyakit TBC

C. Penyakit TBC

1. Pengetian dan Sejara

Kuman penyebab TBC (mycobacterium tuberculosis) ditemukan pertama kali pada tahun 1882 oleh Robert Koch, sedangkan vaksin BCG ditemukan pada tahun 1921. Penyakit TBC muncul kembali ke permukaan dengan meningkatnya kasus TBC dinegara-negara maju atau industry pada tahun 1990. Selain itu, peningkatan TBC sebagai reemerging di sease dipengaruhi pula dengan terjadinya penyebaran infeksi HIV/AIDS.

Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis. TB paru pada manusia dapat dijumpai dalam 2 bentuk, yaitu :

1) Tuberculosis primer : bila penyakit terjadi pada infeksi pertama kali.

2) Tuberculosis paska primer: bila penyakit timbul setelah beberapa waktu seseorang terkena infeksi dan sembuh. TBC ini merupakan bentuk yang paling sering ditemukan.

2. Etiologi dan Perjalanan Penyakit.

Etiologi penyebab tuberculosis paru adalah kuman tahan asam mycobacterium tuberculosis, sangat jarang oleh M. Bovis dan M. Atipik. Adapun Etiologi penyebab tuberculosis paru adalah kuman tahan asam mycobacterium tuberculosis, sangat jarang oleh M. Bovis dan M. Atipik. Adapun

berkembang seperti berikut:

a. Fokus primer – kompleks primer – sembuh sebagian besar atau meluas – tuberkulosis primer.

b. Dari kompleks primer yang sembuh terjadi reaktivasi kuman yang tadinya dormant pada focus primer, reinfeksi endogen – tuberkolusis paska primer penyebaran kuman dalam tubuh penderita dapat melalui 4 cara, yaitu :

1) Lesi yang meluas.

2) Aliran limfa (limfogen).

3) Melalui aliran darah (hematogen) yang dapat menimbulkan lesituberkulosis ekstra paru, antara lain pleura, selaput otak, ginjal dan tulang.

4) Penyebaran milier.

3. Manifestasi Klinis dan Cara Penularan

Tuberkolusis adalah penyakit infeksi yang umumnya menimbulkan tanda- tanda dan gejala yang sangat bervariasi pada masing-masing penderita, mulai dari tanpa gejala hingga gejala yang sangat akut dan hanya beberapa bulan setelah diketahui sehat hingga beberapa tahun sering tidak ada hubungan antara lama sakit maupun luasnya penyakit. Secara klinis manifestasi TBC dapatterjadi dalam beberapa fase yaitu:

a. Dimulai dengan fase asimtomatik dengan lesi yang hanya dapat dideteksi secara radiologic.

b. Berkembang menjadi plisis yang jelas kemudian mengalami stagnasi atau regresi.

c. Eksaserbasi memburuk.

d. Dapat berulang kemudian menjadi menahun.

Tanda – tanda gejala penderita TBC adalah :

a. Sistemik : malaise, anoreksa, berat badan menurun, keringat malam. Akut: demam tinggi, seperti flu, menggigil milier : demam akut, sesak napas, dan sianosis.

b. Respiratorik : batuk-batuk lama lebih dari 2 minggu, riak yang mukoid, nyeri dada, batuk darah, dan gejala-gejala lain, yaitu bila ada tanda-tanda penyebaran ke organ-organ lain seperti : pleura: nyeri kepala, kuku kuduk, dan lain-lain.

Cara penularan : daya penularan dari seseorang penderita TBC ditentukan oleh :

a. Banyaknya kuman yang terdapat dalam paru penderita.

b. Penyebaran kuman di udara.

c. Penyebaran kuman bersama dahak berupa droplet dan berada disekitar penderita TBC.

4. Epidemiologi

TBC kembali muncul ke permukaan sebagai pembunuh utama oleh satu jenis kuman. Di dunia diperkirakan terdapat 8 juta orang terserang TBC dengan kematian 3 juta orang. Dengan munculnya Epidemi HIV/AIDS di dunia, jumlah penderita TBC meningkat. Menurut WHO, kematian wanita TBC lebih banyak daripada kematian karena kehamilan, bersalin, dan nifas.

Penyakit TB paru menyerang sebagian besar kelompok usia produktif dan kelompok sosio ekonomi rendah. Dengan meningkatnya infeksi HIV/AIDS di Indonesia, penderita TB paru cenderung meningkat pula.

5. Program Penanggulangan TBC

Sampai saat ini program penanggulangan TBC paru belum dapat menjangkau seluruh Puskesmas yang ada. Sub direktorat TBC, Direktorat PPML, Ditjen PPMPLP dalam kegiatan penanggulangan TBC mempunyai 2 tujuan yaitu :

a. Tujuan jangka panjang Memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TB paru tidak lagi

merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

b. Tujuan jangka pendek 1.) Tercapainya kesembuhan minimal 85% penderita baru BTA psitif yang ditemukan. 2.) Tercapainya cakupan penemuan semua penderita secara bertahap. 3.) Tercegahnya resistensi obat TBC di masyarakat. 4.) Mengurangi penderitaan manusia akibat penyakit TBC.

Untuk tujuan-tujuan tersebut kagiatan yang dilaksanakan dalam menanggulangi penyakit TBC meliputi :

a. Kegiatan pokok 1.) Komponen diagnosis - Deteksi penderita di poliklinik. - Penegakan diagnosis secara laboraturium.

2.) Komponen pengobatan - Pengobatan yang cukup dan tepat. - Melacak penderita lalai berobat 2 hari (kategori1) atau seminggu

(kategori 2). - Penyuluhan kepada penderita TBC dan masyarakat. - Pengadaan kebutuhan program dan pendukungnnya. - Menjamin keperluan dana operasional.