Perilaku Kesehatan

B. Perilaku Kesehatan

1. Konsep Perilaku Kesehatan

a. Konsep Perilaku Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme

tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan perilaku. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor dalam rangka terbentunya perilaku tersebut disebut proses belajar.

Prosedur pembentukan perilaku

1. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat berupa hadiah-hadiah bagi perilaku yang akan dibentuk.

2. Melakukan analisis ntuk mengidetifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilakuyang dikehendaki.

3. Menggunakan secara urutkomponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara.

4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu.

b. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

Perilaku kesehatan itu mencakup: (1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Tingkat pencegahan

penyakit:

a. Perilaku peningkatan pemeliharaan kesehatan

b. Perilaku pencegahan penyakit

c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan

d. Perilaku pemulihan kesehatan (2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. (3) Perilaku terhadap makanan (4) Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Perubahan-perubahan perilaku dalam diriseseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Belajar adalah suatu perubahan perilakku yang didasari oleh perilaku terdahulu.

Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mangolah rangsangan dari luar. Sedangan faktor ekstern meiputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik seperti iklim, manusia, sosial-ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.

2. Domain Perilaku Kesehatan

Tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku yang terdiri dari ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Domain kognitif dalam arti, subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materiatau objek diluarnya.

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penilitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

b) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mempunyai 3 komponen penting yaitu kepercayaan, kehidupan emisional, dan kecenderunga untuk bertindak.

Sikap ini terdiri dari beberapa tingkatan yaitu menerima, merespon, menghargai, bertanggung jawab.

c) Praktik dan Tindakan

Tingkat-tingkat praktik:

1) Persepsi

2) Respon terpimpin

3) Mekanisme

4) Adaptasi

3. Perubahan-perubahan Perilaku

Perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan lainnnya.

a) Teori Stimulus-Organisme-Respon

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa peyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.

Selanjutnya teori ini mengartikan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.

b) Teori Festinger (Dissonance Theory)

Teori ini berarti bahwa keadaan kognitif dissonance merupakan keadaan ketidak seimbangan psikologis yang yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali. Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu, maka berarti sudah tidak terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut keseimbangan.

c) Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada keutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Katz berasumsi bahwa:

1. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.

2. Perilaku dapat berfungsi sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya.

3. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti.

4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam diri seseorang dalam menjawab suatu situasi.

d) Teori Kurt Lewin

Kurt Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia itu adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong dan kekuatan-kekuatan penahan. Ada 3 kemungkinan terjadinya perubahan perilaku dalam diri seseorang yaitu :

a. Kekuatan pendorong meningkat

b. Kekuatan penahan menurun

c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan pendorong menurun

4. Perubahan Perilaku dan Proses Belajar

Terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses kematangan dan dari proses interaksi dengan lingkungan. Teori proses belajar:

1. Teori Stimulus dan Transformasi Perkembangan teori proses belajar yang ada dapat dikelompokkan

kedalam 2 kelompok besar, yaitu stimulus respon yang kurang memperhitungkan faktor internal dan teori transformasi yang telah memperhitungkan faktor internal.

Kelompok teori proses belajar yang kedua sudah memperhitungkan faktor internal antara lain :

a. Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang dirumuskan oleh Neiser

b. Teori Gestalt yang mendasarkan pada teori belajar pada psikologi gestalt

2. Teori-teori Belajar Sosial Untuk melangsungkan kehidupan manusia perlu belajar. Dalam hal ini ada

2 macam belajar yaitu belajar secara fisik dan psikis. Dalam belajar psikis ini termasuk juga belajar sosial, dimana seseorang mempelajari perannya dan peran- peran orang lain dalam kontek sosial.

1) Teori belajar sosial dan tiruan dari Millers dan Dollard Prinsip belajar ini terdiri dari 4 yaitu dorongan, isyarat, tingkah laku balas,

dan ganjaran. Keempat prinsip ini saling engkait satu sama lain, yaitu dorongan menjadi isyarat, isyarat menjadi ganjaran, dst.

Dorongan adalah rangsangan yang sangat kuat terhadap manusia untuk berlaku isyarat adalah rangsangan yang membutuhkan “bila” dan “dimana” suatu

respon akan timbul dan terjadi. Anjaran adalah rangsangan yang menetapkan apakah tingkh laku balas diulang atau tidak dalam kesempatan yang lain.

Mekanisme tingkah laku tiruan, yaitu:

a. Tingkah laku sama

b. Tingkah laku tergantung

c. Tingkah laku salinan

2) Teori belajar sosial dari Bandura dan Walter Teori ini menyatakan bahwa tingkah laku tiruan adalah suatu bentuk

asosiasi dari rangsang dengan rangsang lainnya. Pengaruh tingkah laku model terhadap tingkah laku peniru:

a. Efek modeling

b. Efek menghambat

c. Efek kemudahan

5. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku

a) Perubahan alamiah Perilaku manusia selalu berubah, dimana sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau social budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya akan mengalami perubahan.

b) Perubahan rencana Terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh objek.

c) Kesediaan untuk berubah

d) Apabila terjadi suatu inovasipembangunan di dalam masyarakat. Maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat menerima perubahan tersebut, tetapi sebagian lagi sangat lambat.

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

a) Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran sehingga ia mau melakukan seperti yang diharapkan.

b) Pemberian Informasi Dengan memberikan informasi tentang sesuatu hal maka akan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk melakukan atau berperilaku sesuai informasi yang diterima.

c) Diskusi dan Partisipasi Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua.