Dalam hal ini, metode yang digunakan dalam memahami sebuah narasi tidak cukup menggunakan perasa sastra saja, melainkan perlu
menggunakan perangkat linguistik, salah satunya adalah deiksis. Deiksis yaitu memahami suatu teks narasi dengan melibatkan unsur-unsur eksternal
bahasa unsur-unsur luar bahasa atau pragmatik konteks tersebut. Dalam mengetahui bentuk ujaran dialog yang melibatkan siapa, kapan, dimana,
konteks penceritaan itu diungkapkan oleh tokoh-tokoh cerita. Rujukan dari maksud yang diungkapkan cerita terjadi pada penutur itu sendiri.
Sejauh ini, penelitian mengenai deiksis telah cukup banyak dilakukan, baik oleh sarjana Indonesia maupun non Indonesia seperti yang
peneliti temukan, antara lain: Bambang Kaswanti Purwo dalam deiksis dalam Bahasa Indonesia
, Rita Prasetiani dalam deiksis dalam Bahasa Arab, Clive Holes dalam Modern Arabic: Structure, Function, and Varieties, F.X.
Rahyono dalam Makna Invariant Deiksis Bahasa Jawa serta beberapa bentuk penelitian tentang bahasa lain oleh beberapa peneliti lainnya seperti
Heeschen, Malotki, dan Batori. Namun, dari semua penelitian yang ada, penelitian mengenai deiksis teks narasi belum banyak ditemukan. Terdapat
beberapa peneliti seperti Judith F. Duchan, et all dalam bukunya Deixis in Narrative: A Cognitive Science Perspective
, William J. Rapaport, et all. dalam penelitian “Deictic Centers and Cognitive Structure of Narrative
Comprehension” dan beberapa artikel seperti Varzegar Minoo, et all. dalam “Deixis and EFL Reading Comprehension”.
Hal ini penting untuk diteliti karena para pembaca teks narasi masih mengalami kesulitan-kesulitan terutama bagi pembaca teks narasi
bahasa Arab dalam hal penerapan fungsi bahasa tulis. Selama ini, penelitian bahasa Arab didominasi pada studi gramatikal, namun dalam aplikasi fungsi
gramatikal bahasa dalam pemahaman masih belum banyak yang dikaji, terutama dari segi pragmatik, yaitu bagaimana cara melakukan metode yang
tidak hanya memberikan informasi secara struktural tetapi lebih menekankan penerapan fungsi eksternal struktural bahasa untuk pemahaman
informasi atau pesan yang tersirat dari apa yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk membuka
jalan dalam memahami teks narasi sehingga berbagai pesan dan informasi didalamnya lebih jelas dengan kajian linguistik melalui studi deiksis ini,
serta memberikan kontribusi kebijakan dalam pendidikan bahasa pembelajaran teks narasi. Maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
ini.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Pada dasarnya pengidentifikasian masalah muncul dari 3 tiga faktor sumber masalah, yaitu masalah diri sendiri peneliti, masalah dari
orang lain buku, seminar, diskusi, dan sebaginya, dan masalah dari dokumen teks, jurnal, koran, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan
pada latar
belakang, peneliti
mengidentifikasikan penelitian ini karena masalah dari perdebatan diskusi yang memunculkan beberapa pertanyaan yang perlu sekiranya di jawab
yakni: 1 Sejauh mana deiksis berpengaruh dalam pemahaman teks narasi?,
2 Bagaimana penggunaan deiksis sebagai solusi pemahaman membaca
teks narasi ?, 3 Apakah deiksis dapat menjadi faktor utama dalam pemahaman teks
narasi?, 4 Bagaimana cara deiksis menjadi faktor sangat berpengaruh untuk
memudahkan pemahaman teks narasi?, 5 Bagaimana relevansi deiksis dan semantik dalam teks narasi?,
6 Apa penyebab kesulitan dalam pemahaman teks narasi?, 7 Faktor-faktor deiksis apa saja dalam upaya memahami teks narasi?,
8 Bagaimana implikasi deiksis dalam pembelajaran bahasa Arab?. 2.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dengan membatasi variabel atau aspek mana yang diteliti dan mana yang tidak.
26
Untuk itu, riset ini membatasi masalah pada bagaimana pengaruh deiksis dalam pemahaman teks narasi Novel al-Karnak karya Najib
Mah}fuz}.
3. Perumusan Masalah
Rumusan masalah berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian. Tentunya masalah yang dipaparkan
tersebut tidak lepas dari latar belakang yang di kemukakan pada bagian pendahuluan.
27
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh deiksis dalam pemahaman teks narasi, sehingga dapat memudahkan pemahaman novel al-Karnak ?.
C. Kajian Pustaka dan Penelitian Terdahulu yang Relevan
Manfaat pustaka untuk memberikan pemahaman banding antara fenomena yang hendak diteliti dengan hasil studi terdahulu yang sama atau
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Rosda Karya, 2009, 300 – 301.
27
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Jakarta: Rajawali Press, 2007, 40.
serupa.
28
Maka, informasi-informasi terdahulu yang telah ada dapat dilakukaan penelaahan lebih lanjut terhadap masalah yang akan diteliti.
29
Kajian mengenai deiksis ini cukup banyak dilakukan pada beberapa penelitian, terutama yang berkaitan dengan bahasa. Sedangkan, penelitian
yang berkaitan dengan teks masih sedikit. Dalam kajian pustaka ini, penulis memaparkan kajian penelitian secara spesifik yang berkaitan dengan bahasa
Arab dan teks narasi. Karya-karya tersebut sebagai berikut:
Deiksis dalam teks: Judith F. Duchan, et all dalam “Deixis in Narrative: A Cognitive Science Perspective” 1995
30
, William J. Rapaport, et all dalam Deictic Centers and The Cognitive Structure of Narrative
Comprehension 1994
31
, Varzegar Minoo, et all dalam “Deixis and EFL Reading Comprehension”
2004
32
, dan Josep Ribera, “Text Deixis in Narrative Sequences” 2007.
33
Penjelasan singkat penelitian diatas dengan klasifikasi sebagai berikut:
Pertama , kajian deiksis dalam narasi secara kognitif, yaitu Judith F.
Duchan dan William J. Rapaport. Asumsi-asumsi deiksis secara kognitif ini meliputi definisi dan tujuan yang dikerangkakan dalam sebuah teks narasi.
Hipotesa yang dibangun penelitian ini adalah bahwa penulispengarang menciptakan suatu narasi dapat memanipulasi pusat deiktis kepada pembaca
menggunakan berbagai pandangan kognitif, seperti pada lakon tokoh utama cerita atau deskripsi tuturan.
Kajian Judith F. Duchan ini merupakan kajian komprehensif. Kajian ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu filosofi, teori dan empirik
linguistik, psikolinguistik, psikologi, pustaka kritis, dan artificial intelligence yang menjadi disiplin pengetahuan kognitif.
34
Menurutnya, bahwa pembaca akan memperoleh pengetahuan cerita narasi termasuk
kesadaran, perasaan dan sebagainya melalui faktor mental, naluri, dan pengalaman pembaca sendiri.
28
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Jakarta: Rajawali Press, 2006, 46.
29
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, 21.
30
Judith F. Duchan, et all., “Deixis in Narrative: A Cognitive Science Perspective”, Computational Linguistics vol. 22 no. 3 State University of New York of
Buffalo, 1995.
31
William J. Rapaport,et all., Deictic Centers And The Cognitive Structure of Narrative Comprehension
State Buffalo:University of New York, 1994.
32
Varzegar Minoo, et all., “Deixis and EFL Reading Comprehension” Academic Exchange Quarterly
, 2004.
33
Josep Ribera, “Text Deixis in Narrative Sequences”, IJES: International Journal
, vol. 7 1 Universidad de Murcia, 2007.
34
Judith F. Duchan, et all., “Deixis in Narrative: A Cognitive Science Perspective”, 98.
Kritik terhadap Judith F. Duchan, bahwa pembahasan deiksis dalam narasi secara kognitif ini menjadikan pembaca tidak memiliki keleluasaan
untuk ber-perspektif terhadap sebuah narasi. Hal ini terlihat, pada pembaca yang lebih ditekankan faktor peranan psikologi dan pengetahuan linguistik
terhadap teks narasi. Sementara, deiksis dalam kajian ini hanya sebagai penghubung acuan-acuan makna teks narasi secara deskriptif.
Kedua , kajian yang berasumsi deiksis sebagai pemahaman bacaan
oleh Varzegar Minoo. Menurutnya, bahwa membaca merupakan proses merangkai struktur kata dalam kalimat dan tak terlepas dari makna.
Memahami makna secara kontekstual, konseptual, tematik, dan pragmatis dapat memunculkan pemahaman yang holistik dan global.
35
Selain itu, ada dua proses dasar yang terlibat dalam pemahaman: 1 decoding dan 2
demessaging. Decoding adalah proses mencoba memahami arti dari sebuah kalimat, kata, atau kalimat dan demessaging adalah skriptual, skematis dan
pragmatis aspek pemahaman.
36
Kritik terhadap kajian Varzegar ini adalah fokus perhatian pada proses pemahaman bacaan. Peran deiksis dalam kajian sebatas untuk
memudahkan bacaan dalam struktur teks dan masih dalam kerangka proses bukan hasil pemahaman bacaan tersbeut. Sehingga analisa deiksis dalam
cakupan pemahaman bacaan merupakan kajian yang diharapkan mampu membongkar lebih komprehensif dalam konteks acuan bacaan tersebut.
Ketiga , kajian dengan asumsi narasi sebagai teks deiksis, yaitu
melihat deskripsi demonstratif, sebagai struktur teks deiktik yang berkontribusi untuk menentukan referen teks. Teks deiksis dianggap sebagai
sebuah metafora perangkat referensial yang memetakan dasar tuturan pada teks itu sendiri. Pengkaji ini adalah Josep Ribera. Pemikiran fundamental
kajian ini adalah bahwa narasi merupakan teks deiksis yang diekspresikan secara demonstratif dengan klasifikasi perspektif yang berbeda antara
deiktik dan anaforis sebagai perangkat teks. Demonstratif deiktik sebagai tekstual tidak murni , sedangkan anaforis sebagai tekstual murni.
37
Kritik terhadap kajian ini adalah penjelasan demonstratif teks deiksis berfokus pada bentukan nomina. Selain itu, adanya proses metafora yang
menghubungkan deiksis dan anaforis bahwa demonstratif adalah deskripsi yang dipicu oleh teks deiksis dan referen yang diberikan untuk
mempertahankan referen teks bersama dengan anaforis. Oleh karena itu, kajian ini belum maksimal menjelaskan teks deiksis sebagai bentuk acuan
konteks.
35
Varzegar Minoo, et all., “Deixis and EFL Reading Comprehension”, 112.
36
Varzegar Minoo, et all., “Deixis and EFL Reading Comprehension”, 114.
37
Josep Ribera, “Text Deixis in Narrative Sequences”, 151-152.
Deiksis dalam bahasa: Clive Holes dalam Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties
1995
38
dan Rita Prasetiani dalam tesisnya “Deiksis dalam Bahasa Arab” 2004
39
. Penjelasan singkat penelitian diatas sebagai berikut:
Clive Holes dan Rita Prasetiani menggunakan struktur bahasa Arab yang menghubungkan deiksis dengan morfologis dan semantik. Dalam
penjelasan tentang deiksis, Holes menguraikan aspek-aspek deiksis dalam bahasa Arab, seperti pronominal persona yang termasuk dalam deiksis
persona, pronominal demonstratif yang termsuk deiksis ruang, deiksis waktu, dan deiksis lokasi.
40
Menurutnya pronominal persona dalam bahasa Arab terbagi atas bentuk bebas dan terikat. Bentuk bebas terpisah dari kata
setelahnya dan berfungsi sebagai subjek kalimat. Adapun Rita menambahkan bahwa bahasa Arab memuat semua jenis deiksis, yaitu
termasuk deiksis wacana dan deiksis sosial.
41
Kritik terhadap kajian diatas adalah bahwa deiksis dalam bahasa Arab lebih menekankan pada struktural teks sehingga bersifat semantik.
Sehingga kajian deiksis sebagai konteks kurang dijelaskan. Berdasarkan kajian pustaka dari penelitian terdahulu yang relevan
diatas, maka analisis deiksis dalam teks narasi bahasa Arab layak dilakukan dengan pertimbangan penulis, belum ada yang meneliti teks narasi bahasa
Arab dengan deiksis. Kelayakkan ini juga dilihat pada pemilihan objek penelitian dalam karya-karya sastrawan besar Mesir, Najib Mah}fuz},
yang memiliki gaya penulisan yang khas dalam novel al-Karnak sebagai salah satu novel beraliran realism mengenai kisah sejarah revolusi Mesir
tahun 1967, sehingga perlu untuk diteliti secara kontekstual.
Dengan demikian, kajian pustaka dapat dibuat bagan kajian teks narasi. Dilihat dari tinjauan referen, teks narasi ber-referen pada intralingual
dan ekstralingual yang dipengaruhi oleh tindak tutur, hasil analisis penelitian ini mengkaitkan tektual ke dalam kontekstual berdasarkan tindak
tutur dan mengkolaborasikannya dalam rumusan struktural deiksis. Berikut bagan 1 sebagai model analisis penelitian ini:
38
Clive Holes, Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties New York: Longman, 1995.
39
Rita Prasetiani, “Deiksis dalam Bahasa Arab”, Tesis Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004.
40
Clive Holes, Modern Arabic: Structures, Function, and Varieties, 145.
41
Rita Prasetiani, “Deiksis dalam Bahasa Arab”, 99-104.
Teks Narasi Referen
Intralingual Tindak tutur Ekstralingual Semantik Pengujaran Pragmatik
Anaforis Kataforis Subjek Objek Deiksis Tekstual Ujaran Persona Waktu Ruang
Subjek Objek Kontekstual
Rumusan deiksis
D. Tujuan Penelitian