Deiksis Persona Deiksis dan pemahamannya teks narasi bahasa Arab (telaah novel al-karnak karya Najib Mahfuz)

BAB IV DEIKSIS TEKS NOVEL AL-KARNAK

Pada bab IV ini model struktur deiksis dijelaskan pada bab III menjadi bahan analisis untuk menemukan rumusan deiksis teks narasi bahasa Arab dalam novel al-Karnak. Deiksis yang di paparkan menggunakan 3 tiga macam, yakni a deiksis persona, b deiksis waktu. c deiksis ruang. Deiksis persona, meliputi: 1 persona pertama dan 2 persona kedua. Adapun model persona pertama, yaitu 1.1 pronomina afiksal persona pertama singular, 1.2 pronomina leksikal persona pertama singular, 1.3 pronomina afiksal persona pertama dual, 1.4 pronomina afiksal persona pertama plural, dan 1.5 pronomina leksikal persona pertama plural. Dan model persona kedua, yakni 2.1 pronomina afiksal persona kedua maskulin singular, 2.2 pronomina afiksal persona kedua feminin singular, 2.3 pronomina leksikal persona kedua maskulin singular, 2.4 pronomina leksikal persona kedua feminin singular, 2.5 pronomina afiksal persona kedua dual, 2.6 pronomina afiksal persona kedua plural, 2.7 pronomina leksikal persona kedua plural. Deiksis waktu meliputi: waktu kebahasaan lampau, kini, dan mendatang. Sedankan, deiksis ruang meliputi: 1 Lokatif, 2 Demonstratif, dan 3 Temporal.

A. Deiksis Persona

Sebagaimana penjelasan bab-bab sebelumnya, deiksis persona merupakan pronomina persona yang bersifat ekstratekstual, yang berfungsi menggantikan suatu referen yang dipengaruhi oleh identitas pengujar. 332 Kaidah klausa verba mad}i bahwa verba mendahului pemarkah subjek dan klausa mud}ari’yaitu verba mud}ari’ didahului pemarkah subjek. 333 332 Identitas pengujar yang dibicarakan termasuk “Variebel”, disebabkan hal yang berubah-ubah. Lihat J.W.M. Verhaar, Asas – asas Linguistik Umum Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, 399. 333 Verba mad}i menunjukkan perfek. Sedangkan, verba mud}ari’ menunjukan imperfek. Lihat Lihat Aziz Fahrurrozi dan Muhajir, Gramatika Bahasa Arab Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, T.t., 243. 1. Persona Pertama 1.1 Pronomina afiksal persona pertama singular Pronomina afiksal pada verba Pronomina afiksal subjek verba mad}i mengalami perubahan morfologis, yaitu morfem ana { ﺎﻧأ } dapat membentuk alomorf –tu { - ُت } sufiks. Hal ini terjadi pada klausa 1 ihtadaitu { ُﺖﯾﺪﺘھا } ’aku datang’, 2 h}araktu { ُﺖﻛﺮﺣ } ‘aku menggeleng’, dan 3 raja’tu { ُﺖﻌﺟر }’aku pulang’ merupakan klausa bentuk morfologis pronomina sufiks –tu { - ُت } terikat verba mad}i. Berdasarkan konteks kalimat, pronomina afiksal tersebut berkedudukan sebagai subjek verba ujaran. 334 Konteks kalimat pengujaran terdapat pada klausa 4 sami’tu { ُﺖﻌﻤﺳ } ‘aku mendengar’, 5 ‘araftu { ُﺖﻓﺮﻋ } ‘aku mengenal’, 6 uh}ibbu { ُا ﺐﺣ } ‘aku mencintai’, 7 az}unnu { ﻦﻇأ } ‘aku pikir’ dan sebagainya. Klausa - klausa tersebut terikat dalam 2 dua bentuk verba, yaitu verba mad}i dan verba mud}ari’. Klausa 4 dan 5 bentuk pronomina afiksal verba mad}i lihat penjelasan sebelumnya, sedangkan pronomina afiksal verba mud}ari’ pada klausa 6 dan 7 berprefiks u- { ُا- } dan -a { أ- } sesuai pola gramatikal yuf’ilu dan yaf’ulu. Pronomina afiksal keempatnya berkedudukan sebagai subjek pengujaran. 335 Adapun, kedudukan pronomina sebagai objek verba terdapat dalam klausa 8 tadhakkartani { ﻰﻨﺗﺮﻛﺬﺗ } ‘kamu mengenal aku’, 9 yuh}ibbuni { ﻰﻨﺒﺤﯾ } ‘dia mencintaiku’, 10 khabbirni { ﻰﻧﺮﺒﺧ } ‘katakan padaku’, 11 h}addathtani { ﻰﻨﺘﺛﺪﺣ } ‘dia berbicara padaku’, 12 yujibni { ﻰﻨﺒﺠﯾ } ‘menanggapiku’, dan 13 jalasatni { ﻰﻨﺘﺴﻟﺎﺟ } ‘dia duduk denganku’. Pada klausa 8, 9, dan 12 pronomina sufiks –nun + -i { - ﻰﻧ } terikat verba mud}ari’. Sementara, pronomina sufiks –nun + -i { - ﻰﻧ } terikat verba mad}i terdapat dalam klausa 10, 11, dan 13. Adapun klausa 13, pronomina afiksal verba perfek feminin 336 infiks –t { - ْت } pada verba mad}i dalam klausa jalisatni { ْﺘﺴﻟﺎﺟ ﻰﻨ } yang merujuk pada subjek P2. 334 Subjek ujaran, yaitu memposisikan ‘aku’ yang diujarkan P1 sebagai pronomina persona pertama singular. Lihat, Benny H. Hoed, Kala dalam Novel, Fungsi dan Penerjemahannya Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press, 1992, 32. 335 Subjek pengujaran, yaitu apabila P1 memproduksi ujaran ‘aku’ saat pengujaran. Lihat Benny H. Hoed, Kala dalam Novel, Fungsi dan Penerjemahannya , 32. 336 Verba perfek feminin yang merupakan verba bersubjek feminin yang mengacu pada waktu yang telah terjadi atau selesai. Lihat Aziz Fahrurrozi dan Muhajir, Gramatika Bahasa Arab , 243. Berdasarkan konteks kalimat, klausa 8, 9, dan 10 berkedudukan sebagai objek pengujaran, yaitu saat pengujaran ‘aku’ oleh P1 sebagai pelaku menderita. Sedangkan, ujaran P1 posisi ‘aku’ sebagai pronomina persona pertama singular pelaku menderita atau objek ujaran terjadi pada klausa 11, 12, dan 13. Di samping itu, bentuk objek verba berlaku pada pronomina sufiks –i { - ي } dalam klausa 14 h}ubbi { ﻰﺒﺣ } ‘cintaku’ dan 15 h}uzni { ﻰﻧﺰﺣ } ‘kesedihanku’. Pronomina kedua klausa tersebut terikat verba mad}i. Adapun pronomina terikat verba mud}ari’ terjadi pada klausa 16 ajibi { ﻰﺒﯿﺟأ } ‘jawab pertanyaan aku’, 17 tajribati { ﻰﺘﺑﺮﺠﺗ } ‘pengalamanku’, dan 18 i’jabi { ﻲﺑﺎﺠﻋإ } ‘kekagumanku’. Berdasarkan konteks kalimat, objek pengujaran terdapat pada klausa 14, 15, dan 16. Sedangkan, klausa 17 dan 18 sebagai objek ujaran. Pronomina afiksal pada nomina Pada klausa 19 sa-‘ati { ﻰﺘﻋﺎﺳ } ‘jam tangan ku’ dan 20 baiti { ﻲﺘﯿﺑ } ‘rumahku’, merupakan afiksasi nomina sa’atun { ﺔﻋﺎﺳ } dan baitun { ﺖﯿﺑ } dengan pronomina sufiks –i { - ي } bermakna ‘milik’ atau ‘kepunyaan’ oleh ‘aku’ berkedudukan sebagai subjek nomina. Sama halnya, pada pronomina afiks nomina preposisi klausa 21 warai { ئارو }, menyatakan keberadaan sesuatu dari subjek. Pronomina afiksal pada partikel Partikel emfatik anna { ّنأ } dan in { نإ } berafiks pronomina persona pertama singular berinfleksi konfiks – n - { - ن - } dan sufiks –i –i { - ي }pada frasa 22 annani { ﻰﻨﻧأ } dan 23 inni { ﻰﻧإ } sebagai subjek partikel kalimat dan bermakna ‘bahwa atau sungguh’. Frasa 25 lakinani { ﻰﻨﻨﻜﻟ } merupakan partikel preposisi lakin { ﻦﻜﻟ } afiksal subjek kalimat sufiks –nun + -i { - ﻰﻧ } dan pronomina sebagai objek kalimat pada frasa 27 lakini { ﻰﻨﻜﻟ } sufiks –i { - ي }. Adapun konteks partikel preposisi li { ل } pada frasa 25 li { ـﻟ } pronomina sufiks –i { - ي } bermakna ‘bagi, untuk’ sebagai objek dan frasa 26 ‘kepunyaan, karena’ berkedudukan subjek. Dan objek partikel preposisi kalimat terdapat pada frasa 26 minni { ﻰﻨﻣ }dan 28 A‘ni { ﻰﻨﻋأ } dimarkahi pronomina –nun + -i { - ﻰﻧ }.

1.2 Pronomina leksikal persona pertama singular

Pronomina ana { ﺎﻧأ } merupakan bentuk leksem pronomina persona pertama singular. Konteks kata 29 dan 30 merupakan subjek ujaran oleh P1 bentuk ‘aku’ sebagai pronomina persona pertama singular. Sedangkan, pengujaran ‘aku’ sebagai subjek oleh P1 terjadi pada kata 31, 32, 33, dan 34.

1.3 Pronomina afiksal persona pertama dual

Pronomina afiksal pada verba Bentuk persona pertama dual baik feminin dan maskulin memiliki kesamaan. Secara leksikal pronomina nah}nu { ﻦﺤﻧ } dan afiksal na- { ـﻧ - } verba mud}ari’ dan afiksal -na { - ﺎﻧ } verba mad}i. Pada klausa 35 nabs}uqa { ﻖﺼﺒﻧ } ‘kita ludahi’, 36 natabadal { لدﺎﺒﺘﻧ } ‘kami saling bertukar’, dan 37 na’udu { دﻮﻌﻧ } ‘kita kembali’. Ketiga klausa tersebut merupakan pronomina afiksal subjek verba mud}ari’. Konteks klausa dalam kalimat 35 36 dan 37 mengacu pronomina prefiks na- { ـﻧ - } sebagai subjek pengujaran. Pada pronomina afiksal subjek verba mad}i terdapat pada klausa 38 h}ubbuna { ﺎﻨﺒﺣ } ‘cinta kami berdua’, intaz}arna { ﺎﻧﺮﻈﺘﻧا } ‘kami menantikan’, dan 39 tas}afah}na { ﺎﻨﺤﻓﺎﺼﺗ } ‘kami saling berjabat tangan’. Ketiga klausa tersebut merupakan subjek ujaran. Pronomina afiksal pada nomina Nomina preposisi baina { ﻦﯿﺑ } merupakan afiks pronomina dual membentuk frasa 38 bainana { ﺎﻨﻨﯿﺑ } ‘diantara kami’. Nomina preposisi tersebut sebagai kalimat yang menyatakan keberadaan sesuatu dari subjek. Pronomina afiksal pada partikel Frasa 40 lanna { ﺎﻨﻟ } merupakan partikel lan { ﻦﻟ } terafiks pronomina –na { - ﺎﻧ }. Konteks kalimat subjek partikel.

1.4 Pronomina afiksal persona pertama plural

Leksem pronomina persona pertama plural memiliki kesamaan bentuk afiksal seperti pronomina persona pertama dual. Keduanya dibedakan berdasarkan kuantitas persona yang diacunya. Pronomina dual mengacu pada dua orang, sedangkan pronomina plural mengacu pada persona pertama yang lebih dari dua orang. Hal tersebut dapat dilihat dari konteks kalimat personanya. Pronomina afiksal pada verba Konstruksi 41 berklausa nuh}ibb { ﺐﺤﻧ } ‘kami semua mencintai’ merupakan bentukan pronomina afiksal verba mud}ari’. Bentuk afiks pronomina tersebut sesuai pola gramatika yuf’ilu sehingga pronomina plural afiks beralomorf sufiks –nu { ُـﻧ - }. Pada pola mud}ari’ yaf’alu klausa 42 nah}zan { نﺰﺤﻧ } ‘kita bersedih’ pronomina plural beralomorf sufiks –na { َـﻧ - }. Konteks kalimat kedua klausa tersebut bermakna pronomina subjek pengujaran. Konteks kalimat sebagai objek ujaran terjadi pada klausa 43 tu’aniquna { ﺎﻨﻘﻧﺎﻌﺗ } ‘kami saling berpelukan’, 44 Tabadulana { ﺎﻨﻟدﺎﺒﺗ } ‘kami saling tukar pandang’, dan 45 istiqlalna { ﺎﻨﻟﻼﻘﺘﺳا } ‘kebebasan kami’. Ketiga klausa pronomina plural afiksal verba mad}i. Pronomina afiksal pada nomina Pada frasa 46 h}aulana { ﺎﻨﻟﻮﺣ } memiliki afiks pada nomina preposisi h}aulun { لﻮﺣ } dengan pronomina sufiks –na { - ﺎﻧ } sebagai subjek ujaran. Pronomina afiksal pada partikel Pronomina plural sufiks –na { - ﺎﻧ } berafiks partikel preposisi ‘ala { ﻰﻠﻋ } sebagai subjek pada frasa 47 ‘alaina { ﺎﻨﯿﻠﻋ }. Pada frasa 48 annana { ﺎﻨﻧأ } merupakan bentukan partikel kausatif anna { ّنأ } dan pronomina plural. Dan frasa 49 minna { ﺎﻨﻣ }, pronomina plural afiksal partikel preposisi min { ﻦﻣ }.

1.5 Pronomina leksikal persona pertama plural

Pronomina plural leksem nah}nu sebagai subjek pengujaran terjadi pada 50, 51, 52, 53, dan 54. Pada pronomina leksem 50 dan 51 subjek mengacu makna inklusif dan subjek makna eksklusif pada pronomina leksem 52, 53, dan 54.

2. Deiksis Persona Kedua

2.1 Pronomina afiksal persona kedua maskulin singular

Pronomina afiksal pada verba Referen persona kedua adalah apabila persona yang diujarkan oleh P1 merujuk pada P2, yaitu ‘kamu’. Pada morfem persona kedua maskulin singular, yaitu anta { َﺖﻧأ } apabila afiksal verba mad}i terjadi infleksi menjadi 2 dua macam alomorf sufiks, yaitu –ka { - ك َ } dan –ta { - َت }. Hal ini terlihat pada klausa 55 a’jabatka { ﻚﺘﺒﺠﻋأ } ‘anda suka’ dan 56 ra’yuka { ﻚﯾأر } ‘menurutmu’ yang merupakan subjek verba mad}i. Begitupun, pada klausa 57 tadhakkarta { تﺮﻛﺬﺗ } ‘anda mengingat’ dan 58 sami’ta { ﺖﻌﻤﺳ } ‘anda mendengar’. Keempat klausa tersebut merujuk pada P2 sebagai subjek pengujaran oleh P1. Di samping verba mad}i, subjek pengujaran leksem pronomina anta { َﺖﻧأ } afiksal verba mud}ari’ dengan alomorf prefiks ta- { َـﺗ - }, yaitu pada klausa 59 ta’rif { فﺮﻌﺗ } ‘anda tahu’. Adapun, klausa 60 h}asibanaka { كﺎﻨﺒﺴﺣ } ‘kami mengira kamu’ berkedudukan objek pengujaran, yaitu merujuk P2 sebagai pelaku menderita oleh P1. Pronomina afiksal pada partikel Pronomina persona kedua maskulin singular afiksal partikel sufiks – ka { - ك َ }, seperti pada frasa 61 minka { َﻚﻨﻣ } berkedudukan subjek partikel. Sementara, klausa 62 annaka { َﻚﻧأ } merupakan bentukan pada partikel emfatik, yaitu anna { ّنأ } sebagai penegasan subjek kalimat. Pada infleksi partikel preposisi li { ِل } pada pronomina sufiks –ka { - َك } menjadi la { َل } terjadi pada frasa 63 laka { َﻚَﻟ } dan berkedudukan subjek partikel pengujaran.

2.2 Pronomina afiksal persona kedua feminin singular

Pronomina afiksal pada verba Pronomina persona kedua feminin singular, yaitu morfem anti { ِﺖﻧأ } dapat berafiks pada 2 dua verba, yaitu verba mad}i dan verba mud}ari’. Pemarkah pronomina afiksal verba mud}ari’ beralomorf konfiks ta-ina { ـﺗ - ﻦﯾ } seperti pada klausa 64 ta’rafina { ﻦﯿﻓﺮﻌﺗ } ‘kamu menyadari’, 65 targhabina { ﻦﯿﺒﻏﺮﺗ } ‘kamu menginginkan’, dan 66 Satandamina { ﻦﯿﻣﺪﻨﺘﺳ } ‘kamu akan menyesal’ . Ketiga klausa tersebut berkedudukan sebagai subjek pengujaran yang merujuk P2 feminin. Adapun, konteks kalimat sebagai objek pengujaran pada klausa 67 ashkuruki { كﺮﻜﺷأ } ‘aku berterimakasih atau salut padamu’ dengan alomorf sufiks –ki { - ِك } dan verba mud}ari’ yashkuru { ﺮﻜﺸﯾ }. Pada pronomina persona kedua feminin afiksal verba mad}i beralomorf sufiks –ki { - ِك } sebagai objek pengujaran seperti pada klausa 68 bisababki { ﻚﺒﺒﺴﺑ } ‘dengan penyebabmu’. Pronomina afiksal pada partikel Partikel preposisi inna { ّنإ } frasa 69 innaki { ِﻚﻧإ } dan la { َل } frasa 70 laki { ِﻚﻟ }. Kedua frasa tersebut pronomina afiksal partikel preposisi dengan pronomina sufks –ki { - ِك }berkedudukan sebagai subjek partikel dalam objek pengujaran kalimat.

2.3 Pronomina leksikal persona kedua maskulin singular

Leksem anta { َﺖﻧأ } sebagai pronomina leksikal persona kedua maskulin singular terdapat dalam subjek pengujaran kalimat 71, 72, 73, dan 74.

2.4 Pronomina leksikal persona kedua feminin singular

Referen pronomina leksikal feminin singular pada persona kedua leksem anti { ِﺖﻧأ } terjadi pada kalimat 75, 76, dan 77. Ketiga pronomina feminin singular tersebut berkedudukan sebagai subjek pengujaran.

2.5 Pronomina afiksal persona kedua dual

Konstruksi 78 janibikuma { ﺎﻤﻜﺒﻧﺎﺟ } merupakan bentukan pronomina leksikal persona kedua dual antuma { ﺎﻤﺘﻧأ } berinfleksi morfologi ketika berafiks verba mad}i menjadi alomorf sufiks -kuma { - ﺎﻤﻛ }. Kedudukan konstruksi tersebut sebagai subjek pengujaran oleh P1. Kedudukan subjek partikel emfatik anna { ّنأ } terjadi pada frasa 79 annakuma { ﺎﻤﻜﻧأ } bermakna penegas subjek dual.

2.6 Pronomina afiksal persona kedua plural

Pronomina afiksal pada verba Pada klausa 80 turiduna { نوﺪﯾﺮﺗ } ‘kalian inginkan’, 81 tu’amilunani { ﻰﻨﻧﻮﻠﻣﺎﻌﺗ } ‘kalian memperlakukanku’, dan 82 tah}limuna { نﻮﻤﻠﺤﺗ } ‘kalian impikan’ merupakan pronomina afiksal plural verba mud}ari’ bermalomorf konfiks ta-una { ـﺗ - نو }. Ketiga klausa tersebut berkedudukan sebagai subjek pengujaran. Sedangkan, konteks objek pengujaran verba mad}i sufiks –kum { - ﻢﻛ } terdapat pada klausa 83 tah}rarakum { ﻢﻛرﺮﺤﺗ } ‘menjaga kalian’. Pronomina afiksal pada nomina Pronomina plural afiksal nomina terjadi pada frasa 84 majlisikum { ﻢﻜﺴﻠﺠﻣ }. Nomina Majlisun { ﺲﻠﺠﻣ } merupakan partisip aktif atau nomina pelaku yang berafiks sebagai subjek nomina sufiks –kum { - ﻢﻛ }. Dalam konteks kalimat, frasa tersebut berkedudukan objek pengujaran. Pronomina afiksal pada partikel Konstruksi subjek partikel sufiks –kum { - ﻢﻛ } afiksal partikel preposisi li { ِل } pada frasa 85 lakum { ﻢﻜﻟ }. Pada partikel emfatik anna { ّنأ } pada frasa 86 annakum { ﻢﻜﻧأ }. Kedua frasa tersebut berkedudukan sebagai objek pengujaran.

2.7 Pronomina leksikal persona kedua plural

Pronomina leksikal persona kedua plural antum { ﻢﺘﻧأ } pada kalimat 87 dan 88 merupakan pronomina leksikal persona kedua plural. Kedua leksem kalimat tersebut berkedudukan sebagai subjek pengujaran.

B. Deiksis Waktu 1. Waktu kebahasaan lampau