Hukuman zina bagi yang belum bernikah

Menurut mazhab Hanafi: bahwa tidak dianggap sebagai penzina muhshan bagi kanak-kanak, orang yang gila, hamba, orang kafir, tidak pada kawin yang batal, dan yang belum disetubuhi. Maka semua ini tidak dikira sebagai muhshan. Dari Ibn Umar bahwa nabi telah merajam dua orang yahudi bersandarkan taurat sebagai sumber hukum. Lafaz mukholifun dalam ayat ini menunjukan mereka berselisihan antara syariat yang dinyatakan dalam taurat dengan hukum yang berlaku ada di kalangan mereka. ْ ْ ْ ف ْ ْ ْ ّ ْ ْ ْ ْ إ ْ ْ ش ْ ك ْ ْ فلاخم ْ ْ . 58 “Dan kembali kepada taurat untuk mengetahui hukum yang terkandung di dalam taurat bersama hukum yang ada pada mereka, dan mereka meninggalkan syariat yang membuatkan mereka berselisihan dalam hukum sesama mereka.”

B. Hukuman zina bagi yang belum bernikah

Kenyataan ini menyatakan tentang hukuman cambuk bagi penzina ghairu muhshan yaitu sebanyak seratus kali cambuk. Dikuatkan lagi dengan firman Allah dalam surah an-Nur ayat dua dan terdapat lafaz ijmā‟ dalam kenyataan ini qola katsir min al- fuqaha‟, di mana kebanyakan fuqaha‟, bersetuju dengan ayat ini. ءا قفلا م ريثك لاق أ ا ّ 59 : “Maka berkata kebanyakan dari kalangan Fuqaha‟: Sesungguhnya dua ayat yang terawal telah dinasakhkan. 58 Imam Abu Zakaria Muhyiddin bin al-Sharif al-Nawawi. Op.cit. h. 45. 59 Ibid, 32. Seterusnya Imam Nawawi menggunakan lafaz ajmaā‟ „ala untuk menunjukan persepakatan fuqaha‟ dan pengamal hadits tentang hukuman cambuk dan buang negeri selama setahun. ْ ىلع ع ْجا ثْ ْ إ ف ك ْ ث ْ ء ْخا ْ خْأ ْ ْ ْ ْ ْغ ْ . 60 Artinya: “Sesungguhnya bersepakat fuqaha‟ dan pengamal hadits untuk mengambil hadits yang menunjukkan tentang hukuman cambuk dan pengasingan selama setahun, akan tetapi Hanafi tidak mengambil hadits ini”. Umar mengatakan apabila berzina di antara laki-laki dan wanita, maka cambuk ke atas mereka. Dan kata-kata Umar ini disepakati berdasarkan lafaz fa muttafaq „illaih di mana kenyataan ini didukung oleh „Ubadah dan Abu Hurairah. ْ ه ض ْ ثْ ّ هْيلع قَفت ف ْ ْ ْص ف ْ . 61 “Adapun hadits Ibn Umar disepakati ke atasnya dan menghilangkan kata-kata daripada maknanya dalam fasal yang sebelumnya”. Dalam kitab Mausuah al-Ahkam al- Syarie‟yatu al-Maisaroh fi al-kitab wa al- Sunnah al- Muamalat wal bayanati wal „uqubat karangan Samih „Atif al-Zain mengatakan bahwa hukuman cambuk dan diasingkan selama setahun yaitu hukuman bagi mereka yang belum bernikah. Dan ini merupakan perintah Rasulullah SAW. ْ ئ صْ ْغ ْ ف ْ ّ ه ْ ْغ ،ه . 62 60 Ibid, 33. 61 Ibid, 47. 62 Samih „Atif al-Zain. 1995. Mausuah al-Ahkam al-Syarie‟yatu al-Maisaroh fi al-kitab wa al-Sunnah al- Muamalat wal bayanati wal „uqubat. Cet. 1. Lubnan: Dar al-Kitab al-Lubnani. hlm. 534. “Sesungguhnya hukuman cambuk bagi penzina yang belum bernikah yaitu seratus kali cambuk mengikut nash al-Quran, dan hukuman pengasingan selama setahun adalah daripada sunnah Rasulullah Saw”. Bukti telah melakukan senggama bersetubuh, pembuktian bahwa seorang wanita telah melakukan senggama dapat dilakukan melalui ilmu pengetahuan teknologi kedokteran forensic misalnya di dalam rahim atau vaniga si wanita ditemukan sperma seorang laki-laki dengan demikian dapat diteliti DNA-nya. Jika hasil penelitian tersebut menunjukkan DNA tersebut bukan DNA suaminya dan ditemukan tanda-tanda bekas persetubuhan pada vagina wanita tersebut maka hal itu tidak dapat membuktikan bahwa persetubuhan itu bukan karena diperkosa atau bukan karena syubhat. 63 Pelaku zina bujang dan gadis, yang melakukan perbuatan zina atas dasar suka sama suka sepanjang tidak ada halangan Syar‟i bagi mereka untuk menikah dalam keadaan normal, seharusnya mereka dinikahkan untuk meminimalisasi terulangnya kembali perzinaan baik di antara mereka berdua maupun dengan orang lain. Keharusan menikahkan mereka itu bisa menjadi wajib, mengingat mereka sudah saling menyukai dan kemudian besar mereka akan mengulangi perbuatan zina yang pernah dilakukannya, karena orang yang pernah cenderung akan mengulangi kembali perbuatan zina yang pernah dilakukannya. Di samping itu Allah SWT telah menegaskan di dalam al- Qur‟an Surat An-Nur, ayat 3 bahwa orang yang tidak pernah berzina haram menikah dengan orang yang pernah berzina, jadi untuk 63 Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP, Jakarta: PT Bulan Bintang, h. 104. mencegah kemungkinan besar terulangnya kembali perbuatan zina yang pernah lakukan maka mereka wajib dinikahkan. 64

C. Pembuktian zina