Al-Quran Al-Hadits Kedudukan Ijma’

a. Al-Quran

Firman Allah SWT dalam Surah An- Nisa‟: 115                       Artinya: “Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu 27 dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk- buruk tempat kembali.” Dalam ayat ini, “jalan yang bukan orang mukmin” ini diartikan sebagai yang telah kesepakatan untuk dilakukan orang-orang mukmin. Firman Allah SWT dalam Surah An- Nisa‟: 59             أ ّ ۵۹ Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman , taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada “ Uli‟l-Amri” orang-orang yang berkuasa dari kalangan kamu..” Perintah mentaati ulil amri sesudah mematuhi Allah dan Rasul berarti perintah untuk mematuhi ijma‟, karena ulil amri itu berarti orang-orang yang mengurus kehidupan umat, baik dalam urusan dunia maupun urusan agama, dalam hal ini adalah ulama. Kepatuhan akan ulama adalah bila mereka sepakat tentang suatu hukum, inilah yang disebut ijma‟. 27 Allah biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.. Firman Allah SWT dalam Surah Ali „Imran: 103        - ۳.۱ Artinya: “ Dan berpegang teguhlah kamu sekelian kepada tali Allah agama Islam, dan jangan kamu bercerai- berai.” Dalam ayat ini Allah SWT melarang umat berpecah belah, usaha menentang ijma‟ berarti berpecah belah. Hal itu adalah terlarang, tidak ada arti kedudukan ijma‟ sebagai hujah kecuali larangan untuk menyalahinya.

b. Al-Hadits

Apabila para mujtahid telah melakukan ijmā‟ tentang hukum syara‟ dari suatu peristiwa atau kejadian, maka ijmā‟ tersebut harus diikuti karena mereka tidak mungkin melakukan kesepakatan untuk melakukan kesalahan, maksiat atau berdusta. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibn Majah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: ْ ْ ه ص ه ْ ْ : ْ ْ ا إ إ اض Artinya : “Aku Anas bin Malik telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: sesungguhnya Umatku tidak akan bersepakat melakukan kesesatan” 28 Riwayat Ibn Majah. 28 Ali Mohammad Mua‟wwidh, Adil Ahmad Abdul Majid. Op.cit. h. 459; Ibn Majah, Sunan, Kitab al-Fitan, Bab: Al-Sawadu al- A‟zhom. No 3950.

c. Dalil Akal