resistensi insulin pada penderita PPOK.
34,35
Intensitas inflamasi sistemik akan meningkat saat PPOK eksaserbasi terjadi. Asal inflamasi sistemik pada penderita PPOK yaitu dari asap
rokok, hiperinflasi paru, hipoksia jaringan, disfungsi otot, dan bone marrow.
35
Penurunan VEP
1
berasal dari inflamasi dan penyempitan saluran napas perifer, sementara penurunan pertukaran gas yang berasal dari kerusakan parenkim pada emfisema. Pada inflamasi yang
berlanjut, fibrosis dan eksudat luminal pada saluran napas kecil akan berhubungan pada penurunan VEP
1
dan perbandingan VEP
1
KVP. Obstruksi saluran napas perifer yang progresif akan memerangkap udara selama ekspirasi menghasilkan hiperinflasi yang akan
mengurangi kapasitas inspirasi dan akan menyebabkan sesak napas dan keterbatasan kapasitas latihan. Abnormalnya pertukaran gas menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia
pada penderita PPOK yang beratnya sejalan dengan perjalanan penyakit.
5
2.2. SISTEM PENDERAJATAN
MULTIDIMENSIBODE INDEX
BODE Index merupakan penderajatan multidimensi yang dibuat untuk menilai risiko klinis pada penderita PPOK, BODE Index ini menggabungkan empat variable yang penting
ke dalam sebuah skor tunggal, dengan skor yang lebih tinggi mengidikasi risiko yang lebih besar, BODE Index biasa digunakan untuk memprognosis kualitas pertahanan hidup pada
penderita dengan melihat faktor pulmonal dan ekstra pulmonal.
36
Resiko kematian dari penyakit respiratorik menyebabkan peningkatan lebih dari 60 bagi setiap nilai yang meningkat di dalam BODE Index. Individu-individu dengan skor pada
kuartil keempat skor 7-10 adalah empat kali lebih cenderung untuk dirawat inap di rumah sakit dari pada skor pada kuartil pertama 0-2. BODE Index juga berhubungan erat dengan
pasien berobat jalan.
37
Rehabilitasi paru dapat memperbaiki skor BODE Index sebanyak 0,9 Point pada penderita PPOK derajat berat hingga sedang dan menggambarkan efek yang baik terhadap
Universitas Sumatera Utara
test jalan 6 menit dan sesak napas.kita ketahui bahwa uji jalan dapat dilakukan dilakukan dalam 6,8 atau 12 menit,tetapi menurut paul dkk setelah dilakukan penelitian utk ke tiga uji
jalan tersebut didapati nilai yang sama,sehingga uji jalan 6 menit yang selalu digunakan
36,37
VEP
1
sangat mudah diukur dan merupakan prediktor yang kuat dalam hubungan dengan mortalitas penderita PPOK. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan VEP
1
sangat penting dalam menentukan prognosis penderita PPOK. Penelitian jangka panjang tentang penurunan VEP
1
telah menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kebiasaan merokok dan terjadinya eksaserbasi. PPOK berhubungan dengan inflamasi saluran napas dan
inflamasi sistemik, walaupun masih sedikit informasi tentang hubungan inflamasi dengan penurunan VEP
1.
Petanda inflamasi sangat tinggi levelnya pada penderita dengan PPOK derajat berat dan meningkat saat terjadinya eksaserbasi. Penelitian cohort Gavin dkk
memperlihatkan hubungan antara inflamasi sistemik dan penurunan VEP
1
dengan memonitor penderita PPOK derajat sedang dan berat.
38
Status sosial ekonomi terbukti sebagai resiko terjadinya PPOK dengan perbandingan terbalik antara kejadian PPOK dengan status sosial ekonomi. Koster dkk. mengungkapkan
bahwa penurunan sosial ekonomi dapat menurunkan fungsi organ tubuh termasuk paru dan meningkatkan komorbiditi dan berat penyakit termasuk di dalamnya adalah PPOK, walaupun
hal itu tidak berdiri sendiri.
39
Kehilangan massa otot skeletal pada PPOK dan terdapatnya beberapa abnormalitas bioenergetika dapat dilihat dengan penurunan berat badan. Efek sistemik dapat terlihat secara
signifikan pada gejala klinis seperti terbatasnya aktivitas dan berdampak buruk pada kualitas hidup. Status nutrisi dapat dievaluasi melalui Indeks Massa Tubuh IMT dan kehilangan
massa otot skeletal merupakan penyebab utama dari penurunan IMT.
40,41,42
Tes jalan 6 menit adalah latihan sederhana yang dapat mengakses status fungsional penderita PPOK. Uji ini mengevaluasi secara global dan terintegrasi respon paru,
Universitas Sumatera Utara
kardiovaskuler, dan sistem muskular yang mencerminkan tingkatan dari kemampuan akitivitas fisik sehari-hari.
43
Tes jalan 6 menit tidak dapat berdiri sendiri, toleransi latihan fungsional pada penderita PPOK dinilai dengan beberapa faktor yang menggambarkan
tampilan tes jalan 6 menit antara lain; frekuensi denyut jantung, jarak jalan, saturasi oksigen dan derajat sesak napas. Indikasi utama tes jalan 6 menit adalah untuk mengukur respon
intervensi medis penderita dengan kelainan jantung atau paru derajat ringan sampai berat. Indikasi lain adalah untuk mengukur status fungsional penderita dan memprediksi mortalitas
dan morbiditas penyakit.
44
Terdapat banyak skala untuk menilai sesak seperti Transient Dyspneu Index, Baseline Dyspneu index, dan skala besar Borg. Parameter yang digunakan pada BODE adalah skala
sesak yang berasal dari Modified Medical Research Council for Dyspneu MMRC dengan alasan skor MMRC dapat memperkirakan kemungkinan ketahanan hidup diantara penderita-
penderita PPOK.
45
Tabel di bawah ini memperlihatkan skala berdasar MMRC. Tabel. 2.2.
Modified Medical Research Council Dyspneu score Tidak bermasalah dengan sesak, kecuali dengan latihan berat
1 Sesak napas apabila terburu-buru atau menaiki bukit yang agak tinggi
2 Berjalan pelan atau berhenti sejenak untuk bernapas.
3 Berhenti untuk bernapas setelah berjalan selama 100 meter
4 Sesak bila meninggalkan rumah atau sesak saat berpakaian atau melepaskan pakaian
Dikutip dari 6 BODE indeks yang terdiri dari komponen Body mass index, Obstructif ventilator
defect severity, Dyspneu severity, and Exercise capacity dapat digunakan untuk memperlihatkan perjalanan penyakit dan memprediksi terjadinya eksaserbasi pada penderita
PPOK.
10,45
Kombinasi dari beberapa variabel yaitu indeks massa tubuh berdasarkan berat badan dibagi tinggi badan dalam meter persegi, obstruksi aliran udara berdasar VEP
1
, sesak
Universitas Sumatera Utara
berdasar MMRC dan kapasitas latihan berdasarkan uji jalan 6 menit, telah terbukti dalam memprediksi resiko kematian dengan cara mudah.
2,10
Makin tinggi skor BODE indeks maka makin buruk prognosisnya karena mengindikasikan lebih banyak perburukan
multidimensional karena PPOK-nya. Tabel dibawah menunjukkan perhitungan skor prognostik BODE Index.
Tabel 2.3. Variabel dan Nilai Ukur yang Digunakan untuk Perhitungan BODE Index Perhitungan BODE index
Poin BODE indeks Variabel
1 2
3 VEP
1
≥65 50-64 36-49 ≤35 Uji Jalan 6 menit
≥349 250-349 150-249 ≤149 Derajat Dyspneu
0-1 2
3 4
Indeks Massa Tubuh ≥21
≤21 Dikutip dari 6
Keterangan: 1.
VEP1 1.
Points 0: VEP1 ≥
64 2.
Points 1: VEP1 50-64 3.
Points 2: VEP1 36-49 4.
Points 3: VEP1 ≤3
5 2.
Uji Jalan 6 menit 1.
Points 0: Berjalan ≥3
49 meter 2.
Points 1: Berjalan 250-349 meter 3.
Points 2: Berjalan 150-249 meter 4.
Points 3: Berjalan ≤
149 meter
Universitas Sumatera Utara
3. Derajat Dyspneu
1. Points 0: Dyspneu Index 0-1
2. Points 1: Dyspneu Index 2
3. Points 2: Dyspneu Index 3
4. Points 3: Dyspneu Index 4-5
4. Indeks Massa Tubuh
1. Points 0: BMI
≥2 1
2. Points 1: BMI
≤ 21
Oleh Ong dkk kuartil BODE index digunakan untuk memprediksi penderita PPOK yang perlu perawatan di rumah sakit dan juga digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui
hasil dari terapi pada penderita PPOK.
6
Tabel. 2.4. Klasifikasi Quartil BODE index Quartil 1 = 0-2 Point
Quartil 2 = 3-4 Point Quartil 3 = 5-6 Point
Quartil 4 = 7-10 Point Dikutip dari 6
Keterangan: Q1: 0-2 : artinya 30 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun
Q2: 3-4 : artinya 15 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun Q3: 5-6 : artinya 10 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun
Q4:7-10: artinya 10 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun
Universitas Sumatera Utara
Contoh kasus: Penderita yang telah di uji didapati hasil •
Dengan nilai VEP1 50-64 point BODE Index 1. •
Uji jalan 6 menit dengan nilai 250-349 meter point BODE Index 1. •
Derajat dyspneu dengan nilai 3 point BODE Index 2. •
Dan nilai indeks massa tubuh dengan nilai ≥ 21 point BODE Index 0
Maka hasil penjumlahan point yaitu 4,dan nilai point dimasukkan ke tabel quartile BODE Index yang seperti,diatas maka di dapati persentase kualitas pertahanan hidup.
Universitas Sumatera Utara
2.3 KERANGKA KONSEP