Ketidakseimbangan protease dan antiprotease terjadi pada penderita PPOK. Protease berfungsi sebagai pemecah komponen jaringan ikat dan antiprotease yang berfungsi
menghambat pemecahan tersebut. Beberapa jenis protease yang berasal dari sel inflamasi dan sel epitel jumlahnya meningkat. Protease yang berguna untuk destruksi dari elastin
merupakan komponen jaringan ikat utama pada parenkim paru seperti neutropil elastase dan matriks metalloproteinase MMP-8, MMP-9, MMP-12.
21
Stress oksidatif semakin meningkat pada keadaan eksaserbasi. Pelepasan sel-sel inflamasi seperti makrofag dan neutrofil dihasilkan oleh oksidan rokok dan partikel lain. Dan
terjadi penurunan antioksidan endogen pada penderita PPOK. Stres oksidatif memiliki dampak pada paru termasuk aktivasi gen inflamasi, inaktivasi
antiproteinase, dan stimulasi sekresi mukus.
20
PPOK lanjut dicirikan dengan adanya peningkatan produksi musin. Secara farmakologik, yang menghambat matriks metalloproteinase 14 yaitu suatu proteinase yang
diekspresikan yang sangat bermanfaat pada kondisi Acrolein-induced mucin pada perokok. Hipotesis lain berhubungan dengan karakteristik imunitas alami sebagai respon terhadap
rokok sehingga menyebabkan kerusakan jaringan melalui Toll Like Reseptor yang dilakukan oleh makrofag, sel epitel dan netrofil. Langkah kedua melibatkan aktivasi dan proliferasi sel
T, peningkatan maturasi dari sel dendritik. Langkah ketiga adalah reaksi imun adaptif yang diatur oleh sel Sitotoksik CD8, Th I, sel T dan oligoklonal sel B, yang mengekspresikan
kemokin reseptor CXCR dan ligannya, sehingga membentuk formasi folikel limfoid.
20
2.1.4. Patofisiologi PPOK
Hambatan jalan napas dan Air Trapping pada penderita PPOK terjadi karena luasnya inflamasi, fibrosis dan eksudat di lumen saluran napas kecil berhubungan dengan penurunan
VEP
1
dan VEP
1
KVP. Hambatan aliran udara ekspirasi disertai kolapsnya jalan napas kecil menyebabkan penderita melakukan ekspirasi cepat dan paksa. Penurunan VEP
1
ditandai
Universitas Sumatera Utara
sebagai karakteristik PPOK serta obstruksi saluran napas perifer yang progresif menyebabkan udara terperangkap saat ekspirasi. Volume udara dalam paru saat akhir ekspirasi paksa
meningkat dan merupakan kelanjutan variabel dinamis PPOK. Selama latihan, kecepatan bernapas meningkat dan waktu ekspirasi berkurang sehingga terjadi hiperinflasi dinamik paru
lebih lanjut akibat air trapping yang memperburuk keluhan sesak. Hiperinflasi dapat mengurangi Kapasitas Inspirasi dan juga menyebabkan peningkatan Kapasitas Residu
Fungsional. Kondisi keadaan abnormal ini dikenal sebagai Hiperinflasi dinamik.
21,22
2.1.5. Diagnosis dan Klasifikasi PPOK
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan sampai kelainan jelas dan
tanda inflamasi paru.
5,13,14
Gejala utamanya adalah sesak napas, batuk, wheezing dan peningkatan produksi sputum.
20
Gejala bisa tidak tampak sampai kira-kira 10 tahun sejak awal merokok. Dimulai dengan sesak napas ringan dan batuk sesekali. Sejalan dengan
progresifitas penyakit gejala semakin lama semakin berat.
19
Gambaran PPOK dapat dilihat dengan adanya obstruksi saluran napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas
kecil dan destruksi alveoli. Biasanya terdapat riwayat merokok atau tanpa gejala pernapasan. Pada penderita dini, pemeriksaan fisik umumnya tidak dijumpai kelainan, sedangkan pada
inspeksi biasanya terdapat kelainan, berupa:
5,14,15,19,23,24
1. Pursed-lips breathing mulut setengah terkatupmencucut.
2. Barrel chest diameter anteroposterior dan transversal sebanding.
3. Penggunaan otot bantu napas.
4. Hipertrofi otot bantu napas.
5. Pelebaran sela iga.
6. Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan
edema tungkai.
Universitas Sumatera Utara
Pada palpasi biasanya ditemukan fremitus melemah, sedangkan pada perkusi hipersonor dan letak diafragma rendah, auskultasi suara pernapasan vesikuler melemah,
normal atau ekspirasi memanjang yang dapat disertai dengan ronkhi atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa.
14,19
Foto toraks tidak direkomendasikan untuk mendiagnosis PPOK tetapi dapat digunakan untuk menyingkirkan penyakit lain yang juga dapat menimbulkan gejala obstuksi
saluran napas bronkiektasis, kanker paru dan lain-lain.
25
Spirometri dapat dengan akurat digunakan untuk mendiagnosa PPOK dan menilai derajat keparahan penyakit. Spirometri sekarang menjadi baku emas untuk mendiagnosa
PPOK. Pada pengukuran spirometri penderita PPOK, didapat penurunan volume ekspirasi paksa 1 detik VEP
1
dan penurunan kapasitas vital paksa KVP. Nilai VEPKVP selalu kurang dari 80 nilai normal. VEP merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk
menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
14,26,27
Panduan mengenai derajatklasifikasi PPOK telah dikeluarkan oleh beberapa institusi seperti American Thoracic Society ATS, European Respiratory Society ERS, British
Thoracic Society BTS dan terakhir adalah Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease GOLD. Keempat panduan tersebut hanya mempunyai perbedaan sedikit,
kesemuanya berdasarkan rasio VEP
1
KVP dan nilai VEP
1
. Tujuan penatalaksanaan PPOK terutama suportif, paliatif, meredakan gejala,
meningkatkan kapasitas fungsional dan memperbaiki kualitas hidup penderita. Salah satu strategi penatalaksanaan PPOK adalah dengan rehabilitasi paru. Program rehabilitasi paru
tersebut meliputi edukasi, instruksi teknik pernapasan dan konservasi energi, fisioterapi dada, dukungan psikososial dan latihan rekondisi.
28,29
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Klasifikasi Derajat Keparahan PPOK dari Beberapa Panduan
30,31
Derajat 0 beresiko
Derajat I 50
≤ VEP1 Ringan
70 ≤ VEP1
Ringan 60
≤VEP180 Derajat I Ringan
80 ≥VEP1
Derajat I Ringan
80 ≥VEP1
Derajat II Sedang
50 ≤VEP180
Derajat II 35
≤ VEP150
Sedang 50
≤ VEP170 Sedang
40 ≤ VEP160
Derajat IIa Sedang
50 ≤VEP180
Derajat IIb 30
≤VEP150 Derajat III
Berat 30
≤VEP150 Derajat III
VEP1 35
Berat VEP150
Berat VEP140
Derajat III Berat VEP1 50
gagal nagas atau gagal jantung
kanan atau VEP130
Derajat IV Sangat berat
VEP1 50 gagal nagas atau gagal
jantung kanan atau VEP130
ATS 1995 ERS 1995
BTS 1997 GOLD 2001
GOLD 2008
2.1.6. Inflamasi Pada PPOK