2.3 KERANGKA KONSEP
BODE INDEX
Obstruksi Inflamasi
sistemik PPOK
Inflamasi lokal
Pemeriksaan 6MWD
Pemeriksaan spirometri
Pemeriksaan derajat
sesak napas
Pemeriksaan BMI
Penurunan massa
di otot Kapasitas
fungsional VEP1
VEP1KVP Sesak
napas +
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan secara crossectional, yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan yang menjadi suatu
penilaian Bode Index pada penderita PPOK stabil.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi di poli Paru Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan dan Poli Paru RS. PTPII Tembakau
Deli Medan.Rencana penelitian ini akan dilaksanakan selama kurun waktu 2 bulan.
3.3. Populasi dan Subyek Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi penelitan ini adalah semua penderita PPOK stabil yang berobat jalan di Poli Paru Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan dan Poli Paru RS. PTPII Tembakau Deli
Medan.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi.
3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria Inklusi :
Universitas Sumatera Utara
1. Penderita PPOK Stabil.
2. Usia 40 - 80 tahun.
3. Tidak sedang Eksaserbasi.
4. Setelah prosedur penelitan dijelaskan kepada penderita, penderita bersedia
menandatangani formulir persetujuan setelah penjelasan atau informed consent yang ada.
b. Kriteria Eksklusi:
1. Menderita Asma, SOPT Sindroma Obstruksi Pasca TB paru atau riwayat TB
Paru dan kelainan penyakit paru lainnya. 2.
Menderita gangguan neurologik stroke dan saraf perifer lain. 3.
Menderita gangguan sendi. 4.
Menderita gangguan psikiatri. 5.
Menderita penyakit hernia. 6.
Menderita Jantung.
3.4. Besar Sampel
47
Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus: n = Z
α
2
. P. q d
2
n = 1,96
2
x 0,6 x 0,4 = 40,9 = 41 orang 0,15
2
Keterangan: Z
α = derivat baku α, untuk α= 0,05 Æ Zα= 1,96
P = proporsi PPOK = 0,60
Universitas Sumatera Utara
q = 1 – P = 1 – 0,6 = 0,4 d = tingkat ketepatan presisi = 0,15
3.5. Prosedur kerja
Peserta yang dipilih untuk mengikuti penelitian ini adalah penderita-penderita yang memenuhi semua kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk memastikan peserta adalah penderita
PPOK dilakukan seleksi antara lain: berdasarkan diagnosa rawat jalan pada status penderita dan dilakukan pemeriksaan ulang oleh peneliti berupa anamnese, pemeriksaan fisik, foto
toraks dan faal paru dengan spirometri. Gejala dan tanda kelainan yang diamati yaitu batuk berdahak dan sesak napas yang lebih dari 3 tahun, suara pernapasan yang melemah dengan
atau tidak disertai ekspirasi memanjang, dari foto toraks adanya sela iga melebar, jantung menggantung, hiperlusen, corakan bronkovaskular bertambah dan nilai faal paru VEP
1
antara 30-80 dan rasio VEP
1
KVP 70. Data awal peserta dicatat berupa : nama, usia, tempattanggal lahir, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, tinggi badan, berat badan, riwayat merokok, lama menderita PPOK, pemakaian obat bronkodilator sehari-hari, lalu penderita PPOK stabil akan dilakukan
pemeriksaan pengukuran faal paru dengan spirometri VEP
1
dan VEP
1
KVP, indeks massa tubuh, tes jalan 6 menit dan dihitung skor dispneu berdasarkan derajat sesak napas dengan
skala MRC Medical Research Council.
BODY MASS INDEX Adalah Indeks Massa Tubuh yang diukur berdasarkan berat badan dibagi dengan
kuadrat tinggi badan m. contoh : Bb Tb
2
= 40160 cm
2
= 40 1,6 m
2
= 15,7.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian hasil yang di dapat di masukkan kedalam penilaian skor BODE index terhadap BMI yaitu :
Skor BODE Index 0 jika nilai BMI 21 Skor BODE Index 1 jika nilai BMI
≤ 21 OBSTRUKSI JALAN NAFAS
Adalah Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama VEP
1
disbanding dengan nilai prediksi, dilakukan dengan spirometri di poli PPOK.
Kemudian hasil yang di dapat di masukkan kedalam penilaian skor BODE index terhadap obstruksi jalan,yaitu:
Skor BODE Index 0 jika ≥ 65 nilai prediksi
Skor BODE Index 1 jika 50-64 nilai prediksi Skor BODE Index 2 jika 39-49 nilai prediksi
Skor BODE Index 3 jika ≤ 35 nilai prediksi
TES JALAN 6 MENIT Sebelum penderita diuji, penderita diukur tekanan darah, nadi dan respiratory rate.
Sesudah penderita diuji, ketiga pengukuran tadi diulang. Uji jalan 6 menit dapat dihentikan bila terdapat keluhan kelelahan, Kemudian hasil yang di dapat di masukkan kedalam
Penilaian skor BODE index terhadap tes jalan 6 menit ,yaitu :
Skor BODE Index 0 jika nilai ≥ 350 m
Skor BODE Index 1 jika nilai 250-349 m Skor BODE Index 2 jika nilai 150-249 m
Skor BODE Index 3 jika nilai ≤ 149 m
Cara melakukan uji jalan 6 menit :
1. Pastikan penderita dalam keadaan stabil sebelum melakukan uji jalan 6 menit.
Universitas Sumatera Utara
2. Penderita diberikan nebulisasi bronkodilator sebelum dilakukan uji jalan 6 menit.
3. Penderita duduk istirahat dikursi dekat tempat start 5-10 menit sebelum uji jalan
dilakukan, kemudian diberikan penjelasan tentang uji jalan : a
Diperkenalkan dengan lokasi, periksa tanda vital. b
Berjalan di koridor sepanjang 30 meter bolak-balik. c
Menempuh jarak sejauh mungkin dalam waktu 6 menit. d
Penderita harus dapat mengatur sendiri kecepatan jalannya agar nyaman dan tidak cepat lelah atau sesak.
e Jika sesaklelah penderita boleh istirahat dan dapat meneruskan uji kembali bila
sudah tenang. 4.
Set stop watch untuk 6 menit 5.
Posisikan penderita pada garis start kemudian mulai berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan.
6. Jika penderita butuh istirahat waktu stop watch jangan dimatikan. Jika
7. Uji jalan dihentikan bila stop watch telah berdering dan penderita diistirahatkan.Catat
jarak yang ditempuh dalam meter. SESAK NAPAS
Sesak napas diukur berdasarkan skor dari skala Modified Medical Research Council Dyspneu scale MMRC Scale, dilakukan dengan wawancara dan mengisi kuisioner, yaitu :
0. Tidak ada sesak kecuali dipengaruhi latihan berat.
1. Sesak dipengaruhi bila tergesa-gesa atau menaiki bukit rendah
2. Berjalan pelan, atau saat berjalan harus berhenti sejenak untuk bernapas.
3. Berhenti beberapa menit untuk bernapas setelah berjalan 100 meter.
4. Sesak bila keluar rumah atau sesak bila memakai atau membuka pakaian.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian hasil yang di dapat di masukkan kedalam Penilaian skor BODE index terhadap derajat sesak napas ,yaitu :
Skor BODE Index 0 jika derajat sesak napas 0-1 Skor BODE Index 1 jika derajat sesak napas 2
Skor BODE Index 2 jika derajat sesak napas 3 Skor BODE Index 0 jika derajat sesak napas 4
Tabel Variabel dan Nilai Ukur yang Digunakan untuk Perhitungan BODE Index Perhitungan BODE index
Poin BODE indeks Variabel
1 2
3 VEP
1
≥65 50-64 36-49 ≤35 Uji Jalan 6 menit
≥350 250-349 150-249 ≤149 Derajat Dyspneu
0-1 2
3 4
Indeks Massa Tubuh ≥21
≤21 Dikutip dari 18
Tabel. Klasifikasi kuartil BODE index Q1: 0-2 : artinya 30 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun
Q2: 3-4 : artinya 15 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun Q3: 5-6 : artinya 10 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun
Q4:7-10 : artinya 10 penderita diperkirakan dapat bertahan hidup selama 2 tahun Dikutip dari 6
Universitas Sumatera Utara
3.6. Kerangka Operasional