3.6. Kerangka Operasional
3.7. Definisi Operasional
1. Kriteria PPOK stabil :
a. Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik. b. Dahak tidak berwarna atau jernih.
c. Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK. d. Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan.
e. Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan. 2.
Diagnosis PPOK dengan melakukan pemeriksaan fisis didapati tanda-tanda diantaranya; inspeksi : bentuk dada Barrel chest, atau normal, penggunaan otot
bantu napas, pelebaran sela iga, hipertrofi otot bantu napas, Palpasi : fremitus melemah, sela iga melebar, Perkusi : hipersonor, Aukultasi: suara napas vesikuler
melemah atau normal, ekspirasi memanjang dan mengi.
Universitas Sumatera Utara
Diagnosis PPOK juga pada gambaran radiologis foto toraks penderita PPOK ditemukan salah satu gambaran berupa : Diafragma Mendatar, Corakan
Bronkovaskular meningkat, Hiperinflasi, Sela iga melebar atau Jantung pendulum. Dengan menggunakan alat spirometri di poli PPOK, maka derajat PPOK terbagi
menjadi : a.
PPOK Derajat Ringan : VEP
1
KVP 70, VEP
1
≥ 80 nilai prediksi, disertai keluhan batuk kronik dan produksi sputum. Biasanya penderita tidak sadar
akan kelainan di paru-parunya. b.
PPOK Derajat Sedang : VEP
1
KVP 70 ; 50 VEP
1
80 nilai prediksi, dengan sesak napas yang terjadi saat latihan berat. Biasanya penderita mulai
mencari pengobatan karena gangguan pernapasan kronik dan eksaserbasi PPOK.
c. PPOK Derajat Berat : VEP
1
KVP 70 ; 30VEP
1
50 nilai prediksi, sesak napas bertambah berat, penurunan kapasitas latihan, dan eksaserbasi
yang berulang, sehingga berdampak pada kualitas hidup penderita. d.
PPOK Derajat Sangat Berat : VEP
1
KVP 70 ; VEP
1
, 30 nilai prediksi, atau VEP
1
,50 penderita terganggu dan eksaserbasi dapat mengancam jiwa. 3.
Skala Modified Medical Research Council Dyspneu scale MMRC Scale Terdiri dari 5 pernyataan yang menggambarkan range ketidak mampuan respirasi
dari tidak ada derajat 1 sampai hampir sepenuhnya tidak dapat beraktivitas derajat 5 dengan memilih kalimat yang sesuai dengan keadaan pasien yang
tercantum pada suatu bentuk format pertanyaan. 4.
BODY MASS INDEX Adalah Indeks Massa Tubuh yang diukur berdasarkan berat badan dibagi dengan
kuadrat tinggi badan m.
Universitas Sumatera Utara
5. Obstruksi Jalan Napas
Adalah Volume Ekspirasi paksa detik Pertama VEP
1
dengan nilai prediksi, dilakukan dengan spirometri di poli PPOK, yaitu: Merupakan pengukuran aliran
udara dan volume paru selama manuver ekspirasi paksa setelah inspirasi penuh dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Yang dinilai dalam penelitian
ini adalah VEP
1
: Volume Ekspirasi Paksa per 1 detik yaitu volume udara yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya dalam 1 detik pertama waktu ekspirasi
maksimal setelah inspirasi maksimal. KVP : Kapasitas Vital Paksa yaitu jumlah udara yang bisa dikeluarkan maksimal setelah inspirasi maksimal yang dilakukan
secara cepat dan paksa. 6.
Kapasitas Latihan Adalah uji kemampuan kapasitas penderita untuk berjalan sejauh mungkin dalam
6 menit di jalan melingkar atau lurus dan diperbolehkan bicara tanpa bernapas pendek. Bila subyek kelelahan, diperbolehkan istirahat dan uji dilanjutkan bila
memungkinkan, tetapi stopwatch sebagai pencatat waktu tetap berjalan.
3.8. Analisa Data