Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Komunikasi Antar Budaya terhadap Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban
Masyarakat di Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia.
I. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana pengaruh komunikasi antar budaya terhadap upacara pernikahan adat Aceh sebagai proses akulturasi budaya kaum urban masyarakat di Kelurahan
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia?”
I.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti,
yaitu: 1.
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu berisikan situasi atau peristiwa penelitian dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji
hipotesis. 2.
Penelitian ini menganalisis komunikasi antar budaya dan pernikahan adat Aceh sebagai proses akulturasi budaya masyarakat urban pendatang
terhadap masyarakat setempat di kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia
Universitas Sumatera Utara
3. Objek penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Helvetia, Kecamatan
Medan Helvetia yang berusia 25 tahun – 60 tahun 4.
Penelitian dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2010
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui kegiatan komunikasi antar budaya masyarakat pendatang dan masyarakat setempat di Kelurahan Helvetia Kecamatan
Medan Helvetia b.
Untuk mengetahui peranan komunikasi antar budaya terhadap pernikahan adat Aceh sebagai proses akulturasi masyarakat urbanpendatang terhadap
masyarakat setempat di Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia c.
Untuk mengetahui bagaimana proses akulturasi masyarakat pendatang dan masyarakat setempat di Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia
I.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini akan disumbangkan kepada FISIP USU,
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi, sehingga nantinya dapat memperkaya sumber ilmu pengetahuan dan bacaan.
2. Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu penulis menerapkan ilmu
yang didapat selama masa kuliah dan memperluas cakrawala pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
3. Secara praktis, penelitian ini dapat membantu memperluas ilmu
pengetahuan serta menjadi sumber literatur khususnya dalam bidang komunikasi antar budaya dan proses akulturasi budaya.
I.5 Kerangka Teori
Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah yang telah dipilih akan di soroti Nawawi 1995 : 40 .
Menurut Kerlinger teori merupakan himpunan konstruk konsep , defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi diantara variable, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebutRakhmat,1999:6. Teori merupakan serangkaian asumsi, defenisi dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan
mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Karangka teori merupakan landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti
menyoroti masalah yang akan diteliti Singarimbun, 1995: 57 ,yang digunakan sebagai pemecahan masalah.
I.5.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Sebagai konsekuensinya makhluk sosial. Setiap manusia akan melaksanakan kegiatan
komunikasi bila ingin mengadakan interaksi dengan pihak lain. Oleh sebab itu “
Universitas Sumatera Utara
terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan social “ Effendy 1992 : 3 .
Komunikasi menurut Berlson dan Steiner 1964 adalah penyampaian infomasi, idea, emosi, keterampilan dan seterusnya, melalui penggunaan simbol,
angka, garfik dan lain-lain Arifin, 1998 : 25 . Dalam setiap peristiwa komunikasi selalu terdapat beberapa komponen yaitu :
a. Komunikator
b. Pesan
c. Media
d. Komunikan
e. Efek
Effendy , 1992 : 8 Berdasarkan model Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Menurut Wilbur Schramm , untuk menimbulkan tanggapan yang
positif , maka isi pesan itu harus memenuhi syarat– syarat sebagai berikut : 1.
Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa , sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju
2. Pesan haruslah menggunakan tanda – tanda yang didasarkan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga kedua pengertian itu bertemu
3. Pesan haruslah membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran ddan
menyarankan cara – cara untuk menyampaikan kebutuhan itu
Universitas Sumatera Utara
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang
layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat itu digunakan untuk memberi jawaban yang dikehendaki Effendy , 1992 : 44
Dalam proses penyampaian informasi, komunikator menggunakan media dalam melancarkan komunikasinya. Media merupakan alat atau sarana untuk
meneruskan pesan komunikasi dengan bahasa. Pentingnya peranan media disebabkan efisiensinya dalam mencapai komunikan. Penyebaran informasi
sebagai salah satu aktivitas sosial jelas akan dapat menimbulkan efek, berupa efek yang diinginkan ataupun efek yang tidak diinginkan. Defenisi – defenisi diatas
menunjukkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain bisa menggunakan media serta menimbulkan efek.
Dalam penerapannya bukan hanya bersifat informatif yaitu orang lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu
faham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain – lain. Komunikasi dalam bahasa inggris adalah communication berasal dari kata
latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna Effendy, 1992:9 . Komunikasi tidak lain
merupakan sebuah interaksi. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan
baik. . Laswell memberikan formula yang merupakan analisis komunikasi untuk menerangkan proses komunikasi yaitu : “ who says what in which channel to
whom with what effect ? “ Effendy , 1992 : 253 .
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi adalah mekanisme hubungan antarmanusia yang menyebabkan manusia itu bertahan dan berkembang melalui penyampaian simbol
pikiran melalui suatu ruang dan waktu tertentu. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi, pesan-pesan, gagasan-gagasan atau pengertian-
pengertian, dengan menggunakan lambang- lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun nonverbal dari seseorang atau sekelompok
orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan atau kesepakatan bersama.
Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan- kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa
tubuh. Menurut Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh
komunikator cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experience and meanings yang pernah
diperoleh komunikan. . Kegiatan komunikasi ini lazimnya dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu : a
untuk mengetahui sesuatu, b untuk memberitahu sesuatu, dan c untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain agar berbuat sesuatu. Secara
keseluruhan atau secara garis besarnya, tujuan komunikasi adalah untuk tercapainya saling pengertian mutual understanding, pemahaman bersama
common understanding, atau kesepakatan timbal balik mutual agreement.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian tingkat keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi dapat dilihat atau dinilai dari sampai dimana atau sejauh mana saling pengertian dan
kesepakatan dapat tercapai oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi itu. Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian peristiwa atau perbuatan melakukan
hubungan, kontak, interaksi satu sama lain berupa penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna. Proses komunikasi yang
baik adalah apabila hubungan interaksi dalam rangka penyampaian pesan informasi berita pengertian yang dilakukan tertuju kepada penerima pesan
informasi itu, dan secara timbal-balik, disampaikan melalui saluran-saluran media yang cocok tepat sesuai dan isi pesan disusun dengan sebaik-baiknya
secara jelas, tegas, pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan itu.
I.5.2 Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda, termasuk berbeda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L.
Tubbs komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio
ekonomi.Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Tubbs, 1996 :
236
Universitas Sumatera Utara
Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi
internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Purwasito, 2003 : 123
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Liliweri, 2003 : 11 Selanjutnya komunikasi
antarbudaya itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu tema penyampaian tema melalui simbol yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai
makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan
antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun
bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita; 4.
Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.
Universitas Sumatera Utara
Unsur-unsur komunikasi ini selalu terdapat dalam peristiwa komunikasi manapun:
1. Sumber
merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini bisa berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial
sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain.
2. Meng-encode encoding merupakan suatu aktifvitas internal pada sumber
dalam menciptakan pesan melalui pemilihan pada simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan- aturan tata bahasa dan
sintaksis yang berlaku pada bahasa yang digunakan. 3.
Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol- simbol verbal atau non verbal yang mewakili keadaan khusus sumber
pada satu dan tempat tertentu. 4.
Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
5. Penerima adalah orang -orang yang menerima pesan dan dengan
demikian terhubungkan dengan sumber pesan. Penerima bisa orang yang dimaksud oleh sumber atau orang lain yang kebetulan
mendapatkan kontak juga dengan pesan yang dilepaskan oleh sumber dan memasuki saluran.
Universitas Sumatera Utara
6. Men-decode Decoding merupakan kegiatan internal dari penerima.
Melalui indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk “mentah”, yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman
yang mengandung makna. 7.
Respons Penerima yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dilakukan terhadap pesan. Respons dapat bervariasi sepanjang
dimensi minimum sampai maksimum. 8.
Umpan balik feedback merupakan informasi bagi sumber sehingga ia dapat menilai efektifitas komunikasi untuk selanjutnya menyesuaikan
diri dengan situasi yang ada. 9.
Gangguan noise, gangguan beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat masuk kedalam sistem
komunikasi manapun yang merupakan apa saja yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian pesan, termasuk yang bersifat fisik atau
psikis. 10.
Bidang Pengalaman, komunikasi dapat terjadi sejauh para pelaku memiliki pengalaman- pengalaman yangsama. Perbedaan dapat
mengakibatkan komunikasi menjadi sulit, tetapi walaupun perbedaan tidak dapat dihilangkan bukan berarti komunikasi tidak ada harapan
untuk terjadi. 11.
Konteks Komunikasi, komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu paling tidak mempunyai tiga dimensi, antara lain : dimensi fisik
merupakan lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi,
Universitas Sumatera Utara
seperti ruangan, halaman dan jalanan, dimensi sosial misalnya adat istiadat, situasi rumah, dan lain-lain, serta dimensi norma yang
mencakup ke semua peraturan baik tertulis maupun tidak yang mengatur kehidupan masyarakat.
I.5.3 Akulturasi Budaya
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur dari suatu
kebudayaan asing, sehingga unsur -unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu. Misalnya, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara tidak langsung
masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat
tanpa menghilangkan kebudayaan setempat. Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah perpaduan kebudayaan yang
terjadi bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda
sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan kepribadian
kebudayaan sendiri Koentjaraningrat, 1990:149. Sedangkan menurut Sachari akulturasi budaya pada dasarnya merupakan pertemuan wahana atau area dua
kebudayaan, dan masing- masing dapat menerima nilai-nilai bawaannya Sachari, 2001:87.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam akulturasi selalu terjadi proses penggabungan fusi budaya yang memunculkan kebudayaan baru tanpa menghilangkan nilai-nilai dari budaya lama
atau budaya asalnya. Akulturasi adalah proses jalan tengah antara konfrontasi dan fusi, isolasi dan absorbsi, masa lampau dan masa depan.
Ada empat syarat yang harus dipenuhi supaya proses akulturasi dapat berjalan dengan baik:
• Penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut syarat persenyawaan affinity
• Adanya nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya syarat keseragaman homogenity.
• Adanya nilai baru yang diserap hanya sebagai kegunaan yang tidak penting atau hanya tampilan syarat fungsi.
• Adanya pertimbangan yang matang dalam memilih kebudayaan asing yang datang syarat seleksi Sachari, 2001:86-87. Apabila dilihat dari definisi
tentang akulturasi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa akulturasi adalah proses penggabungan antara dua kebudayaan atau lebih untuk mencari jalan
tengah dimana pada kebudayaan baru yang terbentuk tersebut masih dapat ditemukan karakter asli dari unsur-unsur kebudayaan penyusunnya.
I.5.4 Urbanisasi dan Masyarakat Urban
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah dan pada akhirnya mulai mengatur
diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok- kelompok yang lain. Setiap anggota-anggota masyarakat menganut suatu
Universitas Sumatera Utara
kebudayaan, kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.
Urbanisasi terjadi apabila sejumlah besar orang meninggalkan daerah- daerah pertanian desa dan bertempat tinggal di perkotaan. Proses urbanisasi ini
dimulai karena adanya keinginan untuk mencari pekerjaan dan mendirikan rumah- rumah di kota-kota, dikarenakan kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan di desa
sudah tidak memadai lagi. Urbanisasi juga didorong oleh keinginan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia di kota
besar yang memang tidak terdapat di desa. Menurut peneliti dari intensitas aktivitas keseharian tersebut percampuran
sering kali tercipta dan memungkinkan dapat terciptanya kebudayaan baru hasil dari percampuran kebudayaan kaum urban dengan kebudayaan setempat. Dalam
konteks itulah proses urbanisasi yang menyebabkan terjadinya pertukaran budaya cultural share, persilangan, dan persenyawaan budaya selalu menarik untuk
dilihat. Masyarakat urban adalah sekelompok masyarakat yang meninggalkan daerah asalnya dan mendiami suatu daerah baru yang lebih modern dan pada
akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok yang lain.
I.5.5 Pernikahan Adat dan Pernikahan Adat Aceh
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan
ikatanperkawinan secara hukum agama, hukum negara, dan hukum
Universitas Sumatera Utara
adat.
P
ernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari Bahasa Arab yaitu kata nikkah yang berarti perjanjian perkawinan.
Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani.Upacara
pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk mmelakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan
untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai
kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan
.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang
berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik
suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan
persiapan fisik dan mental karena menikah kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi antar bangsa, suku satu dan yang lain pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial.
Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula. Upacara pernikahan adat merupakan upacara
pernikahan yang dilaksanakan menurut aturan atau hukum adat dari masing- masing budaya suku yang dimiliki oleh kedua mempelai.
Pernikahan adat Aceh, seperti juga pernikahan-pernikahan adat pada umumnya, didasari oleh hukum adat, perundang-undangan, juga hukum agama.
Dalam pernikahan adat Aceh, terdapat beberapa prosesi besar yaitu : 1.
Perkenalan antar keluarga 2.
Pertunangan menjelang pernikahan Ba Ranup Kong Haba 3.
Upacara perkawinan Preh Linto Baroe 4.
Upacara mengunduhmengantar mempelai wanita Tueng Dara Baroe Terdapat banyak lagi prosesi-prosesi kecil yang menjadi bagian dari 4
empat prosesi besar yang biasa dilakukan di dalam pernikahan adat Aceh. Seiring berjalannya waktu, prosesi-prosesi yang terdapat di dalam upacara
pernikahan itu sendiri nerkurang atau bertambah sebagai akibat dari akulturasi budaya yang terjadi di dalam masyarakat.
I.6 Kerangka Konsep