Pernikahan Adat dan Pernikahan Adat Aceh

perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Beberapa ciri-ciri masyarakat kota yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dan terbuka dalam menerima pengaruh luar tersebut menyebabkan teknologi terutama teknologi informasi berkembang dengan pesat dalam masyarakat kota karena bagi masyarakat kota penggunaan teknologi informasi di segala bidang telah sangat signifikan meningkatkan kualitas kehidupan mereka. Masyarakat urban merupakan massa yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik. Di Indonesia, seperti juga terjadi di negara lain, masyarakat urban adalah hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol sebagai sisa dari indutrialisasi dan komersialisasi di perkotaan. Kota adalah magnet yang sangat kuat menarik massa. Sedangkan massa di daerah rural adalah korban yang tidak dapat mengelak dari jerat tawaran kehidupan yang lebih baik di kota.

II.5 Pernikahan Adat dan Pernikahan Adat Aceh

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatanperkawinan secara hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. P ernikahan adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari Bahasa Arab yaitu kata nikkah yang berarti perjanjian perkawinan. Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani.Upacara Universitas Sumatera Utara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk mmelakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan perkawinan . Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena menikah kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi antar bangsa, suku satu dan yang lain pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu pula. Upacara pernikahan adat merupakan upacara Universitas Sumatera Utara pernikahan yang dilaksanakan menurut aturan atau hukum adat dari masing- masing budaya suku yang dimiliki oleh kedua mempelai.

II.5.1 Pernikahan Adat Aceh

Pernikahan adat Aceh, seperti juga pernikahan-pernikahan adat pada umumnya, didasari oleh hukum adat, perundang-undangan, juga hukum agama. Dalam pernikahan adat Aceh, terdapat beberapa prosesi besar yaitu : 1. Perkenalan antar keluarga Kalau seorang anak lelaki yang telah dewasa hendak dijodohkan dengan anak perempuan dari seseorang, terlebih dulu diutus seorang yang bijak dalam berbicara theulangke untuk mengadakan urusan perjodohan meuselungoue,dan pada orang tua dari anak perempuan. 2. Tahapan pertunangan Jak Ba Ranub Kong Haba Bila lamaran diterima, keluarga pihak pria akan datang kembali untuk melakukan peukeong haba yaitu membicarakan kapan hari perkawinan akan dilangsungkan, termasuk menetapkan berapa besar uang mahar yang diterima disebut jeunamee yang diminta dan berapa banyak tamu yang akan diundang. Biasanya pada acara ini sekaligus diadakan upacara pertunangan disebut jakba tanda. Pada acara ini pihak pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh, buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita dan perhiasan yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria. Namun bila ikatan ini putus di tengah jalan yang disebabkan oleh pihak pria yang memutuskan maka tanda emas Universitas Sumatera Utara tersebut akan dianggap hilang. Tetapi kalau penyebabnya adalah pihak wanita maka tanda emas tersebut harus dikembalikan sebesar dua kali lipat. 3. Tahap Upacara Pernikahan Preh Linto Baroe Tiga hari sebelum naik pengantin Woe Linto oleh pihak pengantin laki Linto diantar kepada pihak pengantin perempuan dara baro sirih inai Ranub Gaca, Ranub lipatRanub Gapu 1 hidang, 1 hidang alat-alat pakaian Dara Baro, 1 Hidang Breueh Pade, 1 hidang telur rebus yang diberi pewarna, setawar sedingin, dan daun inai Gaca untuk inai Dara Baro. Di rumah calon pengantin wanita Dara Baro diadakan acara Koh Andam, yaitu upacara persiapan pengantin wanita menjelang pernikahan, termasuk di dalamnya siraman seumanoe pucok, luluran dan mandi uap juga upacara mengerik anak rambut halus agar tampak lebih rapi. Pada upacara mempelai Linto diberi berpakaian Adat dan dihantar ke rumah Dara Baro beramai-ramai, dengan didahului oleh orang tua yang bijak, dan Linto diapit oleh anak-anak muda yang sebaya.Bawaan dari pihak linto ialah Jeunamee mahar atau mas kawin seumpama1 bongkol mas, diisi dalam cerana beserta Jinong Kunyet dab Beras Padi. Cerana dibungkus dengan kain Sutra Kuning yang pada ujung kain diletakkan bohru dari emas, ranub rajeu’ atau ranub peurakan, kue-kue peunajoh wajeb, meuseukat, dhoi-dhoi, bhoi, penajoh tho keukarah, bungong kayee dan lain-lain. Di halaman rumah Dara Baro rombongan Linto dijemput oleh orang tua Universitas Sumatera Utara dari pihak linto diberi salam dengan kata-kata bersanjak yang disambut pula dengan kata-kata halus bersanjak oleh pihak Dara Baro, yang disebut seumapa. Setelah itu Linto dibawa naik ke rumah, yang sewaktu tiba ditangga Linto disetawar-sedingin, dengan siraman air Mawar dan Beras Padi. Setiba diatas rumah Linto bersama rombongan ditempatkan di serambi, didudukkan di atas Pelaminan kecil, dimana diadakan jamuan makan, dan pernikahan Ijab Kabul. Ada juga pernikahan Ijab Kabul ini didahulukan harinya sebelum Upacara mempelai. Selain itu barulah Linto dijemput dibawa ke pelaminan besar untuk disandingkan dengan Dara Baro. Biasanya setelah bersanding, Linto bersama rombongan pulang kembali ke rumah orang tuanya. 4. Upacara Menjemput Pengantin Wanita Tueng Dara Baro Kira-kira hari ke-10 sampai 1 bulan, Dara Baro dijemput oleh ibu Linto dengan ranub Batee dan Gateng, Dara Baro dibawa ketempat Linto. Sesampainya di rumah Linto diadakan upacara, yaitu tepung tawar Peusijeuk Dara Baro dan barang-barang yang dibawa oleh Dara Baro Teumeutuek sewaktu pergi kerumah Linto adalah kue-kue adat 3 hidang yang terdiri dari wajeb, dodoi, meusekat dan kue-kue kering lainnya serta ranub bate, kue-kue bawaan Daro Baro tersebut, oleh ibu Linto dibagi- bagikan kepada kerabat dan tetangga. Selanjutnya oleh orang tua pihak Linto dihadiahkan kepada Dara Baro sesuatu benda menurut kemampuan Universitas Sumatera Utara dan lazim yaitu hewan betina. kepada Dara Baro yang dilakukan oleh ibu dan kerabat Linto. Tangan Linto dan Dara Baro dimasukkan ke dalam empang beras dan empang garam, sebagai ganti memberi tahu bahwa ini adalah rumahnya sendiri dan tahu dimana beras dan garam untuk perjanjian di masa-masa mendatang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN