II.2. Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda bisa beda ras, etnik, atau
sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari
generasi ke generasi Tubbs, Moss:1996. Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa khususnya
sosiolinguistik, sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi disiplin acuan utama komunikasi lintas
budaya, khususnya psikologi lintas budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis memiliki
tempat yang utama, terutama perusahaan – perusahaan yang melakukan ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara – negara yang ditujunya memiliki aneka
ragam budaya. Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulai dari melakukan perjalanan bisnis, liburan,
mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya.
Satelit komunikasi telah membawa dunia menjadi semakin dekat, kita dapat menyaksikan beragam peristiwa yang terjadi dalam belahan dunia,baik
melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan media on line. Melalui teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis bukan halangan lagi kita untuk melihat
ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia.
Berbicara mengenai komunikasi antarbudaya, maka kita harus melihat
Universitas Sumatera Utara
dulu bebrapa defenisi yang diikutif oleh Ilya Sunarwinadi 1993: 7-8 berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
1. Sitaram 1970 : Seni untuk memahami dan saling pengertian antara
khalayak yang berbeda kebudayaan intercultural communication…the art of understanding and being understood by audience of mother culture .
2. Samovar dan Porter 1972 : Komunikasi antarbudaya terjadi
manakala bagaian yang terlibat dalam kegiatan komunikasi tersebut membawa serta latar belakang budaya pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai
yang dianut oleh kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai intracultural communication obtains whenever the parties to acommunications
act to bring with them different experiential backgrounds that reflect along- standing deposit of group experience, knowledge, values.
3. Rich 1974 : Komunikasi antarbudaya terjadi ketika orang-orang yang
berbeda kebudayaan communication is intercultural when accuring between
peoples of different cultures. 4. Stewart 1974 : Komunikasi antarbudaya yang mana terjadi dibawah
suatu kondisi kebudayaan yang berbeda bahasa, norma-norma, adat istiadat dan kebiasaan interculture communication which accurs under conditions of cultural
difference-language, custom, and habits. 5. Sitaram dan Cogdell 1976 : Komunikasi antarbudaya…interaksi
antara para anggota kebudayaan yang berbeda intercultural
communications….interaction between members of differing cultures 6. Carley H. Dood 1982 : Komunikasi antarbudaya adalah pengiriman
Universitas Sumatera Utara
dan penerimaan pesan-pesan dalm konteks perbedaan kebudayaan yang menghasilkan efek-efek yang berbeda intercultural communication is the sending
and receiving of message within a context of cultural differences producing
differential effects 7. Young Yun Kim 1984 : Komunikasi antarbudaya adalah suatu
peristiwa yang merujuk dimana orang-orang yang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki latar belakang budaya yang berbeda
intercultural communication…refers the communication phenomenon in which participant, different in cultural background, come into direct or indirect contact
which one another
Seluruh defenisi diatas dengan jelas menerangkan bahwa ada penekanan pada perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang menetukan dalam
berlangsungnya proses komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya memang mengakui dan mengurusi permasalahan mengenai persamaan dan
perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antar pelaku–pelaku komunikasi, tetapi titik perhatian utamanya tetep terhadap proses komunikasi individu-individu atau
kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan dan mencoba untuk melakukan interaksi.
Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada
gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya, seperti yang dikatakan Edward T. Hall, bahwa “komunikasi
adalah budaya ” dan budaya adalah komunikasi”. Pada suatu sisi, komunikasi
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat
lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pada sisi lain budaya menetapkan norma-norma komunikasi yang dianggap sesuai
untuk kelompok tertentu.
II.2.1 Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya
Terdapat pengertian-pengertian operasional dari kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari kejelasan dan mengitegrasikan berbagai
konseptualisasi tentang kebudayaa komunikasi antarbudaya, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan Kim, 1984 : 17-20 yaitu :
1 Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi.
Istilah kebudayaan telah digunakan untuk menunjuk pada macam-macam tingkat lingkungan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah
kebudayaan mencakup : - Kawasan-kawasan di dunia, seperti : budaya timur barat
- Sub kawasan-kawasan di dunia, seperti : budaya Amerika Utara Asia Tenggara, - Nasional Negara, seperti : Budaya Indonesia Perancis Jepang
- Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti : budaya Orang Amerika Hitam, Budaya Amerika Asia, budaya Cina Indonesia
- Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin kelas sosial, Countercultures budaya Hippis, budaya orang di
penjara, budaya gelandangan, budaya kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Perhatian dan minat dari ahli-ahli KAB banyak meliputi komunikasi antar individu-individu dengan kebudayaan nasional berbeda seperti wirausaha jepang
dengan wirausaha Amerika Indonesia atau antar individu dengan kebudayaan ras-etnik berbeda seperti antar pelajar penduduk asli dengan guru pendatang.
Bahkan ada yang lebih mempersempit lagi pengertian pada kebudayaan individual karena seperti orang mewujudkan latar belakang yang unik
2 Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antar budaya, KAB dapat juga diklasifikasikan berdasarkan konteks sosial dari terjadinya.
Hal yang biasanya termasuk dalam studi KAB : - Business
- Organizational - Pendidikan
- Alkulturasi imigran - Politik
- Penyesuaian Perlancong pendatang sementara - Perkembangan alih teknologi pembangunan difusi inovasi
- Konsultasi terapis. Komunikasi dalam semua kontekas merupakan persamaan dalam hal
unsur- unsur dasar dan proses komunikasi manusia transmitting, receiving, processing. Akan tetapi adanya pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latar
belakang pengalaman individu membentuk pola-pola persepsi pemikiran. Penggunaan pesan-pesan verbalnonverbal serta hubungan-hubungan antaranya.
Maka variasi kontekstual, merupakan dimensi tambahan yang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
proses-proses KAB. Jadi konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antar peran. Ekspektasi,
norma-norma dan aturan- aturan tingkah laku yang khusus. 3 Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komuniksi antar budaya baik yang
bersifat verbal maupun nonverbal. - Antarpribadi interpersonal person-person yaitu orang dengan orang
secara langsung - Media massa yaitu melalui radio, surat kabar, TV, Film, Majalah
SALURAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
ANTAR PRIBADI MEDIA MASSA
Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya : orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memilih pengalaman yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada disana dan melihat dengan
mata kepala sendiri. Umumnya pengalaman komunikasi antar pribadi dianggap memberikan
dampak yang lebih mendalam. Komunikasi melalui media kurang dalam hal feedback langsung antar partisipan dan bersifat satu arah. Sebaliknya, saluran
Universitas Sumatera Utara
antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia sekaligus melalui batas-batas kebudayaan. Tetapi dalam
keduanya, proses-proses komunikasi bersifat antarbudaya bila partisipan- partisipannya berbeda latar belakang budayanya. Ketiga dimensi diatas dapat
digunakan secara terpisah ataupun bersamaan, dalam mengkalsifikasikan fenomena KAB khusus. Misalnya : kita dapat menggambarkan komunikasi antara
Presiden Indonesia dengan Dubes baru dari Nigeria sebagai komunikasi internasaional, antarpribadi dalam konteks politik, komunikasi antara pengecara
AS dari keturunan Cina dengan kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antar etnik, antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi migran.
Maka apapun tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi, komunikasi dianggap antar budaya apabila para komunikator yang
menjalin kontak dan interaksi mempunyai latar belakang pengalaman berbeda Lusiana, 2002:5.
II.2.2 Fungsi-fungsi Komunikasi Antar Budaya
1. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi komunikasi anatar budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber
dari seorang individu. •
Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku
komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas
sosial
.
Universitas Sumatera Utara
Perilaku
itu dinyatakan melalui tindakan ber
bahasa
baik secara
verbal
dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri
maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul
suku bangsa
,
agama
, maupun tingkat
pendidikan
seseorang. •
Menyatakan intergrasi social Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antar
pribadi
, antar
kelompok
namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan
komunikasi adalah memberikan
makna
yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya
yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.
• Menambah pengetahuan
Seringkali komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing
2. Fungsi Sosial
• Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada
kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk meng
informasikan
perkembangan tentang
lingkungan
. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh
media massa
yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan
Universitas Sumatera Utara
peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.
• Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan
jembatan
atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling
menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks
komunikasi termasuk
komunikasi massa
.
•
Sosialisasi Nilai Fungsi
sosialisasi
merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada
masyarakat lain. •
Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi
antarbudaya. Misalnya menonton
tarian
dari kebudayaan lain. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
II.2.3 Prinsip-prinsip Komunikasi Antar Budaya
• Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa
bahasa
mempengaruhi pemikiran dan
perilaku
paling banyak disuarakan oleh para antropologis
linguistik
. Pada akhir
Universitas Sumatera Utara
tahun 1920-an dan disepanjang tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses
kognitif
kita. Dan karena bahasa-bahasa di
dunia
sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik
semantik
dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam
cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia
.
• Bahasa sebagai cermin budaya
Bahasa men
cerminkan
budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam
isyarat
-
isyarat
nonverbal. Makin besar perbedaan antara budaya dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi, makin sulit komunikasi dilakukan.
Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas bypassing.
• Mengurangi Ketidakpastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha
mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena
letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk
berkomunikasi secara lebih bermakna.
Universitas Sumatera Utara
• Kesadaran diri dan perbedaan antar budaya
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri mindfulness para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai
konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang
mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.
• Interaksi awal dan perbedaan antar budaya
Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam
interaksi
awal dan secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi
lebih akrab. Walaupun selalu terdapat kemungkinan salah
persepsi
dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi
komunikasi antarbudaya. •
Memaksimalkan hasil interaksi
Dalam komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan
implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan
hasil positif. Kedua, bila mendapatkan hasil yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri dan meningkatkan komunikasi. Bila
memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai menarik diri dan mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku membuat prediksi tentang
Universitas Sumatera Utara
perilaku mana yang akan menghasilkan hasil positif. Pelaku akan mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang diambil,
perilaku nonverbal yang ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku komunikasi kemudian melakukan apa yang menurutnya akan memberikan hasil positif
dan berusaha tidak melakkan apa yang menurutnya akan memberikan hasil negatif.
II.2.4 Hambatan Komunikasi Antar Budaya
Hambatan komunikasi communication barrier dalam komunikasi antar budaya intercultural communication mempunyai bentuk seperti sebuah gunung
es yang terbenam di dalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air above waterline dan dibawah air below waterline.
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air below waterline adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap
seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah:
- persepsi perceptions,
- norma norms,
- stereotip stereotypes,
- filosofi bisnis business philosophy,
- aturan rules,
- jaringan networks,
- nilai values,
- grup cabang subcultures group.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 9 sembilan jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air above waterline. Hambatan komunikasi semacam ini lebih
mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah:
1. Fisik physical
Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik.
2. Budaya cultural
Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
3. Persepsi perceptual
Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan
sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. 4.
Motivasi motivational Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,
maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan
tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi. 5.
Pengalaman Experiantial Pengalaman adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu
tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu
Universitas Sumatera Utara
mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
6. Emosi emotional
Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang
terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.
7. Bahasa linguistic
Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan senderdan penerima pesan receiver menggunakan bahasa yang berbeda
atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan. 8.
Nonverbal Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk
kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan receiver ketika pengirim
pesan sender melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim
pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi competition
Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon
selular sambil menyetir, karena melakukan 2 dua kegiatan sekaligus
Universitas Sumatera Utara
maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.
II.3 Akulturasi Budaya