tunggul tanpa dekomposer J
1
, tunggul + jerami+ dekomposer J
3
dan tunggul + dekomposer J
2
. Perlakuan paket pemupukan rataan tertinggi P
5
PuPS yang berbeda nyata pada perlakuan P
2
berdasarkan hasil analisis tanah dan P
1
pemupukan petani setempat, tetapi tidak berbeda sangat nyata pada perlakuan P
4
PUTS dan BWD, dan P
3
18. Persentase Gabah Hampa
berdasarkan Kepmentan.
Data pengamatan persentase gabah hampa padi dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 52 sampai 53. Dari hasil sidik ragam
tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan jerami J berpengaruh tidak nyata terhadap persentase gabah hampa. Perlakuan paket pemupukan P berpengaruh
sangat nyata terhadap persentase gabah hampa. Sedang kombinasi perlakuan jerami dan paket pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap persentase gabah
hampa padi. Persentase gabah hampa pada perlakuan jerami dan paket pemupukan
terdapat pada Tabel 32. Tabel 32. Persentase Gabah Hampa Padi pada Perlakuan Jerami dan Paket
Pemupukan Perlakuan
Persentase Gabah Hampa Jerami
J J
tanpa jerami 32,07
1
J tunggul tanpa dekomposer
31,41
2
J tunggul + dekomposer
36,49
3
tunggul + jerami + dekomposer 36,34
Paket Pemupukan P
1
P pemupukan petani setempat
43,17 b
2
P berdasarkan hasil analisa tanah
42,15 b
3
P berdasarkan Kepmentan
29,41 a
4
P PUTS dan BWD
28,19 a
5
PuPS 27,45 a
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 32 dapat dilihat bahwa rataan jerami tertinggi untuk parameter
persentase gabah hampa adalah perlakuan tunggul + dekomposer J
2
yang diikuti tunggul + jerami + dekomposer J
3
, tanpa jerami J dan tunggul tanpa
dekomposer J
1
. Perlakuan paket pemupukan rataan tertinggi pada perlakuan P
1
pemupukan petani setempat yang berbeda nyata dengan P
3
berdasarkan Kepmentan, P
4
PUTS dan BWD dan P
5
PuPS, tetapi tidak berbeda nyata dengan P
2
19. Bobot 1000 Butir g
berdasarkan hasil analisis tanah.
Data pengamatan bobot 1000 butir padi dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 54 sampai 55. Dari hasil sidik ragam tersebut
dapat dilihat bahwa perlakuan jerami J berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 1000 butir. Perlakuan paket pemupukan P berpengaruh nyata terhadap bobot
1000 butir. Sedang kombinasi perlakuan jerami dan paket pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 1000 butir.
Bobot 1000 butir pada perlakuan jerami dan paket pemupukan terdapat pada Tabel 33.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33. Bobot 1000 butir Padi g pada Perlakuan Jerami dan Paket Pemupukan Perlakuan
Bobot 1000 Butir g Jerami
J J
tanpa jerami 24,52
1
J tunggul tanpa dekomposer
24,71
2
J tunggul + dekomposer
25,32
3
tunggul + jerami + dekomposer 25,34
Paket Pemupukan P
1
P pemupukan petani setempat
25,87 a
2
P berdasarkan hasil analisa tanah
24,10 b
3
P berdasarkan Kepmentan
25,43 a
4
P PUTS dan BWD
25,57 a
5
PuPS 23,89 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5.
Dari Tabel 33 dapat dilihat bahwa rataan jerami tertinggi untuk parameter
bobot 1000 butir adalah perlakuan tunggul + jerami + dekomposer J
3
yang diikuti tunggul + dekomposer J
2
, tunggul tanpa dekomposer J
1
dan tanpa jerami J
. Perlakuan paket pemupukan rataan tertinggi pada perlakuan P
1
pemupukan petani setempat yang diikuti P
4
PUTS dan BWD, P
3
berdasarkan Kepmentan, P
2
berdasarkan hasil analisa tanah dan P
5
20. Produksi ton.ha