bentuk pupuk. Selanjutnya bila C organik 1,5, selain sumbangan hara N asli yang rendah, maka pengikatan hara juga rendah dan dipastikan sifat fisik tanahnya jelek.
Oleh karena itu pula diduga kandungan beberapa mineral berada dalam kategori rendah.
1. Pengaruh Jerami, Paket Pemupukan dan Kombinasinya terhadap Sifat Tanah.
Dari hasil analisis statistik dapat disimpulkan perlakuan jerami mempengaruhi sifat sifat tanah seperti C organik, N total baik 2, 4, 6 MST dan akhir penelitian
demikian juga K tukar, KTK dan pH tanah, tetapi tidak berpengaruh terhadap P tersedia tanah akhir penelitian. Perlakuan jerami yang tertinggi pengaruhnya adalah
J
3
tunggul + jerami + dekomposer yang diikuti J
2
tunggul + dekomposer. Terlihat dari hasil penelitian ini penggunaan dekomposer Trichoderma sp. mutlak
diperlukan untuk mempercepat penguraian jerami dan hasilnya sangat berbeda dengan tanpa penggunaan dekomposer. Parameter C-organik nyata meningkat sejak
2, 4 dan 6 MST, dan kembali turun di akhir penelitian 11 MST, yang berarti terjadi dekomposisi selama pertanaman, perlakuan J
3
Adanya pengaruh jerami terhadap sifat tanah disebabkan oleh jerami yang digunakan mengalami dekomposisi yang menyebabkan lepasnya unsur unsur yang
terkandung dalam jerami. Harahap 2008 yang melakukan penelitian penggunaan jerami pada hamparan lahan yang sama melaporkan analisis jaringan jerami
mengandung C-organik 41,68 , N-total 1,13 , P 0,10 dan K 1,90 dan CN 36,88.
menunjukkan kandungan C-organik tertinggi.
Universitas Sumatera Utara
Perlakuan jerami yang tertinggi nilai pengaruhnya adalah J
3
yang diikuti J
2
Pemberian jerami cincang yang relatif masih segar ternyata tidak mengganggu pengelolaan sawah seperti yang selalu dikeluhkan petani selama ini. Pemberian
jerami menyebabkan C organik tanah terlihat meningkat mulai 2, 4 dan 6 MST dan menurun di akhir penelitian 11 MST. Hal ini dapat diartikan bahwa pelapukan
bahan organik di tanah sawah tetap berlangsung dengan baik walaupun pada kondisi anaerob. Oleh sebab itu perlakuan jerami mempengaruhi sifat sifat tanah lainnya.
, dimana kedua perlakuan ini diberikan dekomposer Trichoderma sp. Penggunaan
dekomposer dapat mempercepat penguraian jerami. Sofyan 2003, menyatakan bahwa Trichoderma sp. mampu mendegradasi jerami, sehingga hara yang terkandung
dalam jerami lepas ke dalam tanah dan tersedia bagi tanaman.
Tanah sawah tempat penelitian ini dengan nilai C organik tanah awal 0,81 , berubah menjadi 0,93 C organik J
3
P
2
. Kenaikan C organik tanah sekalipun kecil sudah sangat berarti terhadap perbaikan tanah yang miskin C. KTK tanah awal 14,80
berubah menjadi 15,88 me.100 g
-1
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan jerami segar yang dicincang dan dicampurkan dengan Trichoderma lebih mudah terdekomposisi
sehingga hasil perombakan jerami baik berupa asam-asam organik dan hara yang terkandung dalam jerami lebih cepat dibebaskan kedalam tanah. Oleh sebab itu
jerami segar dapat digunakan untuk pengelolaan padi sawah intensif. , peningkatan 1 pada KTK sangat besar
pengaruhnya terhadap perharaan, terutama jika liat tanah persentasenya rendah.
Universitas Sumatera Utara
Paket pemupukan nyata mempengaruhi N total 2, 4, 6 dan 11 MST, P tersedia, K tukar dan pH 11 MST tetapi tidak berpengaruh terhadap C organik dan
KTK tanah. Adapun paket pemupukan yang nyata pengaruhnya adalah P1, P3 dan P4, yang mengandung pupuk relatif lebih banyak. Oleh sebab itu pada pengamatan
kadar hara tanah yang terukur lebih tinggi pada aplikasi pupuk yang lebih tinggi. Kombinasi jerami dan paket pemupukan berpengaruh nyata terhadap seluruh
sifat tanah kecuali P tersedia akhir penelitian. C organik dan KTK tanah tertinggi pada J
3
P
5
diikuti J
3
P
4
dan J
3
P
1
, N total pada J2P1 yang diikuti oleh J
3
P
1
dan J
3
P
4
, K tukar tertinggi pada J
3
P
4
dan pH tanah teringgi pada J
2
P
1
dan J
3
P
1
Lahan penelitian memiliki pH dan C organik yang rendah. Rendahnya pH disebabkan karena tingginya pencucian basa basa tukar, hal ini terjadi karena lahan
sawah mengalami gangguan pada setiap pengolahan tanah, disamping itu kadar liat yang rendah menyebabkan adsorbsi hara pada koloid liat juga kecil. Rendahnya C-
organik disebabkan oleh intensifnya penggunaan lahan dan penggunaan bahan organik sebagai pupuk yang sangat minim bahkan tidak ada, sehingga proses
dekomposisi bahan organik tanah makin intensif pula. Rendahnya KTK karena pelapukan tanah sudah berjalan sangat lanjut serta kandungan liat tanah yang rendah.
Kondisi tersebut menyebabkan tanah respon terhadap peningkatan C-organik maupun N total total sebagai akibat dari pemberian jerami.
. Data ini menunjukkan bahwa jerami yang diberi dekomposer apabila dikombinasikan dengan
paket pemupukan mampu memberi pengaruh yang lebih baik dibanding tanpa pemberian dekomposer.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas mikroba di dalam tanah sangat dipengaruhi faktor lingkungan tanah, antara lain kelembaban tanah, aerasi, temperatur, bahan organik, derajat
kemasaman tanah pH dan suplai unsur hara an-organik. Kandungan bahan organik tanah yang rendah 0,96 sangat mempengaruhi kehidupan mikroba sehingga perlu
penambahan bahan organik ke dalam tanah. Kandungan hara N tergolong rendah yang dapat menghambat perkembangan mikrooganisme tanah sehingga
mengkombinasikan pemberian jerami dan pupuk dapat mempengaruhi perkembangan dan aktivitas mikroba tanah.
Dekomposer dalam melakukan aktivitasnya memerlukan hara dan lingkungan yang sesuai. Kedua hal ini kemungkinan terdapat pada perakaran padi sawah yang
diberi pupuk. Hara berasal dari pemupukan sedangkan oksigen diperoleh dari aktivitas tanaman padi yang mampu mensuplai oksigen ke daerah perakaran dengan
adanya pembuluh aerenkim. Sofyan 2003, menyatakan bahwa Trichoderma sp. mampu mendegradasi
jerami, sehingga hara yang terkandung dalam jerami lepas ke dalam tanah dan tersedia bagi tanaman. Selanjutnya Verme, et.al 2007 dan Suhartik et. al., 1999,
menyebutkan Trichoderma dapat berkembang pada daerah rizosfer tanaman padi dan berfungsi sebagai pengurai bahan organik selulotik, mycoparasit membatasi
perkembangan pathogen, antibiosis mengeluarkan sekresi yang berlawanan sehingga pathogen menderitamati, mampu bersaing dengan mikroba lain serta
masih.
Universitas Sumatera Utara
Penambahan bahan organik sangat diperlukan pada tanah masam, hal ini ditunjukkan pertumbuhan dan produksi, serta serapan N, P dan K yang lebih tinggi
dengan pemberian jerami pada perlakuan J3. Tanah masam membutuhkan masukan hara untuk meningkatkan kesuburannya. Diedorlf et. al. 2001 menyebutkan
setidaknya ada tiga fungsi utama dari bahan organik dalam tanah yakni sebagai penyimpan dan sumber hara N, P, S dan hara mikro; berkontribusi terhadap kapasitas
penjerapan hara kation Ca, Mg dan K; dan sumber energi bagi bagi mikroba tanah. Pada lahan masam dari grup inceptisol liat berdebu peranan pupuk KCl yang
diberikan pada tanah sawah mineral masam dapat digantikan dengan jerami padi hasil panen Al Jabri dan Tafakresnanto, 2008 dan Al Jabri, 2008. Oleh sebab itu tanpa
pemberian pupuk KCl, tanaman mampu berproduksi lebih tinggi, selain karena tanah sudah mengandung K yang tinggi diduga sumbangan K diperoleh dari peruraian
jerami.
2. Pengaruh Jerami, Paket Pemupukan dan Kombinasinya terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi