Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

88 Teknik melakukan analisis sensitivitas adalah dengan mengukur ulang ukuran kemanfaatan proyek menggunakan perkiraan baru dari satu atau lebih komponen biaya atau hasil. Tiap analisa sensitivitas harus dilakukan secara terpisah untuk dapat mengestimasi pengaruh yang terjadi terhadap asumsi-asumsi yang digunakan untuk mengukur kemanfaatan proyek, dan setelah itu dapat ditarik kesimpulan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi proyek. Jadi analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi terhadap suatu proyek. Seberapa besarkah perubahan yang terjadi pada empat hal diatas dapat mengubah penilaian suatu investasi, yaitu dari layak menjadi tidak layak dilaksanakan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Alireza 2002 yang berjudul “ Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air Tawar “ skala kecil menghasilkan NPV positif sebesar Rp. 22.095.717, IRR sebesar 68,97 persen dan Net BC Ratio sebesar 3,95 serta Payback Period -nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan NPV sebesar Rp. 51.950.058, IRR sebesar 84,28, Net BC Ratio 4,52 dan PP 3 tahun 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala kecil maupun besar layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala besar kurang sensitiv terhadap perubahan harga output, harga input dan tingkat suku bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25, kenaikan harga 89 input sebesar 15, penurunan harga input 15 dan kenaikan tingkat suku bunga menjadi 20 tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis ikan hias air tawar tidak layak jika terjadi penurunan harga input yang diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga. Menurut hasil penelitian Aisah 2002 tentang Analisis Kelayakan Usaha Florist menunjukan NPV pada usaha kecil 5 unit florist sebesar Rp.- 889.464.717,87 dan 1 unit florist Rp.-7.896.599,87 dinyatakan tidak layak dengan tingkat suku bunga 17 persen. Sedangkan usaha skala besar dinyatakan layak, yaitu pada 5 unit florist sebesar Rp.3.138.700.644,07 dan 1 unit florist Rp.827.664.731,25. Nilai Net BC Ratio pada skala kecil untuk 5 unit florist sebesar 0,87 dan 1unit florist 0,95 sehingga tidak layak. Sedangkan pada skala besar mendapatkan kelayakan untuk 5 unit florist bernilai 1,59 dan 1 unit florist 1,89, IRR pada skala kecil 3 persen 5 unit florist dan 12 persen 1 unit florist dinyatakan tidak layak. Sedangkan untuk skala besar layak dengan nilai 69 persen 5 unit florist dan 93 persen 1 unit florist. Payback Period PP pada skala kecil 5 dan 1 unit florist tidak mengalami pengembalian modal, sedangkan pada skala besar untuk 5 unit florist modal dapat kembali selama 10 bulan 3 hari dan 1 unit florist 9 bulan 15 hari. Hasil analisis sensitivitas pada usaha florist skala besar layak diusahakan pada tingkat kenaikan harga input sebesar 22 persen, akan tetapi pada tingkat penurunan harga output 43 persen usaha florist tidak layak pada tingkat suku bunga 17 persen, begitu juga pada tingkat suku bunga naik 20 persen dan 16 persen. 90

2.3. Kerangka pemikiran