Dampak Industri Kecil Tahu Terhadap Masyarakat Di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan

(1)

DAMPAK INDUSTRI KECIL TAHU TERHADAP MASYARAKAT DI RT 01 RW 10 KELURAHAN PONDOK LABU CILANDAK

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ratu Kurnia Sari NIM 1112054100002

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016


(2)

(3)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti hasil karya ini bukan karya hasil saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2016


(4)

i ABSTRAK Ratu Kurnia Sari

Dampak Industri Kecil Tahu Terhadap Masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan

Tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 sekitar 7,17 juta jiwa. Kondisi tersebut dapat diminimalisir dengan cara mengembangkan sektor yang potensial, seperti industrialisasi. Kegiatan industri merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian nasional, karena kehadiran industri dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perekonomian nasional kita dapat meningkat. Seperti ketiga industri kecil tahu yang berada di Jalan Haji Kamang RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta, memunculkan harapan baru bagi masyarakat untuk berperan menciptakan lapangan kerja, merubah mata pencaharian masyarakat sekitar industri, dan ini merupakan salah satu cara untuk meminimalisir pengangguran yang semakin tinggi di Indonesia. Akan tetapi hadirnya kegiatan industri memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskirptif dimana teknik pemilihan informan yang digunakan adalah non-probability sampling tipe purposive sampling dengan 8 informan. Data diperoleh dari hasil pengamatan/observasi dan wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan industri kecil tahu yang berada di pemukiman selain memberikan dampak yang positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan memberikan peluang kepada masyarakat dengan membuat usaha, ada pun dampak negatif yang dirasakan sebagian masyarakat itu pula, seperti contohnya adalah kehadiran ketiga industri kecil tahu ini membuat pencemaran di lingkungan tersebut dengan membuang limbah industri ke aliran Kali Grogol yang berhadapan langsung dengan pemukiman penduduk. Sehingga masyarakat merasakan ketidaknyamanan di lingkungan tersebut. Kemudian, hadirnya industri kecil tahu ini memberikan perbedaan antara sebelum hadirnya industri dan sesudah hadirnya indusri, misalnya sebelum adanya industri keadaan lingkungan di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu sangat asri dengan banyaknya pepohonan, lapangan terbuka, serta masih sedikitnya pemukiman warga. Akan tetapi dengan kehadiran industri, daerah ini sebagian besar sudah dipenuhi dengan padatnya pemukiman penduduk, dan warung-warung yang hadir disekitar industri tahu tersebut.


(5)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Segala puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia Allah SWT, yang telah menciptakan makhluknya dengan penuh cinta dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang sangat mencintai ummatnya dan memandu ummatnya menuju jalan yang lurus.

Dalam penulisan skripsi ini penulis masih banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun pada isi pembahasan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidyatullah Jakarta dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA selaku Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syari Hidyatullah Jakarta. 3. Ibu Siti Napsiyah, MSW, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.

4. Ibu Nurhayati Nurbus, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

iii

6. Bapak Hermanto, Bapak Inat Turjaman dan Bapak Paimin yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis. Terimakasih banyak semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.

7. Ibu Imas Nurmala, Ibu Cici Sukesih, Ibu Aisyah, Bapak Kosim Mardani, Bapak Taswin, Mas Sugeng, dan Nenek Hj. Raniti yang turut berpartisipasi dan selalu memberikan informasi maupunbantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi, sehingga dapat terlaksana dengan baik.

8. Kedua orang tua ku tercinta, Ayah dan Mama tersayang yang senantiasa memberikan dukungan moral dan materi yang tiada henti kepada penulis. Serta doa, kasih sayang, dan pengorbanannya yang tulus dan tidak kenal lelah yang selalu diberikan kepada penulis selama ini agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Serta untuk kakaku Setya Wiguna dan Feti Amelia juga untuk keluarga besar teimakasih atas doa dan semangatnya selama ini.

9. Ridwan Saidi, yang selalu setia meluangkan waktu untuk penulis serta memberikan motivasi, dukungan,dan pengorbanannya selama ini termakasih banyak.

10. Teman-teman seperjuangan Kessos angkatan 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta, 19 September 2016


(7)

iv DAFTAR ISI

Abstrak... ... i

Kata Pengantar... ... ii

Daftar Isi... ... iv

Daftar Tabel... ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ... 1

B. Tinjauan Pustaka... ... 5

C. Pembatasandan Perumusan Masalah... 7

D. Tujuandan Manfaat Penelitian... 8

E. Metodelogi Penelitian... ... 9

F. Pedoman Penulisan Skripsi... 17

G. Sistematika Penulisan... ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Dampak 1. Pengertian Dampak... ... 19

2. Indikator Dampak... 20

3. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak... 22

B. Industri 1. Pengertian Industri... ... 23

2. Macam-macam Industri... ... 24

3. Pengertian Industri Kecil... 25

4. Manfaat Industri Kecil... ... 26

5. Dampak Industri... ... 27

C.Pengertian Tahu... ... 30


(8)

v BAB III GAMBARAN UMUM

A. Kelurahan Pondok Labu

1. Topografi... ... 34

2. Visi dan Misi Kelurahan Pondok Labu... 34

3. Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Labu... 35

4. Kependudukan Kelurahan Pondok Labu... 37

5. Kondisi Pendidikan... ... 39

6. Agama... ... 40

7. Etnis... ... 41

B. RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan... 44

2. Jenis Pekerjaan... ... 44

3. Etnis... ... 46

C. Sejarah Industri Tahu 1. Industri Kecil Tahu HRM... 47

2. Industri Kecil Tahu Inat Turjaman... 51

3. Industri Kecil Tahu Paimin... ... 56

D. Profil Informan... ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Indikator Dampak 1. Keadaan Tanpa Proyek... ... 62

2. Keadaan Dengan Proyek... ... 63

B. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak 1. Apek Fisik dan Kimia... ... 68

2. Aspek Biologis... ... 69

3. Aspek Sosial-Ekonomi... 69


(9)

vi C. Dampak Industri

1. Dampak Negatif... ... 71

2. Dampak Positif... ... 77

3. Dampak Langsung... 79

4. Dampak Tidak Langsung... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... ... 86

B. Saran... ... 89

DAFTAR PUSTAKA... ... 91


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan... ... 12

Tabel 3.1 Data Penduduk Kelurahan Pondok Labu... 37

Tabel 3.2 Jenis Pekerjaan di Kelurahan Pondok Labu... 37

Tabel 3.3 Kondisi Pendidikan di Kelurahan Pondok Labu... 39

Tabel 3.4 Keagamaan di Kelurahan Pondok Labu... 41

Tabel 3.5 Etnis di Kelurahan Pondok Labu... 42

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di RT 01 RW 10... 44

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di RT 01 RW 10... 44

Tabel 3.8 Jenis Pekerjaan... ... 45

Tabel 3.9 Etnis di RT 01 RW 10... 46

Tabel 3.10 Daftar Pekerja Industri Tahu HRM... 49

Tabel 3.11 Daftar Pekerja Industri Tahu Inat Turjaman... 54


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah pengangguran sekitar 7,17 juta jiwa pada tahun 20131, khususnya di DKI Jakarta sebanyak 306,23 ribu orang pada tahun 2015. Padahal masyarakat tersebut mendambakan kondisi ideal yang merupakan tatanan kehidupan yang diinginkannya. Kondisi tersebut menggambarkan sebuah kehidupan yang dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya, suatu kondisi yang tidak lagi diwarnai kekhawatiran hari esok, kehidupan yang memberi iklim kondusif guna aktualisasi diri dan untuk terwujudnya proses relasi sosial yang berkeadilan. Oleh sebab itu, apabila kehidupan saat sekarang belum memenuhi kondisi ideal tersebut, selalu ada dorongan untuk melakukan usaha guna mewujudkannya. Demikian juga apabila terdapat realitas yang dianggap menghambat tercapainya kondisi ideal tersebut, akan mendorong usaha untuk mengubah dan memperbaikinya.2

Jadi, pada dasarnya setiap masyarakat senantiasa mengharapkan kondisi kehidupan sekarang lebih baik dari sebelumnya dan kehidupan yang akan datang lebih baik dari sekarang, selama itu pula masyarakat mengalami proses perubahan. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mencapai pengharapan-pengharapan tersebut yaitu salah satu caranya dengan mengembangkan sektor yang potensial, seperti

1

http:// www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973 diakses pada hari Jumat 22 Januari 2016 pukul 07:52 WIB.

2

Soetomo. Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), cet. ke-2, h. 1.


(12)

2

industrialisasi. Kegiatan industri merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk meningkatkan perekonomian nasional, karena kehadiran industri dapat membuka lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perekonomian nasional kita dapat meningkat, walaupun peningkatannya tersebut belum begitu besar. Itulah mengapa industri merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam perekonomian, sehingga dapat membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat.

Perubahan tersebut membawa dampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat, tetapi juga membawa dampak pada aspek lingkungan. Selain itu, pembangunan industri memberikan pengaruh secara langsung (direct impact) mau pun tidak langsung (indirect impact) pada lingkungan masyarakat sekitar industri. Pengaruh tersebut pasti membawa pada hal-hal yang bersifat positif maupun negatif. Dampak yang bersifat positif memang diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Namun dampak yang bersifat negatif yang memang tidak diharapkan dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup, harus dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.3

Seperti yang berada di Jalan Haji Kamang Bawah RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan terdapat tiga industri, yaitu milik bapak Hermanto (HRM) yang mengolah tahu China, industri tahu bapak Inat Turjaman yang mengolah tahu Bandung, dan industri tahu bapak Paimin yang mengolah tahu kulit. Ketiga industri itu merupakan kategori industri kecil, di mana pengertian dari industri kecil adalahusaha perorangan dengan jumlah pekerja 5-19 orang yang

3

Wardhana,Wisnu Arya. Dampak Pencemaran Lingkungan. (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 2.


(13)

3

memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.4 Sehingga kehadiran industri hadir di lingkungan masyarakat selain membawa dampak terhadap lingkungan, industri pun dinilai sebagai langkah untuk meningkatkan kehidupan yang lebih maju maupun taraf hidup yang bermutu.

Hal tersebut merupakan tahapan dari perubahan. Perubahan merupakan sunatullah, oleh karena itu melakukan perubahan tidak bisa diselesaikan hanya dengan berpangku tangan tanpa ada usaha. Sebagaimana firman Allah dalam

al-Qur’an Surah Ar-Ra’d ayat 11:

Artinya:

Bagi tiap-tiap seorang ada malaikat penjaganya silih berganti dari hadapannya dan dari belakangnya, yang mengawas dan menjaganya (dari sesuatu bahaya) dengan perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkan-Nya itu, dan tidak ada siapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripada-Nya.

Berdasarkan ayat Al-Qur’an tersebut telah dijelaskan bahwa Allah SWT tidak akan mengubah keadaan apapun selama kita tidak mengubah sebab keadaan

4

http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/170#subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek2 diakses pada hari Sabtu 30 Januari 2016 pukul 08.43 WIB.


(14)

4

itu sendiri.Sehingga perubahan dapat terjadi didalam diri manusia apabila manusia tersebut mau merubahnya.

Keberadaan industri kecil tahu yang telah membawa perubahan-perubahan bagi masyarakat menandakan bahwa betapa pentingnya aktivitas kegiatan industri kecil tahu terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi kehadiran industri juga membawa pengaruh pada lingkungan sekitar seperti contohnya keberadaan industri yang kurang memperhatikan lingkungan tempat di mana industri tersebut dibangun, sehingga dapat memberi pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat tersebut. Padahal Allah SWT sudah memberikan larangan agar Umat manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi, sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah al-A’raf ayat 56, berikut:

Artinya:

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah dekat dengan orang yang berbuat kebaikan.”

Bukan hanya tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia senantiasa harus tetap menjaga lingkungan, tetapi juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 67 yang berbunyi:


(15)

5

“Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.”

Oleh karena itu betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, karena kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari keadaan lingkungan alam sekitarnya. Dengan kata lain, keadaan lingkungan alam akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu dibutuhkan dorongan untuk dapat memberikan perhatian pada bidang industri karena melihat eratnya kaitan antara pembangunan industri yang mempunyai arti luas dan strategis.

Dengan itu timbul keinginan penulis untuk melakukam penelitian ini dengan mengajukan judul “Dampak Industri Kecil Tahu Terhadap Masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan.”

B. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan pembanding dan bahan kajian dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, maka peneliti mengulas dan membahas skripsi berikut ini.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi yang disusun oleh Nurmah dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2013) yang berjudul Peran Pengusaha Pembuatan Tempe Dalam Pemberdayaan Masyarakat, fokus subyek penelitian hanya pada warga masyarakat sekitar yang menjadi pekerja di usaha tersebut. Dan hasil dari penelitian skripsi ini adalah pemilik usaha tempe telah memberdayakan masyarakat sekitar dengan mengembangkan perekonomiannya. Seperti para pengrajin tempe yang merupakan warga sekitar telah mendapatkan ilmu serta keterampilan dalam pembuatan tempe,


(16)

6

mereka mendapatkan pekerjaan menjadi pengrajin tempe dan mendapatkan upah atau pendapatan sehingga tingkat perekonomian mereka menjadi meningkat.

Kemudian peneliti melakukan tinjauan pustaka pada skripsi yang disusun oleh Akhmad Asep Erista dari Fakultas Ilmu Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2014), tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak industri sekitar pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dan hasil dari penelitian ini membawa dampak sosial seperti nilai kekeluargaan yang masih terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat memiliki kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan masyarakat merata. Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki etos kerja yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata, tingkat kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi yang disusun oleh Ninna Aristyaningsih dari Fakultas Ilmu Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2015), dengan skripsinya yang berjudul Kontribusi Industri Kecil Tahu Dalam Peningkatan Kesejahteraan Sosial Ekonomu Keluarga di Lingkungan Masyarakat RT 01 RW 10 Kelurahan Cabe Ilir. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai keberadaan industri tahu Poncol memberikan kontribusi cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan keluarga para pekerja industri kecil tahu Poncol. Tingkat kesejahteraan keluarga pekerja industri berada pada tingkat Keluarga Sejahtera III


(17)

7

(KS III) yang artinya para pekerja telah memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pengembang.

Penulis melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu pada karya ilmiah diatas adalah cara untuk meminimalisir kesamaan pada tema, tujuan penelitian dan isi pokok, sehingga apa yang dilakukan kedua peneliti diatas akan menjadi bahan perbandingan bagi penulis. Dalam hal ini, penulis memfokuskan kajian tentang dampak industri terhadap kesejahteraan masyarakat yang menjadi buruh atau pun masyarakat disekitar industri. Sehingga karya ilmiah yang akan penulis buat berbeda dengan karya ilmiah seperti diatas.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Penulis membatasi penelitian ini pada dampak yang terjadi dengan hadirnya industri terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat tersebut adalah pekerja industri kecil tahu, masyarakat sekitar yang memiliki usaha dan masyarakat lain.

2. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah ditentukan di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi bahan penelitian adalah bagaimana dampak industri kecil tahu terhadap masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan?


(18)

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dampak industri kecil tahu terhadap masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian a) Secara Akademis

1) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengemban ilmu khususnya kesejahteraan sosial.

2) Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis khususnya, sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat. b) Secara Praktis

1) Bagi pemilik industri, menjadi pengetahuan mengenai dampak apa saja yang dihadirkan oleh industri kecil tahunya terhadap masyarakat sekitar sehingga dapat meminimalisir dampak tersebut.

2) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman terutama mengenai pentingnya keberadaan industri kecil sebagai penopang perekonomian di sekitar lokasi industri dan memberikan sumbangan pengetahuan tentang dampak yang dihadirkan oleh industri.


(19)

9 E. Metodelogi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat penelitian

Tempat penelitian yang diambil oleh peneliti adalah ketiga industri kecil tahu. Di sana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari pemilik industri, para pekerja di ketiga industri tersebut, dan masyarakat sekitar industri dengan melakukan wawancara langsung serta observasi untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumentasi dan data-data lain yang mendukung penelitian ini.

Alasan peneliti memilih penelitian karena ketiga industri kecil tahu membawa dampak bagi masyarakat sekitar industri, entah dari aspek sosial, ekonomi, bahkan keadaan lingkungan sekitarnya.

b) Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan peneliti berlangsung selama enam bulan dari bulan April 2016 sampai bulan September 2016.

2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,


(20)

10

kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.5

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran dan pengetahuan peneliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.7

3. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh.8 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah para pekerja di ketiga

5

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almansur. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Medi, 2012), cet. ke-1, h. 25.

6

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 4.

7Ibid

, h. 11.

8

Arkanto, Suhaimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ilmiah. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. ke-13, h. 129.


(21)

11

industri dan masyarakat sekitar industri yang terkena dampak dari kehadiran industri kecil tahu.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data diperoleh melalui sumber-sumber informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang diminta informasinya tentang subyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan metode non probability sampling. Metode tersebut merupakan teknik pengambilan sampel non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.9 Berikut ini tabel subyek atau informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian:

9


(22)

12

Tabel 1.1 Informan

No. Informan Alasan Memilih

1. Pemilik Industri Tahu - Pak Hermanto (HRM) - Pak Inat Turjaman - Pak Paimin

Untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri kecil tahu, dan profile industri kecil tahu.

2. Pekerja Industri Tahu - Taswin

- Cici Sukesih - Imas Nurmala

Ketiga pekerja yang dipilih untuk menjadi informan dari total jumlah 40 pekerja merupakan pekerja yang mengetahui dari awal mula bagaimana berdirinya industri karena mereka sudah hadir pada awal berdirinya industri, sehingga mereka mengetahui informasi-informasi tentang industri atau pun mekanisme pembuatan tahu karena lebih perpengalaman.

3. Masyarakat Sekitar - Sugeng

- Aisyah

- Usaha Warung Makan Sri Astuti

Tempat tingga kedua masyarakat ini berada persis didekat industri dan telah lama berada di lingkungan industri sehingga mengetahui bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi lingkungan sekitar.

Karena unit usaha ini hadir didekat ketiga industri. Untuk mencari tahu bagaimana


(23)

13 - Usaha Warung Kelontong

Kosim Mardani - Usaha Kontrakan

Hj. Raniti

awal mula berdirinya usaha tersebut, dan bagaimana dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh pemilik usaha dengan hadirnya industri kecil yang hadir sekitar lingkungan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan unuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:

a) Observasi/Pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan penelitian ilmiah, pengamatan berarti pencatatan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.10 Pengertian lain dari observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya.11 Sehingga dalam hal ini penulis akan melakukan observasi agar penulis mendapatkan data dan informasi yang obyektif.

10

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 217-219.

11

Bungin, Burhan. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Sosial Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), edisi ke-1, cet. ke-4, h. 133.


(24)

14

Tujuan menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai hal-hal yang menjadi obyek penelitian, yaitu informasi tentang dampak kehadiran industri kecil tahu terhadap masyarakat sekitar industri. Jadi, pengamatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, mengamati kegiatan industri, para pekerja industri, kegiatan masyarakat sekitar industri.

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak. Dalam penelitian kualitatif pada umumnya wawancara dilakukan secara mendalam (in-depth, intensive interview).12

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengamatan atau pengumpulan data secara tidak langsung. Pengumpulan data dengan wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Perbedaan teknik wawancara dengan pengamatan langsung adalah bahwa pada teknik wawancara harus selalu diusahakan terjadinya komunikasi dan interaksi dua arah antara peneliti dan objek riset.13

Wawancara dilakukan kepada pemilik industri tahu, masyarakat disekitar industri yang memiliki usaha dan masyarakat lain, dan pekerja di

12

Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. (Malang: UMM Press, 2010), cet. ke-2, h. 56.

13

Sumarsono, HM. Sony. Metode Riset Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71.


(25)

15

ketiga industi tersebut yang dianggap dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan data yang diinginkan.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis maupun gambar. Hal ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian ini. Hasil dari observasi dan wawancara, akan lebih dipercaya kalau didukung oleh gambar berupa foto-foto yang diambil oleh peneliti pada saat observasi maupun wawancara berlangsung.

6. Teknik Analisis Data

Dalam buku Sugiyono, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.14

Jadi dalam menganalisis data, peneliti memperoleh data dari lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul yaitu pengamatan/observasi dan wawancara yang berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mengetahui gambaran yang konkret tentang dampak

14


(26)

16

industri kecil tahu terhadap masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan.

Proses analisis dilakukan sebelum dilapangan dan selama di lapangan dalam melakukan penelitian tersebut. Peneliti melakukan aktivitas-aktivitas berikut selama penelitian di lapangan:15

a) Reduksi Data, yaitu di mana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan dampak kehadiran industri kecil tahu terhadap masyarakat di sekitar industri.

b) Penyajian Data, setelah data mengenai dampak kehadiran industri kecil tahu terhadap masyarakat di sekitar industri, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain sebagainya.

c) Penyimpulan Data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi)

Teknik keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan

15

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), cet. ke-13, h. 103.


(27)

17

wawancara. Peneliti melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.16

F. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi). Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.17

G. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan ini menjadi sistematis serta untuk mempermudah analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembahasn masing-masing yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

BAB 1 Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang, Tinjauan Pustaka, Pembatasan dan Perumusan Masalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Teknik Analisis Data, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data (Triangulasi),Pedoman Penulisan Skripsi dan Sistematika Penulisan.

16

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, Agustus 2010), h. 83.

17


(28)

18

BAB II Landasan Teori, berfungsi untuk menjelaskan dan memperkuat pemahaman teoritis relevansinya dengan penelitian ini. Maka dalam bab ini akan menjelaskan teori dampak, industri dan masyarakat.

BAB III Gambaran Umum, meliputi latar belakang Kelurahan Pondok Labu, ketiga industri kecil tahu dan profile informan.

BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis, Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan analisis data, yaitu pemaparan tentang hasil penelitian dan pengaruh yang dirasakan masyarakat sekitar mengenai kehadiran dampak industri kecil tahu. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan yang mendeskripsikan secara singkat dampak industri terhadap masyarakat di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.


(29)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dampak

1. Pengertian Dampak

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak mempunyai arti yaitu benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif), benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dan momentum (puas) sistem memahami benturan itu.18

Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau pengaruh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan keadaan di mana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.19 Pengertian lainnya menyebutkan bahwa dampak adalah sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa (perbuatan atau keputusan).

Jadi, dampak merupakan pengaruh yang menyebabkan perubahan pada individu, kelompok maupun masyarakat yang dilakukan oleh suatu kegiatan atau program dengan mengakibatkan positif maupun negatif.

18

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 234.

19

Irwan. Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal. (Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2015), h. 35.


(30)

20 2. Indikator Dampak

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator digunakan apabila aspek yang dinilai perubahannya tidak dapat secara langsung dilihat.20

Dalam hal ini peneliti menggunakan indikator dampak sebagai prinsip dasar pendugaan dampak dari kehadirannya industri terhadap masyarakat untuk melakukan penelitian ini. Pengukuran dampak pada lingkungan akan terjadi di masa yang akan datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh waktu atau lamanya dampak terjadi. Perlu diperjelas untuk waktu kapan atau jangka waktu berapa lama dampak tersebut akan diduga. Untuk waktu yang berbeda tentu dampaknya akan berbeda besarnya. Misalnya, jangka pendek dan jangka panjang tentu hasilnya akan berbeda.21

Disebutkan bahwa arti dari dampak adalah selisih antara keadaan tanpa proyek dengan keadaan dengan proyek. Dengan demikian pengukuran dampak sebenarnya harus dilakukan dua kali, yaitu:22

20

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), cet. ke-1, h. 126.

21

Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet. ke 11, h. 92.

22Ibid


(31)

21 a) Keadaan Tanpa Proyek

Pendugaan keadaan tanpa proyek di masa akan datang dilakukan berdasarkan keadaan saat penelitian. Alat yang dapat membantu mempermudah pendugaan adalah informasi mengenai sejarah atau kecenderungan perkembangan di daerah tersebut, sehingga perlu mengumpulkan data dan informasi keadaan pada waktu-waktu yang lalu.23

Secara garis besar perkembangan suatu keadaan atau kualitas tanpa adanya proyek, yaitu:

1) Keadaan kualitas yang apabila tanpa proyek makin lama makin meningkat.

2) Keadaan kualitas yang tidak akan berubah dari waktu ke waktu apabila tidak ada proyek yang dibangun.

3) Atau keadaan yang sekalipun tidak ada proyek yang dibangun makin lama makin buruk.

b) Keadaan Dengan Proyek

Dampak suatu proyek pada sebenarnya dalam kenyataannya lebih kompleks. Misalnya ada proyek yang pada jangka pendek dan jangka panjang.

Keadaan inilah yang menyebabkan diperlukan pendugaan dampak suatu proyek untuk jangka pendek dan jangka panjang yang biasanya

23

Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet. ke 11, h. 93.


(32)

22

memberikan dampak positif pada suatu komponen tetapi dapat memberikan dampak negatif juga pada komponen lain.

3. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak24 a) Aspek Fisik dan Kimia

Hal-hal khusus tersebut dapat disusun sebagai berikut:

1) Dalam melakukan identifikasi bahan pencemaran, maka perlu diketahui sumber dan macam pencemaran dari tiap aktivitas proyek. 2) Setiap macam bahan pencemar yang dikeluarkan dari proyek harus

dicari. b) Aspek Biologis

Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan, yaitu dampak pada aspek biologi banyak terjadi melalui dampak tidak langsung dari proyek di samping dampak langsung. Maka perlu diperhatikan timbulnya dampak tidak langsung, misalnya perubahan tataguna tanah, perubahan pemukiman, perubahan mata pencaharian dan lain sebagainya.

c) Aspek Sosial-Ekonomi

Hal khusus yang perlu diperhatikan adalah:

1) Dampak yang diperhatikan adalah yang terjadi berurutan. Misalnya, meningkatkan pendapat akan menimbulkan kesegala aspek. Dampak

24

Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), cet. ke 11, h. 99-101.


(33)

23

pada satu komponen sosial-ekonomi juga dapat menimbulkan dampak pada hubungan antara manusia sehingga dapat menimbulkan perpindahan mata pencaharian, perpindahan tempat pemukiman, mobilitas dan lain sebagainya.

d) Aspek Sosial-Budaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada aspek ini adalah:

1) Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari sudut lokal, nasional, dan internasional.

2) Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dari sudut budaya dan lainnya. 3) Ancaman pada nilai-nilai tersebut biasanya ditinggalkan.

4) Nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat kini dilupakan, misalnya adat istiadat, kepercayaan, hubungan di dalam keluarga atau masyarakat dan perilaku lainnya.

B. Industri

1. Pengertian Industri

Definisi industri menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah:

“Seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau

memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.”25

Dalam kamus ekonomi, industri adalah usaha produktif, terutama dalam bidang produksi atau perusahaan tertentu yang menyelenggarakan jasa-jasa.26

25

Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

26


(34)

24

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi dalam mengolah atau memproses serta menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan sarana prasarana tertentu sehingga nilai guna dari barang tersebut meningkat.

Proses industrialisasi maupun pembangunan industri merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga hal ini merupakan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktifitas manusia, meningkatkan ruang lingkup kegiatan manusia, dan meningkatkan taraf hidup yang lebih maju dan bermutu. Seperti yang dilakukan ketiga industri yang berada di Jalan Haji Kamang Bawah RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak - Jakarta Selatan.

2. Macam-macam Industri

Untuk mengetahui macam-macam industri, dapat mengacu pada pengelompokan industri yang dilakukan berdasarkan SK Menteri Perindustrian Nomor 19/M/I/1986. Menurut Departemen Perindustrian, industri nasional Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:27

a) Industri Dasar b) Industri Kecil c) Industri Hilir

27

www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html?m= diakses pada hari 26 Februari 2016 Pukul 15.29 WIB


(35)

25

Kemudian menurut Badan Pusat Statistik (BPS), industri di Indonesia dapat digolongkan kebeberapa macam kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:28

a) Industri Besar memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih. b) Industri Sedang memiliki jumlah tenaga kerja 20 – 99 orang. c) Industri Kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 – 19 orang.

d) Industri Rumah Tangga memiliki jumlah tenaga kerja 1 – 4 orang. 3. Pengertian Industri Kecil

Industri kecil meliputi dari industri pangan (makanan dan minuman), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi, serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, barang-barang karet, plastik dan lain-lain). Kriteria industri di Indonesia dengan jumlah tenaga kerja 5

– 19 orang disebut sebagai industri kecil.29 Apabila kita mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, Usaha Kecil atau Industri Kecil adalah:

“Memiliki kekayaan bersih lebih dari RP 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).”

Kelompok industri kecil mempunyai misi melaksanakan pemerataan kesejahteraan. Pengembangan industri kecil diharapkan dapat menambah

28

http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/170#subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek2 diakses pada hari Sabtu 30 Januari 2016 pukul 08.43 WIB.

29

http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/170#subjekViewTab1|accordion-daftar-subjek2 diakses pada hari Sabtu 30 Januari 2016 pukul 08.43 WIB.


(36)

26

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan rumah tangga dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri. Teknologi yang digunakan pada industri kecil adalah teknologi sederhana dan padat karya.

Melihat berbagai definisi diatas pada penetapan jumlah pendapatan atau pada penjualan terdapat bermacam-macam perbedaan dalam memberikan definisi, namun pada hal ini penulis menarik kesimpulan hanya pada faktor jumlah tenaga kerja pada pendefinisian industri kecil. Apabila disimpulkan, industri kecil adalah usaha perorangan dengan jumlah 5-19 orang yang memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

4. Manfaat Industri Kecil

Terlepas dari adanya berbagai perbedaan definisi, industri kecil tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian negara, selain dari segi ekonomi, peran industri juga berperan dengan memberi manfaat dari segi sosial yang juga sangat berperan aktif dalam perekonomian.

Keterlibatan industri kecil dalam perekonomian cukup berani. Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Kesimpulan tentang manfaat adanya industri kecil, yaitu:

a) Industri kecil dapat menciptakan peluang kesempatan kerja.


(37)

27 5. Dampak Industri

Setiap kegiatan pasti akan membawa suatu dampak, karena dampak merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kegiatan, entah dampak negatif, dampak positif, dampak langsung mau pun tidak langsung. Dan berikut pengertiannya:

a) Dampak Negatif

Dari suatu usaha atau pun kegiatan industri seperti ini akan berimbas pada aspek fisik dan kimia dari lingkungan yang dapat dibagi kedalam lima kelompok, yaitu:30

1) Dampak kebisingan suara. 2) Dampak pada kualitas udara.

3) Dampak pada kualitas dan kuantitas air. 4) Dampak pada iklim dan cuaca.

5) Dampak pada tanah. b) Dampak Positif

Pembangunan industri telah memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Seperti contohnya pengaruh positif dari kehadiran industri adalah:

30

Suratmo, F. Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. (Yogyakarta: UGM Press, 2004), cet. ke-11, h. 103.


(38)

28

1) Menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi.

2) Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

3) Perubahan sarana dan prasarana berkembang terlihat dengan bertambahnya fasilitas.

Berdirinya industri di suatu wilayah akan mempengaruhi kegiatan penduduk di sekitarnya, baik pengaruh negatif maupun positif. Oleh karena itu perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus memuat perkiraan dampaknya terhadap lingkungan hidup, baik fisik maupun non fisik, termasuk sosial dan budaya, guna dijadikan pertimbangan untuk dibuat analisis mengenai dampak lingkungan dan masyarakat sekitar. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara rinci dampak negatif dan positif yang akan timbul dari usaha atau kegiatan, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya.

c) Dampak Langsung (Direct Impact)

Industri pada dasarnya memanfaatkan kekayaan alam yang ada, seperti udara, air, tanah dan segala kekayaan yang ada di dalamnya untuk diolah. Kegiatan industri berjalan baik dan berkesinambungan bila unsur pokok penunjang kegiatan industri tersedia. Unsur-unsur pokok tersebut, yaitu:


(39)

29

1) Sumber Daya Alam, seperti bahan baku, air, energi, dan lain-lain. 2) Sumber Daya Manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian. 3) Sarana dan Prasarana, seperti lahan dan peralatannya.

Ketiga unsur pokok ini saling berkaitan sehingga kegiatan industri dapat berjalan. Namun, disisi lain peningkatan industri justru menimbulkan dampak yang merugikan kelangsungan hidup manusia. Misalnya dampak langsung (direct impact) akibat dari kegiatan industri adalah:31

1) Pencemaran udara 2) Pencemaran air 3) Pencemaran daratan

d) Dampak Tidak Langsung (indirect impact)

Selain berdampak langsung, kegiatan industri pun juga membawa dampak yang secara tidak langsung, yaitu:

1) Urbanisasi

Berkurangnya kualitas dan kenyamanan dalam hidup membuat perpindahan masyarakat dari desa kekota untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Sehingga perpindahan tersebut menyebabkan pertambahan jumlah tenaga kerja serta berkurangnya jumlah tenaga kerja di desa.

31


(40)

30 2) Perilaku

Perilaku masyarakat dahulu kental akan sikap tolong menolong, gotong royong, dan hubungan antar individu terjalin dengan baik. Akan tetapi sekarang mulai hilang akibat suasana yang hiruk pikuk, dan selalu dikejar waktu. Perilaku yang semula ramah dan bersahabat, berubah menjadi acuh tak acuh dan individualis.

3) Sosial-Budaya

Nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman, dan digantikan dengan nilai kebudayaan modern.

C. Pengertian Tahu

Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu berasal dari Tiongkok China sejak zaman dinasti Han sekitar 2200 tahun lalu. Tahu seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso. Nama tahu merupakan serapan dari bahasa Hokkan (Tauhu) (Hanzi: hanyu, pinyin:

doufu), yang secara harflah berarti “kedelai terfermantasi”.

Tahu sudah dikenal sejak lama di Indonesia, karena memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi dan harganya yang terjangkau. Tahu memiliki kandungan gizi yang banyak diantaranya adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C,


(41)

31

tahu juga banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan tidak banyak mengandung kolesterol sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung.32

Di Indonesia, industri tahu berkembang secara pesat. Disamping pasarnya cukup luas, industri tahu juga bisa dikerjakan dalam skala rumahan sehingga tidak membutuhkan investasi tinggi. Saat ini, industri tahu telah tersebar hampir di seluruh Indonesia, baik di kota maupun desa. Berkembangnya industri tahu telah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar industri.33

D. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti ikut serta dan berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.34

Menurut Mac lver dan Page (dalam Soerjono Soekanto) masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara

32

Ahttp://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-tahu-komposisi-bahan-makanan.html?m=1 diakses pada hari Kamis 17 Maret 2016 pukul 11:16 WIB.

33

Salim, Emil. Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai. (Jakarta: Lily Publisher, 2012), h. 8.

34


(42)

32

berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan manusia. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah.35

Dengan demikian masyarakat adalah bagian kecil dari sebuah lingkungan sosial. Sesuai dengan pernyataan menurut Ralph Linton seorang ahli antropologi bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.36 Sehingga masyarakat selalu difokuskan pada keadaan lingkungan sosial.

35

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 22.

36


(43)

33 BAB III

GAMBARAN UMUM KELURAHAN PONDOK LABU

A. Kelurahan Pondok Labu

Keluarahan Pondok Labu merupakan salah satu dari 5 (lima) kelurahan di wilayah kecamatan Cilandak Kota Administrasi Jakara Selatan yang memiliki kode pos 12450 dan kode wilayah 31.71.030.002. Kelurahan Pondok Labu mempunyai luas wilayah 391,10 Ha, dari luas wilayah tersebut digunakan luas tanah adat 210 Ha dan 6,090 Ha luas tanah Negara.

Jumlah penduduk Kelurahan Pondok Labu 50.975 orang, terdiri dari 13.583 Keluarga (KK).

Kelurahan Pondok Labu terbagi kedalam 10 RW dan 98 RT yang berbatasan dengan:


(44)

34

Sebelah Utara : Kel. Cilandak Barat

Sebelah Timur : Kali Krukut, Kel. Cilandak Timur dan Kec. Pasar Minggu

Sebelah Selatan : Desa Pangkalan Jati, dan Kec. Limo Kota Depok

Sebelah Barat : Kali Grogol, dan Kel. Lebak Bulus 1. Topografi

Kelurahan Pondok Labu mempunyai jarak orbitasi sebagai berikut: a) Jarak ke Kecamatan Cilandak : 2,8 Km

Lama jarak tempuh ke Kecamatan : 15 Menit b) Jarak ke Walikota Jakarta Selatan : 8,7 Km

Lama jarak tempuh ke Walikota : 30 Menit c) Jarak ke Provinsi Jakarta : 18 Km

Lama jarak tempuh ke Provinsi : 1 Jam 2. Visi dan Misi Kelurahan Pondok Labu

a) Visi

Mewujudkan masyarakat kelurahan pondok labu yang sejahtera, partisipatif, dan beradab serta tangguh dalam lingkungan wilayah yang tertata rapi dengan mengutamakan kepuasan di bidang pelayanan publik.

b) Misi

1) Mewujudkan pembangunan di kelurahan berbasis partisipasi masyarakat.


(45)

35

2) Meningkatkan kualitas layanan publik dengan didukung sumber daya manusia yang profesional akuntabel dan responsif.

3) Mewujudkan wilayah kelurahan pondok labu yang tertata rapi, bersih dan hijau.

3. Struktur Organisasi Kelurahan Pondok Labu

Lurah Pondok Labu Siti Fauziyah Ghozali, S.Sos

Sek. Lurah Suripto, S.Sos Jabatan Fungsional

Ka. Puskesmas drg. Yosida

Satgas Pol PP Sumitro

Satpel PTSP

Ari Triyono, ST

Satpel Dukcapil A. Nawawi

Penyuluh KB Nurmala, S.Ag

Hamin Yeri,

S.Sos Disty T.C, S.kom H. Matamin Kasi Pemerintahan Pemberdayaan Ekonomi dan

Kesejahteraan Rakyat M. Hasan, SKM Kasi Pemerintahan

Ketentraman dan Ketertiban M. Ridwan, S.H

Kasi Pemerintahan Prasarana Sarana dan Kebersihan

Lingkungan M. Syah

Agus

Purwanto

Amsyar Sutini Matnoh Nuryadi Suprayitno,


(46)

36

PETA WILAYAH KELURAHAN PONDOK LABU

Keterangan:

: RW 06 : RW 09

: RW 01 : RW 08

: RW 10 : RW 03

: RW 07 : RW 02

: RW 04 : RW 05


(47)

37 4. Kependudukan Kelurahan Pondok Labu

a) Jumlah Penduduk

Tabel 3.1 Data Penduduk Kelurahan Pondok Labu

No. Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 25.629 orang

2. Perempuan 25.346 orang

Total 50.975 orang

Sumber: Kelurahan Pondok Labu, 2016.

b) Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Pondok Labu

Wilayah Kelurahan Pondok Labu berkorelasi dengan mata pencaharian sebagian besar penduduk yaitu sebagian besar buruh, cleaning service, pegawai swasta, Pegawai Negeri Sipil, pedagang, dll.

Tabel 3.2

Jenis Pekerjaan di Kelurahan Pondok Labu

Jenis Pekerjaan Jumlah

Buruh 3.269 orang

Pegawai Negeri Sipil 2.737 orang

Pedagang 1.807 orang

Swasta 2.925 orang


(48)

38

Supir 1.334 orang

Tukang Ojek 1.054 orang

Montir 399 orang

Dokter 203 orang

Suster 292 orang

Kepala sekolah 25 orang

Guru 864 orang

Dosen 212 orang

Manager 44 orang

Sekretaris 57 orang

Security 737 orang

Cleaning service 1.520 orang

Pramugari/Pramugara 75 orang

Sales 585 orang

Engenering 148 orang


(49)

39

TNI/POLRI 372 orang

Total 19.678 orang

Sumber: Kelurahan Pondok Labu, 2016.

Dari tabel ini terlihat bahwa dari total jumlah penduduk Kelurahan Pondok Labu 50.975 orang meyoritas masyarakat di Pondok Labu ini bekerja sebagai buruh dan swasta.

5. Kondisi Pendidikan

Secara umum wilayah Kelurahan Pondok Labu memiliki pendidikan yang cukup tinggi/cukup bagus, karena dapat dilihat dari data kondisi pendidikannya.

Tabel 3.3

Kondisi Pendidikan di Kelurahan Pondok Labu

Kondisi Pendidikan Jumlah

Belum sekolah 6.870 orang

Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah

1.456 orang

Pernah sekolah tapi tidak tamat 3.724 orang

Tamat SD sederajat 6.129 orang

SLTP/ sederajat 7.976 orang


(50)

40

D-1 4.870 orang

D-2 2.081 orang

D-3 1.745 orang

S-1 5.765 orang

S-2 2.090 orang

S-3 206 orang

Total 50.975 orang

Sumber: Kelurahan Pondok Labu, 2016.

Melihat dari latar belakang kondisi pendidikan di Kelurahan Pondok Labu dapat diartikan bahwa tingkat pendidikannya cukup baik atau seimbang dengan melihat pendidikan wajib belajar dua belas tahun.

6. Agama

Meskipun sebagian besar masyarakat Pondok Labu beragama Islam, agama lain leluasa menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Antara pemeluk agama saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Pemuka agama memiliki peranan penting dalam kehidupan keagamaan dan mereka dijadikan figure sebagai panutan masyarakat.


(51)

41 Tabel 3.4

Keagamaan Kelurahan Pondok Labu

Agama Jumlah

Islam 30.850 orang

Kristen 9.034 orang

Katholik 8.367 orang

Hindu 2.308 orang

Budha 416 orang

Total 50.975 orang

Sumber: Kelurahan Pondok Labu, 2016.

Dari tabel ini terlihat bahwa dari total jumlah penduduk Kelurahan Pondok Labu 50.975 orang mayoritas masyarakat di Pondok Labu ini beragama Islam. Tetapi dengan perbedaan keyakinan tersebut kehidupan masyarakatnya sangat rukun dan tentram.

6. Etnis

Wilayah Kelurahan Pondok Labu adalah wilayah yang cukup ramai, sebagian besar penduduknya merupakan pendatang dari berbagai daerah dan berbagai macam etnis.


(52)

42 Tabel 3.5

Etnis di Kelurahan Pondok Labu

Etnis Jumlah

Jawa 19.063 orang

Sunda 8.584 orang

Betawi 18.482 orang

Batak 2.182 orang

Padang 2.341 orang

Manado 1.010 orang

Bugis 695 orang

Ambon 595 orang

Makassar 567 orang

Aceh 1.456 orang

Total 50.975 orang

Sumber: Kelurahan Pondok Labu, 2016.

Dari data etnis masyarakat Kelurahan Pondok Labu di atas dapat menggambarkan bahwa betapa banyaknya suku budaya Indonesia.


(53)

43

B. RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan

Dalam penelitian ini di mana ketiga industri kecil tahu masuk kedalam kawasan RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu yang berbatasan dengan Kali Grogol dan Kelurahan Lebak Bulus. RT 01 dipimpin oleh Inat Turjaman, beliau juga merupakan salah satu pemilik usaha tahu yang akan peneliti lakukan, dan ketua RW 10 dipimpin oleh H. Marsim.


(54)

44 1. Jumlah Penduduk

Wilayah ini memiliki jumlah penduduk sekitar 489 orang dan KK 135. a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di RT 01 RW 10

Laki-laki Perempuan

234 orang 255 orang

Sumber: Dokumen RT 01, 2016.

b) Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tabel 3.7

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia di RT 01 RW 10

Usia Jumlah

0 tahun – 10 tahun 130 orang

11 tahun – 20 tahun 105 orang

21 tahun – 30 tahun 95 orang

31 tahun – 40 tahun 97 orang

41 tahun - 62 orang

Total 489 orang

Sumber: Dokumen RT 01, 2016. 2. Jenis Pekerjaan

Sebagian besar masyarakat di wilayah ini bekerja sebagai buruh, pedagang dan karyawan swasta.


(55)

45 Tabel 3.8

Jenis Pekerjaan di RT 01 RW 10

Jenis Pekerjaan Jumlah

Buruh 56 orang

Pedagang 33 orang

Guru 25 orang

Ojek 35 orang

Swasta 44 orang

Security 19 orang

Supir 40 orang

Bidan 2 orang

Total 254 orang

Sumber: Dokumen RT 01, 2016.

Dalam kaitannya mengenai keberadaan industri kecil tahu, Pak Inat selaku RT memiliki tanggung jawab sebagai ketua wilayah kepada para pemilik industri untuk selalu menjaga lingkungan sekitar industri, karena industri-industri yang berada diwilayah ini dilalui sebuah Kali yang sangat berhadapan dengan industri, Kali tersebut adalah Kali Grogol. Dalam observasi yang peneliti lakukan beberapa saat lalu terlihat saluran pembuangan dari industri-industri tersebut disalurkan ke Kali Grogol ini, sesuai dengan penuturan Pak Inat selaku Ketua RT:

“Waktu tahun 2012 Walikota sama Dinas Kesehatan pernah dateng kedaerah sini karena waktu itu lagi banyak isu ikan-ikan di Kali Jawa Barat pada mati karena limbah pabrik tahu, jadi Walikota sama Dinas Kesehatan


(56)

nge-46

check kali sekitar sini kan disini banyak pabrik tahu terus ngasih informasi tentang AMDAL. Hasilnya sih baik-baik aja disini gak ada masalah kimia-kimia. Tapi semenjak itu pabrik-pabrik disini harus bikin spiteng untuk pembuangan limbah tahu, tapi tetep masih pada buang limbahnya ke Kali. Lagi pula Kali disini kan ngalir kalaupun kita buang limbah ke Kali gak mengendap,

kecuali Kali disini gak ngalir baru kita buang ke spiteng punya kita.”37

Dari sesi wawancara peneliti kepada masyarakat sekitar, wilayah ini sering sekali terjadi banjir, entah dikarenakan adanya keberadaan industri atau kiriman dari wilayah lain. Karena menurut menuturan beberapa masyarakat, dahulunya Kali ini banyak sekali ikan-ikan akan tetapi sekarang ikan tersebut terus berkurang dan warna Kali berubah, terlihat juga ada beberapa sampah yang menyangkut dipinggir Kali.

Hadirnya kawasan industri pun merubah mata pencaharian sebagian warga, seperti hadirnya warung-warung makan, warung minuman, warung kelontong, dan kontrakan-kontrakan. Sehingga kehadiran industri tidak hanya memberikan dampak negatif kepada masyarakat sekitar, akan tetapi membawa keberuntungan pada sebagian masyakat.

3. Etnis

Sebagian besar masyarakat di wilayah ini bekerja adalah pendatang. Tabel 3.9 Etnis di RT 01 RW 10

Suku Jumlah

Jawa 229

37

Wawancara Pribadi dengan Ketua RT 01 Bapak Inat Turjaman, Jakarta: 20 Mei 2016 pukul 14.15 WIB.


(57)

47

Sunda 121

Batak 19

Betawi 102

Aceh 16

Papua 2

Total 489 orang

Sumber: Dokumen RT 01, 2016.

C. Sejarah Industri Tahu 1. Industri Kecil Tahu HRM

Pemilik industri kecil tahu HRM adalah Bapak Hermanto yang biasa disebut dengan Pak Heri. Jauh sebelum Bapak Hermanto mendirikan usaha sendiri, pada tahun 1979 Bapak Hermanto sudah berada di Jakarta bekerja di tempat saudaranya yang merupakan pengusaha tahu. Dari situlah beliau belajar mengenai tentang tahu. Akhirnya Bapak Hermanto memberanikan diri untuk mendirikan industri tahu HRM ini pada 4 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun 2009 yaitu tanggal 17 September dengan modal usaha pertama meminjam di bank.38

Awal didirikan industri tahu HRM adalah untuk meningkatan taraf kehidupan keluarga pemilik industri tahu tersebut. Lama-kelamaan industri tahu HRM ini membutuhkan pekerja yang lebih banyak oleh karena itu Bapak Hermanto merekrut orang-orang disekitar industrinya yang berasal dari

38


(58)

48

kampung dan masih menganggur untuk dijadikan pekerja di usahanya tersebut. Sehingga berdirinya industri tahu HRM ini memberikan kebaikan bagi diri Bapak Hermanto dan keluarga, selain untuk meningkatkan taraf kehidupan untuk keluarganya sendiri, Bapak Hermanto juga memberikan peluang kerja untuk masyarakat sekitar.

Dengan memiliki usaha sendiri Bapak Hermanto mendapatkan keuntungan-keuntungan dari usahanya tersebut. Beliau pun juga memikirkan tanggungan para pekerjanya dengan memberikan upah yang sesuai pekerjaan si pekerja, selain itu Bapak Hermanto memberikan fasilitas tempat tinggal agar para pekerjanya tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membayar kontrakan atau pun listrik, dan beliau juga menyediakan kendaraan bermotor untuk mempermudah para pekerjanya apabila membutuhkan kendaraan.

Dengan begitu didirikannya industri tahu HRM ini bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga para pekerjanya. Selain mendapatkan keuntungan dari penjualanannya, Bapak Hermanto selaku pemilik industri pun mempunyai kendala-kendala dalam usaha tersebut. Seperti beberapa waktu lalu, harga kacang kedelai impor sangat mahal sehingga mengharuskan Bapak Hermanto untuk mencampur kacang impor dengan kacang lokal.

Hingga sekarang industri kecil tahu HRM ini sudah mempunyai 14 orang pekerja pembuat tahu dan pedagang keliling sekitar 50 orang.


(59)

49

Tabel 3.10 Daftar Pekerja Industri Tahu HRM

No. Nama Umur Jabatan

1. Azis 22 th Menggiling

2. Saliman 45 th Menggiling

3. Masdi 33 th Merendam

4. Taswin 60 th Merebus

5. Bayu 24 th Menyetak

6. Karta 29 th Menyetak

7. Prio 23 th Menyetak

8. Lili 31 th Menyetak

9. Maryati 34 th Menyetak

10. Toni 20 th Membungkus

11. Afif 20 th Membungkus

12. Feri 35 th Membungkus

13. Teguh 19 th Mengupas

14. Romli 17 th Mengupas

Sumber: Wawancara Pribadi, 2016.

Para pekerja disini sebagian besar dari orang-orang luar kota, sesuai dengan penuturan Bapak Hermanto:

“Orang-orang kampung yang pergi ke Jakarta biasanya pada nyari

kerjaan. Sedangkan kerjaan di Jakarta aja harus sekolah tinggi baru dapet kerjaan. Gimana bisa orang-orang kampung kerja dikantoran atau kerjaan yang lain, sekolahnya aja pada lulusan SD SMP doang jarang yang SMA. Makanya awal saya buka tempat ini alesannya begitu, banyak orang-orang dari kampung


(60)

50

seperti saya sendiri nyari kerjaan di Jakarta susah, jadi kuli orang mulu, gaji

gak seberapa, kerjanya capek.”39

Jam kerja para pekerja dimulai pukul 3 subuh untuk bagian menggiling kedelai, merendam kedelai, merebus kedelai, kemudian bagian lainnya seperti menyetak, membungkus dan mengupas tahu dimulai pukul 8 pagi. Sistem gaji pun berbeda, sesuai bagian dan panjangnya jam kerja si pekerja, seperti bagian menggiling kedelai, merendam kedelai dan merebus kedelai diberikan upah sebesar Rp. 100.000/hari termasuk uang makan, dan bagian lainnya seperti mencetak, membungkus dan mengupas tahu dibayar sebesar Rp. 75.000/hari, itu sudah termasuk dengan uang makan tetapi belum ditambah dengan upah lembur dan jaminan kesehatan yang diberikan Pak Hermanto.

Industri kecil tahu HRM memproduksi sekitar 17 kwintal/sehari kacang kedelai pada hari senin – jumat dan hari libur seperti sabtu – minggu hanya 14 kwintal/hari kacang kedelai yang akan dijadikan tahu China. Tahu ini berbentuk segiempat dan berbagai macam ukuran, yaitu 10cm x 10cm, 5cm x 5cm dan 2,5cm x 2,5cm. Harga setiap ukuran pun berbeda-beda. Dimulai yang paling besar Rp 2.500, Rp. 1.500 dan Rp 800.

Tahu ini nantinya akan didistribusikan kepada konsumen secara langsung, melalui pedagang keliling dan ketempat-tempat yang telah menjalin kerjasama dengan industri kecil tahu HRM seperti pasar swalayan, pasar-pasar tradisional sekitar Jakarta dan Tangerang Selatan.

39


(61)

51

Industri kecil tahu HRM memiliki luas tanah ± 200 meter. 100 meter digunakan untuk bangunan utama pembuatan tahu yang berada di bawah, cukup tinggi jarak antara bangunan diatas untuk kamar-kamar para pekerja. Sehingga keadaan industri ini tidak pengap, banyak lubang-lubang ventilasi yang tidak sengaja di tutup rapat sehingga sirkulasi udara sangat baik. Akan tetapi saat melihat lantai industri sangatlah berbanding terbalik, lantai dipenuhi air sehingga saat berjalan harus berhati-hati. Kemudian kamar-kamar untuk para pekerjanya cukup rapih, setiap kamar bisa diisi 2 – 3 orang pekerja.40

Sisa tanah lainnya dibangun untuk garasi kendaraan seperti sepeda motor dan mobil engkel, serta gudang tempat menaruh kacang kedelai dan batang-batang pohon untuk bahan bakar.

Fasilitas yang diberikan oleh pemilik industri tahu HRM seperti gaji pokok, uang lembur, kamar-kamar tidur, truk untuk mendistribusi tahu-tahu, kendaraan bermotor untuk para pekerja sewaktu-waktu membutuhkan, dan kesehatan untuk para pekerja.41

2. Industri Kecil Tahu Inat Turjaman

Industri tahu ini adalah usaha turun temurun yang berada di Bandung. Industri ini memproduksi tahu kuning. Semenjak tahun 1979 usaha ini dipegang oleh Bapak Inat Turjaman. Kemudian pada tahun 1990 Pak Inat dan istrinya Ibu Elli memindahkan usahanya ke Jakarta tepatnya di Jalan Haji Kamang Bawah RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan, alasannya karena usaha

40

Observasi pada Industri Kecil Tahu HRM. Jakarta: 21 Februari 2016.

41


(62)

52

tahu kuning di Bandung sudah terlalu banyak saingan sehingga penjualanan tahunya menjadi kurang lancar. Ternyata prediksi beliau untuk memindahkan usaha ke Jakarta sangat tepat. Karena tahu kuning yang dibuat Pak Inat cukup diminati masyarakat.42

Awal mulanya tahu ini dipasarkan hanya ke pasar-pasar tradisional seperti pasar pondok labu, pasar cengkareng, pasar kebayoran dan dipasarkan juga oleh pedagang keliling ke kampung-kampung. Lama-kelamaan usaha tahu kuning bandung ini dipasarkan ke pasar swalayan seperti Aneka Buana (AB) yang tempatnya tidak jauh dengan tempat produksi tahu Pak inat masih berada diwilayah Pondok Labu.

Karena permintaan pasar yang terus meningkat mengharuskan Pak Inat untuk menambah kapasitas produksi. Untuk memenuhi permintaan pasar, Pak Inat merekrut tenaga kerja mencapai 30 orang. Dari tahun 1990-1996 produksi beliau stabil. Dalam setiap pembuatan tahu kuning Pak Inat selalu menghabiskan 1 ton kedelai/minggu. Tahu kuning yang dihasilkan berasal dari kedelai yang dikirim setiap minggunya dari Pancoran.

Tahu kuning ini cukup diminati oleh masyarakat, sehingga selama 6 tahun sejak tahun 1990 – 1996 berjalan Pak Inat sudah banyak mendapatkan pelanggan. Ini semua tidak lepas dari komitmen antara suami dan istri tersebut yaitu tetap menjaga kualitas tahu. Hanya bahan alami yang dipakai untuk membuat tahu kuning bandung, ungkapnya:

42


(63)

53

“Kami cuma pakai kunyit dan garam aja untuk membuat tahu kuning ini,

tidak pakai formalin atau bahan apapun.”43

Pada saat Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997, usaha tahu bandung Pak Inat sempat mengalami kesulitan yang cukup menyesakkan. Karena krisis ini, orang-orang banyak yang terkena PHK yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat dan berdampak menurunnya daya beli masyarakat. Inipun berdampak pada produksi tahu kuning Pak Inat dimana omsetnya menurun drastis, karena penurunan permintaan pasar akibat daya beli masyarakat yang berkurang. Sebelum krisis, Pak Inat dapat menghabiskan 4 kwintal kedelai/hari, namun setelah krisis hanya menghabiskan ± 20 kg kedelai/harinya atau sekitar 750 tahu yang dibuatnya sesuai pesanan.

Karena permintaan tidak sebanyak dulu sehingga Pak Inat akhirnya harus mengurangi jumlah tenaga kerjanya dan lahan industrinya pun akhirnya diperkecil.

Pak Inat yang dibantu istrinya pun tidak berhenti disitu mereka tetap berjuang mempertahankan usaha tahu kuning bandung warisan keluarga dengan dibantu 6 orang pekerja yang tersisa hingga sekarang.44 Karena situasi yang sulit ini, menaikkan harga itu tidak mungkin karena akan menyebabkan penjualan semakin berkurang. Untuk menyiasati masalah tersebut Pak Inat hanya memperkecil ukuran tahu saja tanpa menaikkan harganya dan mengurangi kualitasnya.

43

Wawancara Pribadi dengan Bapak Inat Turjaman. Jakarta: 24 April 2016 Pukul 15.00 WIB

44


(64)

54

Tabel 3.11 Daftar Pekerja Industri Tahu Inat Turjaman

No. Nama Umur Jabatan

1. Imas Nurmala 43 tahun Menyetak dan Membungkus Tahu

2. Idan Solihin 45 tahun Merendam dan Menggiling Kacang Kedelai

3. Imih 57 tahun Menyetak dan Membungkus

Tahu

4. Darmilah 44 tahun Mengunyit

5. Cucu 46 tahun Menyetak dan Membukus Tahu

6. Mang Encep 60 tahun Mencari Kayu

Sumber: Wawancara Pribadi, 2016.

Ke-6 pekerja Pak Inat memulai pekerjaan dari pukul 06.00 pagi hingga 14.00 siang sesuai dengan banyaknya pesanan.45 Langganan yang masih setia dengan produk hasil industri Pak Inat adalah Swalayan Aneka Buana (AB) Pondok Labu yang biasa memesan 400-an tahu/hari, di Ciganjur memesan 150 tahu/hari, Swalayan Aneka Buana (AB) Cirendeu sekitar 100-an tahu/hari, dan para pedagang-pedagang keliling kampung lainnya sekitar 100-an tahu/hari.

Upah yang diberikan ke para pekerjanya pun bervariasi seperti untuk bagian menggiling kacang kedelai, merendam kacang kedelai, merebus kacang kedelai dan mencari kayu di beri upah lebih besar sekitar Rp 60.000 – Rp

45


(65)

55

70.000/hari, dan pekerja lainnya seperti mengunyit tahu, menyetak tahu dan membungkus tahu kisaran Rp 40.000 – Rp 50.000/hari. Para pekerja diberikan makan sehari tiga kali yaitu pagi siang sore yang telah disiapkan oleh Ibu Elli. Selain itu, fasilitas yang diberikan oleh Pak Inat adalah dibebaskan dari pembayaran kontrakan, sehingga para pekerja tidak perlu membayar kontrakan.

Dengan begitu masih berdirinya industri tahu Pak Inat hingga sekarang dan mempertahan keenam pekerja yang sejak dahulu bekerja dengannya, setidaknya dapat meningkatkan kesejahteraan para pekerjanya.

Kemudian berbicara mengenai lahan, industri Pak Inat sangat bersebalahan dengan rumah utama yang ditinggali oleh Pak Inat dan keluarga.46 Semula luas lahan industri ini ± 400 meter², akan tetapi sejak krisis tahun 1997-an Pak Inat harus memperkecil lah1997-an industrinya d1997-an sekar1997-ang y1997-ang tersisa hanya 100 meter2 saja. Lahan bekas industrinya tersebut dijadikan kontrakan 2 pintu sebagai tempat tinggal para pekerjanya dan tempat pembuatan tahu.

Ruangan tempat pembuatan tahu yang diantaranya merebus kacang, mengunyit, mencetak dan membungkus menjadi satu dengan tempat menyimpan kayu-kayu. Kemudian jarak antara lantai hingga plafon bangunan sangat pendek sekitar 2 meter saja sehingga saat peneliti masuk kedalam industri kecil tahu tersebut sangat pengap sekali. jendela hanya ada 3 dan berukuran kecil.

46


(66)

56

Sehingga serikulasi udara sangat kurang, selain itu kayu-kayu untuk bahan bakar pun berserakan diluar industri sehingga mempersempit lahan.47

3. Industri Kecil Tahu Paimin

Awal mula berdirinya industri tahu ini adalah Paimin beserta istrinya merantau ke Jakarta dari Ngawi untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Di Jakarta mulai tahun 1993 Paimin membuka industri tahunya dengan bantuan kedua saudaranya dari kampung sebagai tenaga kerja.48 Industri milik Paimin membuat tahu kulit karena di kawasan ini belum ada yang membuka usaha seperti itu. Lama-kelamaan pesanan tahu Paimin semakin meningkat dari pasar kepasar dan para pedagang keliling, sehingga Paimin menambah tenaga kerjanya hingga sekarang sekitar 20 orang.

Tabel 3.12 Daftar Pekerja Industri Tahu Paimin

No. Nama Umur Jabatan

1. Dana 24 th Menggiling

2. Rudi 39 th Menggiling

3. Rahmat 27 th Merendam

4. Rohman 42 th Merendam

5. Amir 30 th Merendam

6. Agus 35 th Merebus

47

Observasi pada Industri Kecil Tahu Bapak Inat Turjaman. Jakarta: 24 April 2016 Pukul 15.00 WIB

48


(67)

57

7. Husein 60 th Merebus

8. Andi 29 th Merebus

9. Nur 45 th Merebus

10. Cici 51 th Menyetak

11. April 34 th Menyetak

12. Tini 42 th Menyetak

13. Ati 38 th Menyetak

14. Siti 27 th Menyetak

15. Nurahmah 40 th Menyetak

16. Mito 41 th Menggoreng

17. Nazar 29 th Menggoreng

18. Marwan 54 th Menggoreng

19. Toni 43 th Menggoreng

20. Sudi 35 th Menggoreng

Sumber: Wawancara Pribadi, 2016.

Pada tahun 1995 Paimin menjadi anggota PRIMKOPTI Jakarta Selatan. PRIMKOPTI adalah Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia yang merupakan sebuah perkumpulan koperasi yang merupakan wadah satu-satunya untuk menghimpun dan menggerakkan daya kreasi dan potensi serta membina produsen pengolah bahan makanan dari kedelai yang terdiri dari pengrajin tempe, tahu dan makanan sejenisnya. Dengan menjadi anggota PRIMKOPTI yang dituturkan oleh Paimin yaitu:


(68)

58

“Alhamdulillah neng masuk PRIMKOPTI lumayan ngebantu. kalau

kekurangan modal uang/kacang bisa ngutang dulu disana, nanti baru dibayar kalo ini tahu udah laku jadi gak ribet-ribet minjem duit sama tetangga atau bank kan harus pake boreh. Istilahnya mah ikut PRIMKOPTI gak bakal kekurangan

kacang buat bahan tahu kan disana ngestock banyak.”49

Dengan industri tahunya yang telah dipercaya oleh masyarakat luas sehingga usahanya masih berproduksi sampai sekarang, dan dengan begitu keluarga Paimin semakin membaik, seperti contohnya sekarang Paimin bisa membangun rumah utamanya menjadi lebih bagus yang sangat berdekatan dengan Industrinya.50

Industri Pak Imin memang tidak terlalu besar sekitar ± 150 meter² yang sangat berdekatan dengan rumah utama keluarga Pak Imin. Bangunan sebagai pembuatan tahu cukup luas seperti industri tahu HRM sehingga ruang gerak antara pekerja saat melakukan tugasnya tidak berdekatan dan tidak mengganggu yang lain. Selain rumah utama dan bangunan pembuatan tahu, bagian samping dan dibelakang industri tahu diberikan kamar-kamar untuk para pekerjanya. Kamar untuk para pekerjanya tidak terlalu besar, dan diisi dengan barang-barang pemiliknya yang sudah berkeluarga sehingga mempersempit ruangan tersebut.51

Fasilitas yang diberikan pemilik selain tempat tinggal, para pekerjanya diberikan gaji. Gaji yang diberikan untuk para pekerjanya sekitar Rp. 20.000/ 10 Kg kacang kedelai, sehingga gaji para pekerjanya sesuai dengan ukuran kacang kedelai yang telah diproduksi setiap harinya. Dalam sehari industri Pak Imin

49

Wawancara Pribadi dengan Bapak Paimin, Jakarta: 14 Mei 2016 Pukul 11.20 WIB.

50

Observasi pada Industri Kecil Tahu Bapak Paimin. Jakarta: 14 Mei 2016 Pukul 11.20 WIB.

51


(69)

59

menghabiskan 35 Kg sehingga gaji yang didapat para pekerjanya sekitar Rp 70.000/ hari.

Semua pekerja di sini dari bagian mana pun dimulai dari pukul 5 pagi karena dibutuhkan waktu yang lama. Meniriskan air dari tahu dimulai pukul 7 pagi hingga pukul 1 siang karena tahu yang diproduksi adalah tahu kulit yang memang diharuskan untuk digoreng sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk meniriskan air yang berada di tahu tersebut.

Dalam sehari para pekerja bekerja dari pukul 5 pagi hingga 5 sore. Industri Pak Imin menghabiskan 35 Kg dalam sehari dan membutuhkan 2,5 kwintal kacang kedelai dalam seminggu. Tahu tersebut dijual ke berbagai pasar di Jakarta, dimulai dari pasar Pondok Labu hingga Pasar Palmerah, kemudian para pedagang kelilingnya sekitar 10 orang. Tahu yang dibuat Pak Imin adalah tahu kulit, tahu kulit berbeda dari tahu kuning dan tahu china, sehingga menjualnya pun bukan satuan tetapi per-box, 1 box dijual dengan harga Rp 150.000.52

D. Profile Informan

Sebelumnya peneliti akan terlebih dahulu membahas informan yang akan menjadi sumber data dari skripsi ini. Berikut adalah informan dari masing-masing ketiga industri tahu.

52


(70)

60

1. Nama : Imas Nurmala

Usia : 43 tahun

Pekerjaan : Menyetak dan membungkus tahu di industri

tahu Pak Inat Turjaman

Jumlah Anak : 3 anak

2. Nama : Taswin

Usia : 60 tahun

Pekerjaan : Merebus tahu di industri tahu HRM Jumlah Anak : 5 anak

3. Nama : Cici Sukesih

Usia : 51 tahun

Pekerjaan : Menyetak tahu di industri tahu Paimin Jumlah Anak : 2 anak

4. Nama : Kosim Mardani

Usia : 56 tahun

Pekerjaan : Warung Kelontong

Jumlah Anak : 4 anak

5. Nama : Sri Astuti

Usia : 38 tahun

Pekerjaan : Warung Nasi

Jumlah Anak : 1 anak

6. Nama : Hj. Raniti

Usia : 65 tahun

Pekerjaan : Usaha Kontrakan

Jumlah Anak : 6 anak


(71)

61

Usia : 25 tahun

Pekerjaan : Penjual Kue Pancong

8. Nama : Aisyah

Usia : 32 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


(72)

62 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Indikator Dampak

Merujuk pada Bab II halaman 19 dampak merupakan suatu akibat atau pengaruh yang dapat menyebabkan perubahan dari suatu kegiatan atau program dengan mengakibatkan perubahan positif maupun negatif. Seperti industri yang berada di RT 01 RW 10 Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan membawa dampak pada masyarakat sekitar. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan indikator dampak agar dapat mengukur dampak dari kehadiran industri dengan membandingkan antara keadaan tanpa proyek (industri) dan keadaan dengan proyek (industri), misalnya:

1. Keadaan Tanpa Proyek

Pengukuran ini dilakukan pada saat penelitian, dibantu dengan beberapa orang yang mengetahui informasi mengenai keadaan dan perkembangan didaerah tersebut dari waktu-waktu yang lalu hingga sekarang. Berikut penuturan Nenek Hj. Raniti beliau sudah tinggal di sini sejak tahun 1974 sehingga beliau sangat mengetahuinya:

Nenek tinggal di sini sebelum ada pabrik tahu neng. Dulu masih banyak pohon-pohon gede, Kali itu lebar dulunya, masih banyak ikan, terus banyak lapangan di sini jadi anak-anak kecil pada mandi di situ. Kalo sekarang mah udah banyak rumah-rumah, pabrik udah ada tiga, anak-anak susah kalo mau maen sekarang mah. Berubah kalo di bandingin sama yang dulu. Tapi ada


(1)

148

DOKUMENTASI

A. Industri Kecil Tahu Bapak Inat Turjaman

Bapak Inat Turjaman dan Istri

Tampak depan industri kecil tahu


(2)

149

B. Industri Kecil Tahu Paimin

Pintu masuk Industri Kecil Tahu Bapak Paimin

Pekerja: Ibu Cici Sukesih


(3)

150

C. Industri Kecil Tahu Bapak Hermanto (HRM)

Kondisi didalam industri kecil tahu


(4)

151

D. Lingkungan Sekitar

Ibu Sri Astuti Wartegnya

Warung Bapak Kosim Mardani


(5)

152 Kali depan industri kecil tahu HRM


(6)

153 Kali samping industri kecil tahu Inat Turjaman


Dokumen yang terkait

Pengalaman Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir di RT 001 RW 012 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2015

3 24 120

Model pengorgansasian masyarakat dalam meningkatkan kesadaran lingkungan; studi ketokohan Harini Bambang Wahono dalam melakukan pengorganisasian masyarakat di Kampung Banjarsari RW 08 Kel. Cilandak Barat Kec. Cilandak Jakarta Selatan

0 4 117

Bandwidth management dengan menggunakan mikrotik router OS. pada RTRW-Net: studi kasus RT.005 RW.04 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa kotamadya Jakarta Selatan

13 114 150

Hubungan religiusitas masyarakat pendatang dengan religiusitas masyarakat asli : studi kasus masyarakat di kelurahan Cilandak Timur Jakarta Selatan

0 6 107

Pengalaman Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir di RT 001 RW 012 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2015

1 28 120

Aktivitas ekonomi rumahtangga pengusaha dan pekerja industri kecil tahu di Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

0 5 197

Pengalaman Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir di RT 001 RW 012 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2015

0 3 120

Dampak Biopsikososial Dan Spiritual Anak Bermasalah Dengan Ibu Yang Bekerja (Studi Kasus Pada Anak Dengan Permasalahan Psikososial Yang Ibunya Bekerja Di RW 013 Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan)

0 35 223

Rehabilitasi Jalan Lingkungan RT 01 RW 06 Kelurahan Argapura

0 0 1

RT RW 001 005 Sintang Nama Ibu Pendidika

0 1 7