120 sebagai suatu strategi yang dilakukan melihat banyaknya tingkat persaingan,
dalam dunia bisnis persaingan selalu ada dengan kekuatan bersaing didominasi oleh adanya kekuatan daya beli, pemasok, dan produk substitusi. Tidak menutup
kemungkinan usaha Kerupuk SKS tidak ada pesaing, pesaing usaha ini cukup kuat diantaranya persaingan pasar dengan jenis produk kerupuk yang lain. Akibat
adanya persaingan pasar, maka terjadi penurunan harga jual yang akan berpengaruh terhadap panurunan penerimaan. Dalam analisis sensitivitas, penulis
mengasumsikan penurunan penerimaan sebesar 10 yang dipertimbangkan dengan banyaknya pesaing dan biaya diasumsikan tetap.
Pengaruh dari faktor inflasi dalam analisis usaha sangat penting dan berdampak langsung terhadap biaya khususnya biaya operasional. Untuk
melakukan analisis sensitivitas, penulis mengasumsikan bahwa yang berpengaruh terhadap pada usaha ini adalah penurunan penerimaan 10 adanya faktor
persaingan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20 karena belum stabilnya
ekonomi di Indonesia.
5.8.1. Analisis Sensitivitas 30 Modal Pinjaman
Pada analisis sensitivitas Usaha Kerupuk SKS variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi penurunan penerimaan sebesar 10, dan kenaikan
biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan
kondisi 30 modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya
121 hasil tersebut dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis
sensitivitas 30 modal pinjaman terdapat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10 Usaha
Kerupuk SKS 30 Modal Pinjaman
No Alat Analisis
Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value NPV
Rp
.
335.050.407 Layak
2 Internal Rate of Return IRR
22,59 Layak 3
Net Benefit Cost Ratio Net BC 1,06 Layak
4 Payback Period PP
2 thn 3 bln 4 hr
Sumber: Data Primer, diolah 2006
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 14, dapat diketahui
bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10 tidak
berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini Lampiran 16. Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai
investasinya dalam waktu 2 tahun 3 bulan 4 minggu. Untuk hasil perhitungan payback period
Analisis Sensitivitas dengan 30 modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.
Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada batasan 15,8 artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 15,8
maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis sensitivitas batas penerimaan turun 30 modal pinjaman terdapat pada Lampiran
76.
122 Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20 pada
Tepung Tapioka Usaha Kerupuk SKS 30 Modal Pinjaman
No Alat Analisis
Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value
NPV Rp.474.588.912 Layak
2 Internal Rate of Return
IRR 23,49 Layak
3 Net Benefit Cost Ratio
Net BC 1,11 Layak
4 Payback Period
2 thn 1 bln 4 hari
Sumber: Data Primer, diolah 2006
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 15, dapat diketahui
bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu
sebesar 20 tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini Lampiran 17. Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan
mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas kenaikan biaya operasional
pada tepung terigu 30 modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72. Tabel 16. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20 pada
Minyak Goreng Usaha Kerupuk SKS 30 Modal Pinjaman
No Alat Analisis
Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value
NPV Rp.636.203.657 Layak
2 Internal Rate of Return
IRR 24,86 Layak
3 Net Benefit Cost Ratio
Net BC 1,18 Layak
4 Payback Period
1 thn 9 bln 7 hari
Sumber: Data Primer, diolah 2006
123 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 16, dapat diketahui
bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng
sebesar 20 tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini Lampiran 18. Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan
mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 7 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30 modal
pinjaman terdapat pada Lampiran 72. Tabel 17. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20 pada
Minyak Tanah Usaha Kerupuk SKS 30 Modal Pinjaman
No Alat Analisis
Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value
NPV Rp.639.813.609 Layak
2 Internal Rate of Return
IRR 24,89 Layak
3 Net Benefit Cost Ratio
Net BC 1,18 Layak
4 Payback Period
1 thn 9 bln 4 hari
Sumber: Data Primer, diolah 2006
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 17, dapat diketahui
bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah
sebesar 20 tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini Lampiran 19. Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan
mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Untuk
124 hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30 modal
pinjaman terdapat pada Lampiran 72. Tabel 18. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20 pada
Tepung Terigu Usaha Kerupuk SKS 30 Modal Pinjaman
No Alat Analisis
Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value
NPV Rp.627.317.623 Layak
2 Internal Rate of Return
IRR 24,80 Layak
3 Net Benefit Cost Ratio
Net BC 1,18 Layak
4 Payback Period
1 thn 9 bln 11 hari
Sumber: Data Primer, diolah 2006
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 18, dapat diketahui
bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar
dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu
sebesar 20 tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini Lampiran 20. Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan
mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30 modal
pinjaman terdapat pada Lampiran 72. Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 30
modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut dikombinasikan antara variabel penurunan pendapatan sebesar 10 dengan
kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah
125 dan tepung terigu sebesar 20. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan
analisis sensitivitas 30 modal pinjaman terdapat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Kombinasi Aanalisis Sensitivitas 30 Modal Pinjaman
Komponen Hasil Analisis Sensitivitas 30 Modal Pinjaman
NPV Rp IRR
Net BC Ratio
Layak Tidak Layak
Payback Period
A. 30 Modal Pinjaman 641,202,052
24.90 1.18
Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr
a. Pendapatan -10 335,050,407
22.59 1.06
Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr
b. Tepung Tapioka +20 474,588,912
23.49 1.11
Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr
c. Minyak Goreng +20 636,203,657
24.86 1.18
Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr
d. Minyak Tanah +20 639,813,609
24.89 1.18
Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr
e. Tepung Terigu +20 627,317,623
24.80 1.18
Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr
B. Kombinasi a+b
168,437,267 21.06
1.00 Layak
2Thn, 8 Bln 1 Hr a+c
330,052,013 22.52
1.06 Layak
2Thn, 3 Bln 7 Hr a+d
333,661,964 22.57
1.06 Layak
2Thn, 3 Bln 4 Hr a+e
321,165,979 22.40
1.06 Layak
2Thn, 3 Bln 14 Hr b+c
469,590,518 23.44
1.11 Layak
2Thn, 1 Bln 4 Hr b+d
473,200,469 23.48
1.11 Layak
2Thn, 1 Bln 4 Hr b+e
460,704,483 23.35
1.11 Layak
2Thn, 1 Bln 7 Hr c+d
634,815,215 24.85
1.18 Layak
1Thn, 9 Bln 7 Hr c+e
622,319,229 24.76
1.17 Layak
1Thn, 9 Bln 11 Hr d+e
625,929,180 24.79
1.18 Layak
1Thn, 9 Bln 11 Hr a+b+c
163,438,873 20.94
1.00 Layak
2Thn, 8 Bln 8Hr a+b+d 167,048,825
21.03 1.00
Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr
a+b+e 154,552,839
20.72 1.00
Layak 2Thn, 8 Bln 16 Hr
a+c+d 328,663,570 22.50
1.06 Layak
2Thn, 3 Bln 7 Hr a+c+e 316,167,585
22.33 1.06
Layak 2Thn, 3 Bln 18 Hr
b+c+d 468,202,075 23.43
1.11 Layak
2Thn, 1 Bln 4 Hr b+c+e
455,706,089 23.31
1.10 Layak
2Thn, 1 Bln 11 Hr c+d+e
620,930,786 24.75
1.17 Layak
1Thn, 9 Bln 14 Hr a+b+c+d 162,050,430
20.91 1.00
Layak 2Thn, 8 Bln 8 Hr
a+b+c+e 149,554,445 20.59
0.99 Tidak Layak
2Thn, 8 Bln 23 Hr b+c+d+e
454,317,646 23.29
1.10 Layak
2Thn, 1 Bln 11 Hr a+b+c+d+e 148,166,002
0.99 0.99
Tidak Layak 2Thn, 8 Bln 23 Hr
126 Berdasarkan hasil kombinasi analisis sensitivitas 30 Modal Pinjaman
pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat
dari nilai bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku sebesar 16 dan nilai Net BC Ratio lebih dari satu. Usaha ini tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar
10 dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20 pada tiga dan empat variabel meliputi tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung
terigu. Dengan demikian, hasil kombinasi antara penurunan pendapatan dan
kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu sebesar 20 berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada
usaha ini Lampiran 15-42.
5.8.2. Analisis Sensitivitas 100 Modal Sendiri