Faktor-faktor kedatangan Inggris Aktivitas pelayaran dan perdagangan masyarakat muslim melayu Singapura tahun 1800-1824

29 BAB III AWAL KEDATANGAN INGGRIS DI SEMENANJUNG MALAYA

A. Faktor-faktor kedatangan Inggris

Kehadiran Inggris di Asia Tenggara merupakan mata rantai dari ekspansi perdagangan berbagai bangsa Eropa yang diawali oleh Portugis pada abad ke-16. Kedatangan Inggris dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh kemajuan teknologi yang dicapai orang-orang Eropa pada abad ke-15, serta kebutuhan terhadap rempah-rempah di pasaran Eropa. Faktor eksternal disebabkan oleh perkembangan perdagangan internasional dan persaingan perdagangan antar bangsa Eropa. Abad ke-15 adalah periode kebangkitan intelektual atau renaissance bagi masyarakat Eropa. Ilmu pengetahuan dikembangkan melalui berbagai penemuan yang berperan memajukan kehidupan sosio-politik dan ekonomi. Hal ini bertolak belakang bila dibandingkan pada masa sebelum abad ke-15. Kemajuan pelayaran dan perdagangan bangsa-bangsa Eropa didorong oleh perkembangan industrialisasi dan teknologi perkapalan. Berlimpahnya produksi pakaian akibat industrialisasi, menyebabkan timbulnya usaha pencarian wilayah- wilayah untuk komersialisasi komoditi tersebut. Teknologi perkapalan mendorong terjadinya ekspansi ke berbagai wilayah di Afrika, Amerika, dan Asia. Catatan perjalanan para pelancong dan pedagang independent Eropa, dimulai oleh Marco Polo pada abad ke-13, merupakan informasi awal tentang Asia Tenggara. Deskripsi tersebut berisi tentang pulau-pulau yang disinggahi dan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara, Terutama karya pedagang Italia, Ludovico di Varthema, diterbitkan tahun 1510 di Roma, yang menyebutkan aktivitas perdagangan di Malaka dan komoditi dagang berupa rempah-rempah. 1 Rempah-rempah merupakan satu komoditi berharga di wilayah Eropa. Orang-orang Eropa menggunakan rempah-rempah sebagai bumbu dan bahan pengawet daging di musim dingin serta sebagai bahan dasar bagi obat-obatan. 2 Harga beli rempah-rempah yang tinggi dari para pedagang Arab di pelabuhan Venesia, menyebabkan berkembangnya pelayaran bangsa-bangsa Eropa ke Asia Tenggara untuk mendapatkan sumber rempah-rempah dengan harga lebih murah. Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang memperluas pengaruhnya di Samudera Hindia. Kapal-kapal Portugis yang lebih unggul dari bangsa Arab serta perniagaan Portugis yang telah sampai di Calcutta, pusat perdagangan orang- orang Arab di pantai Malabar, menjadi motif untuk mengambil alih dan memonopoli perdagangan rempah-rempah dari orang-orang Arab di Samudera Hindia. Spanyol turut memperluas pengaruhnya di Samudera Hindia. Keterikatan Spanyol dalam perjanjian Tordesillas tahun 1494, membuat mereka menarik diri dalam usaha perdagangan di Hindia. Hak-hak istimewa Portugis yang tertuang dalam perjanjian Tordesillas, memisahkan dunia untuk kepentingan kedua negara dengan satu garis yang ditarik dari kutub Utara hingga ke kutub Selatan 100 mile ke Barat dan Selatan dari Azores dan pulau-pulau Tanjung Verde 3 , menetapkan 1 D.G.E Hall, Sejarah Asia Tenggara, terj., Jakarta : Usaha Nasional, 1988 h. 204 - 6. 2 Brian Gardner, The East India Company; A History, New York : The McCall Publishing, 1971 h. 18 3 Hall, Sejarah, h. 213. mereka sebagai penguasa Samudera Hindia awal abad ke-16. Spanyol kembali ke Hindia Timur pada abad selanjutnya dan menetapkan kolonisasi di pulau Filipina. Bangsa Portugis berhasil menguasai berbagai titik perdagangan pokok dan mengendalikan perdagangan dengan hasil pendapatan yang cukup bagi pertahanan kekuatan militer. Portugis mengalahkan pasukan gabungan Mesir dan India dalam merebut Goa pada tahun 1509. Pada tahun 1511 mereka menaklukkan Malaka, tahun 1515 menguasai Hormuz di Teluk Persia, dan tahun 1522 menaklukkan Ternate untuk menguasai perdagangan antara Cina, Jepang, Siam, Molucca, Samudera Hindia dan Eropa. Ekspedisi ke Maluku dilakukan untuk mendapatkan rempah-rempah, terutama pala dan cengkeh, serta memelihara kontak politik dengan Pasai, Pedir, Aceh dan Barus untuk memperoleh lada dan emas. 4 Terungkapnya peta perjalanan Portugis ke Malaka melalui rute Tanjung Harapan dan Selat Magellan, membuat pelayaran kapal-kapal Eropa meningkat pada abad ke-16. Sepanjang abad ke-16, Belanda telah mengirimkan sejumlah ekspedisi ke Asia Tenggara. Pada tahun 1595, perseroan Compagnie van Verre mengirim ekspedisi terdiri atas 4 kapal yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman melalui rute Tanjung Harapan. Pada tahun 1598 sekitar 5 ekspedisi dengan jumlah 22 kapal; 13 kapal melalui Tanjung Harapan dan 9 kapal melalui Selat Magellan. Ekspedisi-ekspedisi dengan bermuatan rempah-rempah menghasilkan keuntungan perdagangan hingga 400 di pasaran Eropa. 5 Pada tahun 1602 perseroan-perseroan dagang Belanda bergabung dalam satu perusahaan perdagangan bernama, Vereeningde Oost-Indische Compagnie 4 Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, bag I terj., Cet.II, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2000, h. 723 - 7. 5 Hall, Sejarah, h. 248 - 50. VOC. Pemerintah Belanda memberikan hak istimewa kepada VOC berupa octrooi piagam, berisi hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan dan Selat Magellan, serta keleluasaan mengadakan perjanjian dengan raja-raja lokal, mendirikan benteng, membentuk tentara, mencetak mata uang dan sebagainya. 6 Ekspedisi ke Hindia Timur juga dilakukan oleh para pedagang Inggris. Francis Drake membuka kontak pertama Inggris dengan kepulauan Timur Indonesia. Ia membawa cengkeh dari Ternate saat kembali dari pelayarannya pada tahun 1580. Pada tahun 1586, Thomas Cavendish melintasi Nusantara melalui Selat Magellan, menuju pantai barat daya Jawa melalui Selat Makassar dan Bali. Pada tahun 1591, ekspedisi pertama Inggris dengan 3 kapal dari Plymouth, Inggris, dikomandoi George Raymond dan James Lancaster berlayar melalui rute Tanjung Harapan. Ekspedisi ini menemui kegagalan karena kesulitan dalam mengexploitasi rute. Kegagalan ekspedisi terdahulu menyebabkan orang Inggris ikut serta dalam pelayaran Belanda. Pada tahun 1598-1600, John Davis adalah juru kemudi dalam pelayaran kedua Cornelis de Houtman. 7 Pada tahun 1600, Inggris membentuk perusahaan dagang bernama The British East India Company EIC. Pada tahun 1601, ekspedisi Inggris dikirim dibawah komando Lancaster dan tiba di Aceh tahun 1602. 8 Inggris membuka hubungan dengan kepulauan Timur Indonesia, Ambon dan Banda, pada pelayaran kedua dibawah pimpinan Hendry Middleton. 9 Peristiwa tersebut menimbulkan 6 Suroyo-Warsid, Sedjarah Perekonomian Sedunia, Jakarta : Soeroengan, 1953, h. 82. 7 Hall, Sejarah, h. 244 - 5. 8 Ibid., h. 247. 9 D. K. Bassett, European Influence in The Malay Peninsula : 1511-1786, JMBRAS : 33, no.4, 1960., h. 17. persaingan dan gerakan perlawanan terhadap monopoli perdagangan Belanda yang memutuskan perjanjian raja-raja lokal dengan Belanda. 10

B. Perebutan Kekuasaan Antara Inggris Dengan Portugis dan Belanda