Masyarakat Muslim Melayu Singapura

tahun 1786, Malaka tahun 1795 dan Singapura pada tahun 1819. Singapura adalah basis angkatan laut dan pusat perdagangan Inggris di wilayah Asia Tenggara pada abad ke-19, karena letak geografisnya sebagai penghubung benua Eropa, Asia dan Australia. Singapura mengalami kemajuan yang pesat; dari segi ekonomi yang ditandai dengan masuknya industrialisasi, maupun dari segi sosial-masyarakatnya yang ditandai oleh masuknya para imigran dari berbagai negara; Cina, India serta wilayah Nusantara; Bugis, Minangkabau dan Bawean, yang dipekerjakan dan menambah populasi masyarakat. Perubahan yang dialami oleh Singapura dari abad ke abad dengan berbagai hal dan kondisi yang berbeda, membuat Singapura tumbuh sebagai salah satu wilayah yang sangat maju dalam jalur perniagaan di sekitar Selat Malaka dengan perdagangan sebagai mata pencaharian utama bagi masyarakat Singapura. Hal tersebut dapat dilihat dari sisi historisnya sejak abad ke-14 hingga abad ke-19, ketika Singapura sebagai sebuah pusat perdagangan Inggris di Asia Tenggara.

B. Masyarakat Muslim Melayu Singapura

Informasi tentang masyarakat Melayu di Singapura dapat diungkapkan melalui sumber-sumber tertulis berupa naskah-naskah kuno lokal dan catatan- catatan perjalanan para pelancong, yaitu : naskah-naskah kuno lokal; Sejarah Melayu dan Negarakertagama, sumber-sumber Cina dan buku The Suma Oriental yang ditulis oleh Tomé Pires. 5 5 Tome Pires merupakan apoteker asal Lisabon, Portugal, yang dikirim ke India sebagai agen obat-obatan dalam usia 40 tahun. Ia dikirim ke Malaka oleh Alfonso d’Albuqurque. Dalam tugasnya, ia melakukan perjalanan ke pantai utara Jawa dan berbagai daerah lainnya. Ia banyak mencatat berbagai peristiwa yang terjadi selama dalam perjalanannya. Catatan perjalanan Tome 1. Asal-usul Masyarakat Melayu Singapura Melayu merupakan nama daerah di wilayah Asia Tenggara. Kata Melayu berasal dari nama sebuah anak sungai yang bernama “Sungai Melayu” di hulu Sungai Batang Hari, Sumatera. Wilayah ini adalah letak Kerajaan Melayu pada tahun 1500 sebelum atau semasa Kerajaan Sriwijaya. Dari segi etimologi, kata Melayu berasal dari bahasa Saskrit, Malaya, berarti bukit atau tanah tinggi. 6 Kata Melayu dapat diidentifikasi dari sejarah dinasti T’ang, Kekaisaran Cina, tentang datangnya utusan dari daerah Mo-lo-yeu pada tahun 644 dan 645. Kata Melayu juga terdapat dalam kisah perjalanan I’tsing, pendeta Buddha dari Cina, yang singgah di Mo-lo-yeu dalam perjalanan dari Kanton menuju India. Nama Mo-lo-yeu berubah menjadi Fo-she-to ketika ia singgah dalam perjalanan pulang pada tahun 685. 7 Para ahli berbeda pendapat mengenai letak Malayu; Jambi, pantai timur Sumatera, Muara Takus, atau di Semenanjung Melayu. 8 Keberadaan masyarakat Melayu di Singapura tertulis dalam Sejarah Melayu, terdiri dari 32 bab dan tidak diketahui penulis asalnya. Al-Attas berpendapat bahwa naskah ini peninggalan sastra berbahasa melayu istana lama, berisi tentang sastra rakyat, sastra roman, epik, campuran dongeng dan sejarah, serta kehidupan masa lampau yang dipengaruhi animisme, Hindu dan Budha. 9 Pires diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Armando Cortesao. Lihat Armando Cortesao ed., The Suma Oriental of Tomé Pires, Jilid I London : Hakluyt Society, 1944. 6 Harun Aminurrrashid, Kajian Sejarah Perkembangan Bahasa Melayu, Singapura : Pustaka Melayu, 1966 h. 4-5. 7 Marwati Djoened Poesponegoro, dkk., Sejarah Nasional Indonesia II, Jakarta : PN Balai Pustaka, 1984, Cet. 4, h. 80-1. 8 Ibid., h. 81-2. 9 Syed M. Naquib al-Attas, Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Kuala Lumpur : University Kebangsaan Malaysia, 1972 h. 17. Walaupun demikian Sejarah Melayu menjadi salah satu rujukan penting dan diteliti serta diterjemahkan oleh sejumlah peneliti dan sejarawan, semisal C.C. Brown 10 , Stamford Raffles 11 , Shellabear’s 12 , dan Munsyi Abdullah 13 . Dalam Sejarah Melayu diberitakan asal-usul orang Melayu berasal dari tiga orang; Bitjitram Sjah, Kasran Pandita, dan Nila Pahlawan, sebagai anak cucu keturunan raja Iskandar Dzul-Karnain. Mereka berlayar ke negeri Andalas Palembang, dan berlabuh di bukit Siguntang dan diangkat sebagai menantu raja Palembang, Demang Lebar Daun. Pada akhirnya mereka menjadi pemimpin di wilayah Melayu. Bitjitram Sjah atau Sang Sapurba sebagai raja Minangkabau, Kasran Pandita sebagai raja di Tanjong Pura dan Nila Pahlawan yang bergelar Seri Tri Buana sebagai raja di Palembang. 14 Seri Tri Buana meluaskan pengaruh ke Tumasik. Di Tumasik, ia membuat perkampungan dan mengubah namanya menjadi Singapura, setelah melihat binatang menyerupai singa ketika berlabuh. Dia dan keturunannya memerintah Singapura hingga lima generasi, dan menjadikannya sebagai pelabuhan dagang. 15 Bab keenam dalam buku The Suma Oriental, mengenai pembahasan Malaka, Tome Pires menjelaskan peranan Singapura sebagai tempat pelarian bagi Parameswara sebelum ia berlayar ke Malaka untuk mendirikan kesultanan dan kota niaga. Parameswara beserta pengikutnya, termasuk 30 orang dari Suku Orang 10 Lihat, C.C. Brown, The Malay Annals, New York : Oxford University Press, 1970. 11 Lihat, Raffles MS. No.18, dalam JMBRAS XVI. 12 Lihat, Shellabear’s, Sejarah Melayu or The Malay Annals, Singapore : Romanised Edition, 1909. 13 Lihat, T.D. Situmorang dan A. Teeuw, Sejarah Melayu : Menurut Terbitan Abdullah ibn Abdullah Munsji, Jakarta : Djembatan, 1952. 14 Situmorang, Sejarah Melayu, h. 22-36. 15 Ibid., h. 37-40. Laut, menjadikan Singapura sebagai basis kekuatan dan ekonomi. Keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu lima tahun karena invasi kerajaan Siam yang menyebabkan mereka pindah ke Malaka. 16 Suku Orang Laut tinggal di wilayah Karimun, terletak di dekat Singapura dan Palembang. Menurut John Crawfurd, Resident Inggris di Singapura, suku Orang Laut merupakan leluhur bagi orang Melayu Johor dan leluhur bagi penduduk kampung di Selat Sinkheh dan Teluk Saga di Pulau Brani. 17 Dari berbagai sumber diatas dapat kita simpulkan bahwa asal-usul masyarakat Melayu Singapura terjadi ketika raja Melayu dari kerajaan Sriwijaya datang ke Singapura dengan tujuan untuk mendirikan perkampungan dan menjadikannya sebagai salah satu kota dagang yang terkemuka. Semenjak saat itu Singapura menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya. Ketika Sriwijaya takluk oleh Majapahit, Singapura masuk ke dalam wilayah kekuasaan Majapahit. 2. Pembentukan Masyakarat Islam Melayu Singapura Islam masuk dan berkembang di kepulauan Melayu, yang sekarang ini meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, dan bagian selatan Thailand serta Filipina, melalui proses yang panjang dan berangsur-angsur. Sejak abad ke- 15, Islam tidak hanya mentransformasikan berbagai aspek dalam nilai-nilai dan norma-norma Melayu, tetapi juga telah menjadi faktor penting dalam identitas diri Melayu. Orang Melayu menetapkan identitas kemelayuannya dengan tiga ciri pokok; berbahasa Melayu, beradat-istiadat Melayu, dan beragama Islam. Terdapat beberapa teori yang dikemukakan baik dari kalangan sarjana Melayu maupun sarjana asing, seperti Hamka, Syed M. Naquib Al-Attas, Fatimi, 16 Armando, The Suma Oriental, h. 232-33. 17 Braddell., One Hundred Years, hal. 344. Winstedt, A. H. Johns dan lain-lain. Sebagian besar menganggap bahwa Islam datang pertama kali antara abad ke-7 dan abad ke-13. Sedangkan mengenai cara dan asal-usul penyebaran Islam di kepulauan Melayu mengalami perdebatan yang cukup rumit. Pendapat-pendapat yang mereka ajukan berpusat pada para pedagang dan kaum sufi sebagai penyebar agama Islam serta wilayah Arabia dan India yang menjadi asal-usul Islam di kepulauan Melayu. 18 Perkembangan keIslaman di kepulauan Melayu tidak terlepas dari peranan beberapa kerajaan Muslim di sekitar Selat Malaka sejak abad ke-13; kesultanan Samudera-Pasai, Malaka, dan Aceh. Kesultanan Malaka adalah pusat kebudayaan Islam dan berperan penting bagi penyebaran Islam di Asia Tenggara. Malaka mengislamkan sepanjang wilayah pesisir pantai Asia Tenggara, mulai dari bagian barat dari Selat Malaka hingga kepulauan Sulu di Filipina. 19 Keberhasilan Malaka dalam bidang pelayaran dan perdagangan, berpengaruh kepada terciptanya hubungan dalam bidang politik dengan kekaisaran Cina serta bidang agama dengan kekhalifahan Turki Usmani dan Timur Tengah. Pengaruh sufisme berpengaruh pesat pada abad ke-13; memberi warna dalam hubungan religio-kultural dan berkembang hingga dalam ajaran non-formal Islam, seperti dalam Sejarah Melayu, yang menggambarkan silsilah Iskandar Dzu Al-Qarnain dan keturunannya dalam rangka menetapkan hubungan pertalian darah dengan penguasa-penguasa Melayu. 20 18 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII ed. revisi Jakarta : Prenada Media, 2004 h. 2-19. 19 P.M. Holt, ed., The Cambridge History of Islam, Vol.IIA, Cambridge : Cambridge University Press, 1970, h. 126. 20 Azra, Ibid., h. 14. Menurut Zainal Abidin Wahid, pengislaman Malaka atas wilayah pesisir pantai, membuat etnis Melayu merasa memiliki dunia Muslim di wilayah Asia Tenggara, terutama ketika Sultan Muzaffar Shah menyatakan Islam sebagai agama resmi kesultanan. Dua Undang-Undang Negara Malaka; Hukum Kanun Melaka dan Undang-Undang Islam, memperlihatkan bahwa Islam berpengaruh besar dalam urusan pemerintahan. 21 Perkembangan keIslaman dilanjutkan oleh kesultanan Johor sebagai suksesor kesultanan Malaka, yang didirikan Sultan Alauddin Riayat Syah, putra Sultan Malaka Mahmud Shah. 22 Ketika Raffles membuka entrepot yang sangat maju di Singapura, pada saat itu pula Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah ini. Banyak kapal para saudagar yang singgah di Singapura berasal dari luar dan dalam kawasan Asia Tenggara; berasal dari Yaman, India, Bugis, Minangkabau, maupun Semenanjung Malaya, yang sebagian besar menetap di Singapura. Saudagar Islam Yaman, Hadramaut, Syed Omar bin Ali al-Junied, adalah saudagar Islam pertama pada tahun 1819. Syed Omar adalah orang pertama yang melakukan perjalanan ke Timur pada tahun 1816. Dia berlabuh di Palembang dengan profesi sebagai pedagang rempah-rempah, dan menyebarkan agama Islam. Al-Junied adalah keturunan ahlul-bait Nabi Muhammad, dihormati dengan gelar Pangeran Shariff. Kedatangannya segera diikuti oleh keluarga besar al-Junied dan beberapa keluarga besar asal Hadramaut lainnya, seperti al-Kaff dan as-Segaff. Saudagar Islam India di Singapura berasal dari pantai-pantai di Malabar dan 21 Hussin Mutalib, Islam dan Etnisitas; Perspektif Politik Melayu, terj. Cet.I Jakarta : LP3ES, 1996, h. 16-7. 22 Masudul Hassan, History of Islam : Classical Period 1206-1900 C.E., Vol.II, India : Adam Publishers Distributers, 1995, h. 417. Coromandel. Saudagar Islam India pertama di Singapura adalah Ebrahimjee Mohamed Salleh Angullia, berasal dari Surat di barat daya India. Dia pertama kali datang sekitar tahun 1838, dan termasuk salah satu anggota keluarga Islam India, Angullia, yang terkenal saat itu. 23 Orang-orang Arab berhasil mengembangkan perniagaan dan menjadi tuan tanah di Singapura. Mereka merupakan sentral keagamaan masyarakat Muslim Singapura; aktif mengadakan kegiatan-kegiatan keIslaman serta mewakafkan tanah untuk kepentingan peribadatan. Seperti pembangunan Masjid Omar di Kampung Melaka tahun 1820, oleh Syed Omar bin Ali al-Junied, dan pekuburan muslim di Victoria Street. Keluarga Angullia dari India juga membangun beberapa masjid dan mendirikan Tabung Amanah Angullia, suatu tabungan yang memberikan beasiswa kepada pelajar Muslim. 24 Komunitas penduduk yang berasal dari kepulauan Indonesia, semisal Bugis, Minangkabau dan Bawean, merupakan pendatang Islam Melayu di Singapura pada awal abad ke-20. Mereka memiliki beberapa tokoh yang terkenal di Singapura, seperti Haji Embok Suloh, asal Bugis, yang terjun ke dunia politik pada tahun 1930-an dan Mohammed Eunos, asal Minangkabau, yang dikenal sebagai bapak kewartawanan Melayu. 25 23 Zuraidah Ibrahim, Orang Islam di Singapura ; Visi Bersama, Singapore : Times Edition PTE LTD, 1953 h. 30. 24 Ibid., h. 31. 25 Ibrahim, Orang Islam di Singapura, h. 31.

C. Ekonomi Masyarakat Muslim Melayu Singapura