Beban yang Terjadi pada Poros dan Bantalan Analisa Gaya Geser Momen pada Bantalan Poros Lori Kecepatan lori

Tabel 3.2. Data-data Poros dan Bantalan No Nama Ukuran Baru Bekas 1 Diameter roda 24 mm 23,5 mm 2 Diameter poros 50 mm 49,25 mm 3 Diameter luar bantalan 75 mm 75 mm 4 Diameter dalam bantalan 50 mm Hor = 50,1 mm Ver = 54,5 mm 5 Panjang bantalan 69 mm 69,1 mm 6 Jarak bantalan 0,82 m 7 Jarak rel 0,6 m 8 Jarak tempuh lori sekali jalan 115 m 9 Jarak sumbu poros 0,91 m 10 Berat lori dan muatan 4 ton 11 Jumlah jalan perhari 6 kali bolak balik 12 Lama pemakaian bantalan. 1 tahun 13 Bahan bantalan Brass 14 Jumlah bantalan tiap lori 4 buah 15 Daerah penipisan bantalan Pada bagian atas Sumber : Pengamatan dan pengukuran di lapanganpabrik

3.4.1 Beban yang Terjadi pada Poros dan Bantalan

Beban yang terjadi pada poros gambar 3.4 akibat berat lori dan muatan dapat dijelaskan sebagai berikut: Beban total W t : W t = Berat lori + muatan W t = 1,5 ton + 2,5 ton W t = 4 ton x 9,8 ms 2 W t = 39200 N Universitas Sumatera Utara Pada lori terdapat dua poros, jadi beban pada poros W adalah: W = W t 2 W = 39200 2 W = 19600 N Beban tiap bantalan W b = Wt 4 W b = 39200 N 4 W b = 9800 N Gambar 3.4. Ilustrasi pembebanan poros

3.4.2 Analisa Gaya Geser Momen pada Bantalan Poros Lori

Menurut Nash 1972 pembebanan, gaya geser dan momen yang terjadi pada poros dan bantalan dapat diihat pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6. Gambar 3.5. Pembebanan pada poros F Wb w Universitas Sumatera Utara Gambar 3.6. Distribusi gaya pada poros dan bantalan Diagram benda bebas dari segmen kiri dengan jarak x 80 mm: Gambar 3.7. Diagram benda bebas untuk x 80 mm + ΣFy = 0 + ΣM = 0 N 00 8 9 2 19600 2 W − = = = V N.mm 00x 8 9 x 2 W M − = − = Untuk: x1 = →M1 = 0 x2 = 50 mm →M2 = –9800 50 = – 490000 N.mm x3 = 75 mm →M3 = –9800 75 = – 735000 N.mm Universitas Sumatera Utara 80 x 2 W x 2 W M = − − + 40W M = + 40W M − = N.mm 84000 7 M − = Diagram benda bebas dari segmen kiri dengan jarak x 410 mm: Gambar 3.8. Diagram benda bebas untuk x 410 mm + ΣFy = 0; V 2 W 2 W = − + − V = + ΣM = 0;

3.4.3 Kecepatan lori

Lori ditarik oleh capstand dengan putaran motor 1455 rpm dan penurunan putaran ke roller 60 : 1. Putaran roller = 60 1455rpm = 24,25 rpm Karena diameter roller adalah 0,24 m, maka kecepatan tangensial roller adalah: Vr = 60 . . r n d π = 60 25 , 24 . 24 , . rpm m π = 0,3047 ms Jadi kecepatan gerak lori = kecepatan tangensial roller yang menarik lori = 0,3 ms. Universitas Sumatera Utara Putaran poros = putaran roda = = 23,8853 rpm dimana: V r = kecepatan tangensial roda = kecepatan lori = 0,3 ms D r = diameter roda = 0,24 m Waktu yang ditempuh oleh lori untuk satu kali operasi sejauh 115 m bolak balik adalah: t = ms 0,3 m 115 kecepatan jarak = = 383,34 s Maka waktu yang dibutuhkan lori untuk bolak balik adalah: 2 x t = 766,68 s. Sliding distance s yaitu jarak yang ditempuh selama gesekan. Dimana: ω = kecepatan sudut poros rads r p = jari-jari poros m t = waktu tempuh s n p = putaran poros = potaran roda rpm Jadi: = 23,95874 m t 60 . r π 2 r t ω s p n = = 383,34s 60 rpm 5 m23,8853 0,025 2. ω.r.t s π = = m π0.24 ms 600.3 π.D 60.V r r = = p n Universitas Sumatera Utara

3.4.4 Koefisien Gesekan Material