kerusakan di bagian pipa radiator, dan ada juga bagian mesin yang retak. Akibat kerusakan tersebut maka diperlukan adanya reparasi atau penggantian unit yang
mengakibatkan operasi mesin harus terhenti untuk beberapa saat.
2.5.2. Maksud dan Tujuan Manajemen Pemeliharaan Pabrik
Adapun maksud pemeliharaan adalah untuk meningkatkan efektivitas serta porsi keuntungan bagi perusahaan. Hal ini bisa dimungkinkan karena dengan
dilakukannya perawatan maka dapat ditekan ongkos produksi disamping dapat pula ditingkatkan kapasitas produksi suatu mesin.
Adapun tujuan utama dilakukannya pemeliharaan Corder A.S, 1992 adalah:
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset yaitu setiap bagian dari suatu
tempat kerja, bangunan dan isinya. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantinya.
Di negara yang sudah maju, lebih murah mengganti daripada memelihara. 2.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa dan mendapatkan laba investasi return on investment
semaksimum mungkin. 3.
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya. 4.
Untuk menjamin keselamatan orang-orang yang menggunakan sarana tersebut.
2.6. Pemeliharaan Korektif Corrective Maintenance
Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian termasuk penyetelan dan reparasi yang telah terhenti
untuk memenuhi suati kondisi yang bisa diterima. Pemeliharaan korektif meliputi reparasi minor terutama untuk rencana jangka pendek Corder A.S, 1992.
Reparasi mesin setelah mengalami kerusakan bukanlah kebijaksanaan pemeliharaan yang paling baik. Biaya pemeliharaan terbesar biasanya bukan biaya
reparasi, bahkan bila hal itu dilakukan dengan kerja lembur. Lebih sering unsur biaya pokok adalah biaya berhenti untuk reparasi. Kerusakan-kerusakan yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi pada mesin walaupun reparasi dilakukan secara cepat akan menghentikan operasi, para karyawan dan mesin menganggur, produksi terganggu bahkan dapat
menghentikan jalannya produksi Mashar, 2008. Pemeliharaan korektif merupakan perbaikan peningkatan kemampuan
peralatan mesin kedepan karena kegagalan atau pengurangan kemampuan mesin selama pemeliharaan preventive dikerjakan atau sebaliknya, demi perbaikan mesin
dan optimal dalam penggunaannya. Pemeliharaan korektif terdiri dari beberapa bagian Dhillon, 2006 seperti:
1. Perbaikan karena rusak. Bagian ini fokus dengan perbaikan pada bagian kerusakan peralatan
supaya kembali kepada kondisi operasionalnya. 2. Overhaul.
Bagian ini fokus dengan perbaikan atau memulihkan kembali restoring peralatan ke keadaan yang semula yang dapat dipergunakan
complete serviceable untuk seluruh peralatan di pabrik tersebut. 3. Salvage.
Bagian ini fokus dengan pembuangan dari material yang tidak dapat diperbaiki dan pemanfaatan material yang masih bisa dipakai dari
peralatan yang tidak dapat diperbaiki pada overhaul, perbaikan karena rusak dan rebuild programs.
4. Servicing. Tipe bagian pemeliharaan korektif ini mungkin dibutuhkan karena
adanya tindakan pemeliharaan korektif, seperti pengelasan, dan lainnya. 5. Rebuild.
Bagian ini fokus dengan pemulihkan kembali restoring peralatan ke keadaan yang standard sedekat mungkin ke keadaan aslinya berkenaan
dengan keadaan fisik, daya guna dan perpanjangan masa pakai. Gambar 2.9 berikut menjelaskan tentang grafik pola kecenderungan
kerusakan alat pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.9 Grafik Pola Kerusakan Alat pada Umumnya
Dari gambar 2.9 diatas ada 3 daerah pembagian tentang perbandingan jumlah kerusakan terhadap waktu pemakaian alat. Pada tabel 2.4 berikut
menjelaskan tentang alasan kerusakan yang terjadi menurut Dhillon 2006.
Tabel 2.4 Alasan kerusakan pada 3 daerah gambar 2.6 Daerah
Alasan Kerusakan I Awal Pemakaian
Manufaktur yang buruk
Proses yang buruk Pengendalian mutu yang buruk
Kesalahan manusia Human error Material yang tidak memenuhi syarat dan keahlian
II Pemakaian Normal Faktor keamanan yang rendah
Cacat yang tidak terdeteksi Kesalahan manusia Human error
Penyalahgunaan alat Kondisi kerja lebih tinggi daripada yang diharapkan
Awal Pe- makaian
Pemakaian Normal Alat rusak
X
Titik kritis
Waktu
Jumlah Kerusakan
Universitas Sumatera Utara
Kerusakan alami III Alat Rusak
Keausan karena gesekan Pemeliharaan yang tidak baik
Pengamalan pemeriksaan yang salah Korosi dan creep
Desain lifetime yang pendek Keausan disebabkan oleh usia
Sumber: Dhillon, 2006
Dari gambar 2.9 diatas dapat dilihat bahwa suatu peralataan baru mempunyai suatu kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang tinggi. Hal ini
disebabkan kelalaian pekerja dan atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat ini disebut kegagalan produk. Tingkat kerusakan alat akan
menurun setelah pekerja mulai terbiasa menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin sering mengalami gangguan, sehingga
perbaikan akan semakin sering dilakukan, sampai masa pakai alat tersebut habis. Pada masa ini artinya alat sudah tidak mungkin diperbaiki lagi Modul panduan
P2K3 Pada awal periode, kemungkinan terjadinya kerusakan dari peralatan
tersebut menjadi tinggi karena masalah instalasi pemakaian di awal minggu. Setelah periode ini kemungkinan kegagalan relatif rendah. Setelah peralatan
berjalan dengan normal, maka tingkat kerusakan akan stabil dan meningkat kembali seiring berjalannya waktu Mobley, 2004.
Menurut Mobley 2004 dalam bukunya Maintenance Fundamentals Edisi 2, 2004, bahwa pemeliharaan atau maintenance dapat digolongkan menjadi
tiga tipe bagian besar pemeliharaan, seperti yang dijelaskan pada gambar 2.10 berikut:
Universitas Sumatera Utara
27
Gambar 2.10 Struktur dari Maintenance
MAINTENANCE
Reliability-driven
Modification Retrofit
Redesign Change order
Predictive
Statistical analysis Trends
Vibration monitoring Tribology
Thermography Ultrasonics
Other NDT
Time-Equipment
Periodic Fixed intervals
Hard time limits Specific time
Equipment-driven
Self-scheduled Machine-cued
Control limits When deficient As
required
Event-driven
Breakdonws
Emergency
Remedial Repairs
Rebuilds
PREVENTIVE PM
CORRECTIVE CM
IMPROVEMENT MI
Sumber : R. Keith Mobley 2004
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 2.10 diatas dapat dilihat bagaimana pembagian pemeliharaan yang cukup lengkap. Pada pembagian sistem pemeliharaan corrective terdapat 1
bagian utama sistem pemeliharaan yang terdiri dari Breakdonws Maintenance, Emergency Maintenance, Remedial Maintenance, Repairs Maintenance dan
Rebuilds Maintenance. Pada pembagian bagian sistem corrective Maintenance terdapat salah satu
bagian yang membahas mengenai Remedial untuk perbaikan kedepan. Imilah yang menjadi fokus karena tujuan utama dari skripsi ini adalah perbaikan bantalan
lori. Masalah utama yang dijumpai pada bantalan lori adalah terjadinya
keausan bagian atas bantalan akibat gesekan dengan poros setelah sekian waktu pemakaian. Mekanisme keausan disebabkan gesekan sering juga disebut dengan
istilah tribology.
2.7. Mekanisme Tribology