Perbandingan Antara Bantalan Luncur dan Bantalan Gelinding Bahan untuk bantalan luncur

berlapis tersebut dituang secara kontinu pada sepotong pelat baja yg tipis. Potongan berbabit ini kemudian diproses melalui penekanan, pembentukan, dan penghalusan, sehingga menghasilkan bos berlapis Shigley, 1984. a Bos padat b Bos berlapis Gambar 2.7 Bantalan bulat 2. Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola peluru, rol atau rol jarum, dan rol bulat.

2.4.1.2. Atas dasar arah beban terhadap poros

1. Bantalan radial. Arah beban yang ditumptu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. 2. Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. 3. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros Sularso, 2004.

2.4.2. Perbandingan Antara Bantalan Luncur dan Bantalan Gelinding

Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan Universitas Sumatera Utara luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil daripada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen tersebut. Karena hanya konstruksinya yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapun harganya pada umumnya lebih mahal daripada bantalan luncur. Untuk menekan biaya pembuatan serta memudahkan pemakaian, bantalan gelinding diproduksikan menurut standar dalam pelbagai ukuran dan bentuk. Keunggulan bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya juga sangat sederhana. cukup dengan minyak gemuk, bahkan pada jenis yang memakai cil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitiannya sangat tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur Sularso, 2004.

2.4.3. Bahan untuk bantalan luncur

Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut Sularso, 2004: 1. Mempunyai kekuatan cukup tahan beban dan kelelahan. 2. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau terhadap perubahan bentuk yang kecil. 3. Mempunyai sifat anti las tidak dapat menempel terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan antara logam dan logam. 4. Sangat tahan karat. 5. Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil yang terkurung di dalam bantalan. 6. Murah harganya. 7. Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur. Universitas Sumatera Utara Pada bantalan yang akan kita bahas yaitu bantalan berpelumas batas boundary lubrication, dimana dua permukaan saling meluncur satu terhadap yang lain dengan hanya sebagian lapisan pelumas diantara permukaan. Pelumasan batas gambar 2.8b atau lapisan tipis terjadi pada bantalan yang dilumasi secara hidrodinamis sewaktu mulai bergerak atau berhenti. Bila bantalan bekerja dibawah kondisi hidrodinamis dan sebagian dibawah kondisi lapisan tipis, maka terjadi pelumasan lapisan campuran mixed-film lubrication. Kondisi seperti ini dapat juga disebut kondisi bantalan kering. Pada gambar 2.8a menjelaskan bantalan dalam kondisi kering, dan juga dalam kondisi berpelumas Shigley, 1984. a Dry b Lubricated Gambar 2.8. Arah gerakan poros pada awal putaran

2.5. Sistem Manajemen Pemeliharaan Pabrik

Menurut BS3811: 1974 menyatakan bahwa pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang diterima Corder A.S, 1992.

2.5.1 Jenis-jenis Manajemen pemeliharaan pabrik

Jenis-jenis menejemen pemeliharaan pabrik antara lain :

2.5.1.1. Pemeliharaan Rutin Preventive Maintenance

w h w w w Q flow Universitas Sumatera Utara