Dari gambar 2.10 diatas dapat dilihat bagaimana pembagian pemeliharaan yang cukup lengkap. Pada pembagian sistem pemeliharaan corrective terdapat 1
bagian utama sistem pemeliharaan yang terdiri dari Breakdonws Maintenance, Emergency Maintenance, Remedial Maintenance, Repairs Maintenance dan
Rebuilds Maintenance. Pada pembagian bagian sistem corrective Maintenance terdapat salah satu
bagian yang membahas mengenai Remedial untuk perbaikan kedepan. Imilah yang menjadi fokus karena tujuan utama dari skripsi ini adalah perbaikan bantalan
lori. Masalah utama yang dijumpai pada bantalan lori adalah terjadinya
keausan bagian atas bantalan akibat gesekan dengan poros setelah sekian waktu pemakaian. Mekanisme keausan disebabkan gesekan sering juga disebut dengan
istilah tribology.
2.7. Mekanisme Tribology
Istilah ini digambarkan pada tahun 1967 oleh Committee of The Organization for Economic Cooperation and Development. Kata Tribology
sendiri diambil dari kata Yunani, “Tribos” yang artinya adalah menggosok atau meluncur. Tribology ini adalah salah satu cabang ilmu dalam bidang engineering
yang fokus membahas tentang tiga bagian penting fenomena dalam permesinan yang sangat erat hubungannya satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah
gesekan friction, keausan wear dan pelumasan lubrication Stachowiak. Ketiga bagian ini pasti terjadi pada permesinan dan amatlah penting untuk
dibahas. Jadi dapat disimpulkan pembahasan pada bagian pemeliharaan korektif dan analisa kegagalan ini adalah memperhitungkan terjadinya gesekan dalam
setiap komponen permesinan yang dapat menyebabkan keausan. Supaya kedepannya dapat diambil suatu tindakan pencegahanperbaikan untuk mengatasi
keausan tersebut. Aus terjadi karena adanya kontak gesek antara dua permukaan benda dan
menyebabkan adanya perpindahan material. Hal ini menyebabkan adanya pengurangan dimensi pada benda tersebut. Defenisi keausan menurut standard
Jerman DIN 50 320 bahwa keausan di artikan sebagai kehilangan material
Universitas Sumatera Utara
secara bertahap dari permukaan benda yang bersentuhan akibat dari adanya kontak dengan solid benda padat, liquid benda cair atau gas pada permukaanya
Mang, 2007. Keausan yang terjadi pada setiap sistem mekanisme sebenarnya sangat sulit diprediksi secara teori atau perumusannya, karena banyak faktor
dilapangan yang menyebabkan kesulitan dan kekeliruan dalam memprediksi keausan tersebut. Faktor itu adalah variasi suhu, variasi kecepatan, variasi jumlah
kontaminasi, kecepatan awal-akhir dan faktor lainnya Ludema, 1996. Keausan sendiri terbagi dalam bebrapa jenis keausan, seperti keausan
abrasif, adesif, korosif, keausan fatik, kimia, erosi dan lain-lain. Keausan yang terjadi pada pembahasan skripsi ini adalan keusan jenis abrasif. Abrasif dan
kontak lelah fatigue cantact adalah hal yang paling penting dalam perhitungan keausan pada permesinan. Bisa diperkirakan bahwa total keausan yang terjadi
pada elemen-elemen mesin dapat kisarkan antara 80-90 adalah keausan abrasif dan dalam 8 adalan keausan lelah fatigue wear. Kontribusi dari jenis keausan
yang lain sangatlah kecil. Sebagian besar pengamatan keausan dilakukan secara tidak langsung. Salah satunya adalah dengan menimbang berat spesimen atau
benda kerja. Ini adalah cara yang termudah untuk dapat mendeteksi keausan. Dari menimbang berat benda kerja yang akan dianalisa, kita dapat mengetahui berapa
total material yang telah aus dari selisih berat awal benda kerja sebelum operasi dengan berat benda kerja setelah operasi, tetapi distribusi kedalaman keausan
yang terjadi pada permukaan kontak sulit untuk diketahui Zmitrowicz, 2006. Mempresdiksi keausan yang terjadi pada permesinan cukuplah sulit. Setiap
rumus pada literatur yang dapat mengitung laju keausan hanya sebatas prediksi atau pendekatan saja. Pada tahun 1950-an J. F. Archard menemukan suatu hukum
yang dapat memprediksi terjadinya keausan pada material yang saling bergesekan dan dia menamai hukum itu dengan dirinya sendiri, yaitu hukum keausan Archard
Archard wear law. Berdasarkan hukum keausan Archard tentang hukum keausan wear law
bahwa persamaan volume keausan dapat diperoleh dari Stachowiak:
V = K A
r
L = K L H
W ......................................... 2.11
Universitas Sumatera Utara
Dimana : V
= Volume keausan m
3
L = Jarak lintas meluncur m
W = Beban N
K = Koefisien keausan
H = Kekerasan material Pascal, Nm
2
A
r
= Area kontak m
2
2.8. Proses Maintenance di PKS Rambutan