Dimana : V
= Volume keausan m
3
L = Jarak lintas meluncur m
W = Beban N
K = Koefisien keausan
H = Kekerasan material Pascal, Nm
2
A
r
= Area kontak m
2
2.8. Proses Maintenance di PKS Rambutan
Dalam melaksanakan pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit PKS Rambutan mengacu ke prosedur instruksi kerja IK PTP Nusantara III, adapun system
pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan secara Corrective, Preventive dan Predictive Maintenance dengan alur proses dapat dilihat pada gambar 2.11.
Gambar 2.11 Skema Alur Proses Kegiatan Pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
Untuk pekerjaan corrective maintenance mengacu ke IK 3.02-02 mengenai Pelaksanaan Kegiatan Teknik, dimana setiap pelaksanaan breakdown
maintenance yang harus mengacu pada Work Order yang diminta pengguna alat. Untuk pekerjaan preventive mengacu ke IK 3.02 – 0208 mengenai Pemeliharaan
Perawatan Mesin dan Instalasi PKS dan IK 3.02 – 0209 mengenai Pemeliharaan Perawatan Mesin dan Instalasi Listrik. Sedangkan untuk pekerjaan Predictive
Maintenance mengacu ke IK 3.02 – 0006 mengenai Pelaksanaan Predictive Maintenance.
Dalam pelaksanaan pekerjaan corrective dan preventive maintenance yang dilaksanakan secara TS menggunakan tenaga sendiri spare part yang digunakan
berasal dari gudang, system pengadaan terdiri dari 3 kategori, yaitu : 1.
Pengadaan local OPL oleh managemen unit langsung. 2.
Pengadaan di tingkat Distrik Manager, melalui DPBB kewenangan DM
3. Pengadaan di tingkat Kantor Direksi, melalui DPBB kewenangan
Kandir Kantor Direksi.
Ketiga jenis kategori ini dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya sistem keagenan atas barangbahan yang akan diadakan, untuk barang keagenan harus
diadakan dengan kewenangan Kandir, serta berdasarkan nilai pengajuan, untuk nilai pengajuan Rp. 50 jt dapat diadakan secara OPL, sedangkan yang nilai
pengajuannya antara Rp. 50 jt sd Rp. 200 jt menjadi kewenangan DM sedangkan yang nilai pengajuannya lebih dari Rp. 200 jt menjadi kewenangan Kandir.
Untuk pekerjaan corrective maintenance dan preventive maintenance yang dilaksanakan oleh tenaga pemborong TP atau outsourcing, pelaksanaanya
berdasarkan P4T Pengajuan Permintaan Pekerjaan PemeliharaanTeknik yang terdiri dari 2 kategori:
1. P4T di tingkat Distrik Manager.
2. P4T di tingkat Kantor Direksi.
Kedua jenis kategori ini dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya sistem keagenan atas peralatan yang akan diperbaiki, serta berdasarkan nilai pengajuan,
Universitas Sumatera Utara
untuk nilai pengajuan Rp. 250 jt menjadi kewenangan DM sedangkan yang nilai pengajuannya lebih dari Rp. 250 jt menjadi kewenangan Kandir.
Kegiatan pemeliharaan preventive dapat dipermudah dan berjalan secara efektif dengan menggunakan sistem komputer. Setiap pabrik pasti membutuhkan
sparepart, equipment, tool, material dan consumable dalam proses operasinya. Semua ini dapat di jadwalkan secara komputerisasi, dan ini akan membantu
sistem pemeliharaan preventive dalam mengantur workorder, biaya, pembelian dan penjadwalan kegiatan pemeliharaan. Pabrik kelapa sawit Kebun Rambutan
PTPN III dalam hal ini tidak lagi menggunakan system komputerisasi CMMS dalam membantu proses pemeliharaannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu Studi
Dalam mempelajari sistem maintenance dilakukan survey studi di PT. Perkebunan Nusantara-III, yang terletak di Desa Paya Bagas Kecamatan
Rambutan, Kotamadya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara, sekitar 85 km kearah Tenggara Kota Medan. Studi dilakukan selama kurang lebih satu minggu
mulai dari tanggal 23 April 2009 sampai tanggal 30 April 2009.
3.2. Tegangan Lentur dan Perhitungan Diameter Dalam Bantalan
Berikut ini merupakan perhitungan diameter bantalan poros dari sebuah kereta tambang lori dengan poros seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Berat lori adalah sebesar 1,5 ton dengan kapasitas 2,5 ton dan menggunakan 2 buah poros dengan 4 roda. Kecepatan maksimum adalah sebesar 100 kmjam.
Bahan poros ditentukan melalui perhitungan berikut ini.
Gambar 3.1. Penampang poros lori
Universitas Sumatera Utara