Revesz, 1956. The Origins of Prehistoric of Langguage

sebuah pertuturan itu adalah hasil tindak verbal para peserta tutur dengan segala pertimbangan konteks yang melingkupi dan mewadahinya. Adapun teori yang digunakan untuk penulisan skripsi ini adalah teori tindak tutur Searle. Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan antara lain: teori tersebut terdapat unsur-unsur penginterpretasian makna lokusi yaitu tindak tutur dengan kata, dan kalimat itu sendiri sesuai dengan makna yang terkandung oleh kata dan kalimat itu sendiri. Tindak ilokusi merupakan suatu tindakan melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu, sedangkan yang dimaksud dengan tindak perlokusi adalah suatu tindakan yang menimbulkan efek atau pengaruh kepada mitra tutur. Pembagian fungsi menurut para ahli yaitu:

G. Revesz, 1956. The Origins of Prehistoric of Langguage

Fungsi bahasa ada 3, yaitu: a. Fungsi indikatif menunjuk b. Fungsi imperative menyuruh c. Fungsi interogatif menanyakan Searle dalam Lavinson 1983 membagi fungsi bahasa menjadi 5, yaitu: 1. Fungsi ekspresif 2. Fungsi direktif 3. Fungsi komisif 4. Fungsi representatif 5. Fungsi deklaratif Universitas Sumatera Utara Dell Hymes 1962 Fungsi bahasa dibagi 6, yaitu: 1. Fungsi ekspresif atau emotif 2. Fungsi direktif, konatif, atau persuasive 3. Fungsi puitik 4. Fungsi kontak Fisik atau psikologi 5. Fungsi metalinguistik 6. Fungsi kontekstual atau situasional M.A.K. Halliday 1973 Fungsi bahasa dibagi 7, yaitu: 1. Fungsi instrumental direktif,orientasi pada mitra tutur Mis. Masuklah kedalam mobil itu lalu hidupkan 2. Fungsi tepresentasional deklaratif,orientasi pada topik. Mis. Badanmu bisa keseleo, kalau kamu tidak terbiasa dengan gerakan itu. 3. Fungsi interaksional ekspresif,orientasi pada hubungan penutur dan mitra tutur. Mis. Apa kabar? Dari mana? 4. Fungsi personal komisif, orientasi penutur. Mis. Saya cukup senang sekali hari ini. Saya benci sekali. Universitas Sumatera Utara 5. Fungsi heuristik interpretasi. Mis. Ini apa? 6. Fungsi regulatoris pengendalian perilaku orang lain. Mis. Kamu sebaiknya tidak bersikap gegabah seperti itu. 7. Fungsi imajinatif pengungkapan sistem khayalan dan gagasan. Mis. Ketika aku terbang keangkasa, kulihat bintag-bintang mendekat dan bersinar terang. Prinsip Kerja Sama PK merupakan suatu prinsif pragmatik yang menjelaskan hubungan antara makna dan daya untuk mencari kebenaran, dalam arti cara pengungkapan atau penyampaian sesuatu yang tidak langsung. Sedangkan Prinsip Sopan Santun PS adalah suatu prinsif pragmatik yang berfungsi sebagai penyelamat dari Prinsip Kerja Sama PK. Menurut Finegan 12004: 3004, Kesopanan terbagi dalam dua aspek yaitu menghargai orang yang diajak bicara dan melibatkan orang lain dalam suatu situasi. Dari pendapat tersebut dapat dilihat juga yang ada dalam data tersebut ataupun bisa dibuktikan apakah itu benar itu atau salah. Bila dicermati lagi maka benar yang dikatakan oleh Finegen tersebut, karna di dalam teks tersebut adanya komunikasi yang baik antara penutur dan petutur. Karena dibarengi dengan jawaban yang benar-benar sangat sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Jawaban tersebut berupa maaf. Dalam tindak tutur tersebut, aspek menghargai orang lain sangat ditekankan yaitu pada saat penutur melakukan suatu kesalahan sengaja maupun tidak. Maka secara langsung penutur akan mengatakan maaf atau sorry kepada Universitas Sumatera Utara orang diajak bicara. Hal ini akan memberikan rasa penghargaan kepada oranng lai dalam suatu percakapan. Dalam data ataupun teks tidak ada dikatakan maaf ataupun sorry, tetapi bila dilihat dari jawaban yang dikemukakan itu sama halnya dengan ungkapan maaf yang diutarakan kepada lawan bicaranya saat peristiwa tutur terjadi. Hal ini juga didukung oleh pendapat dari beberapa ahli diantaranya yaitu Grice mengemukakan bahwa percakapan yang terjadi didalam anggota masyarakat dilandasi oleh sebuah prinsip dasar, yaitu sebuah prinsip kerja sama Cooperative Principle, Yule 1996: 36-37 dan Thomas 1995: 61 berpendapat kerja sama yang terjalin dalam komunikasi ini terwujud dalam empat bidal maxim, yaitu 1 bidal kuantitas quantity maxsim, memberi imformasi yang sesuai yang diminta; 2 bidal kualitas quality maxsim, menyatakan hanya yang menurut kita benar atau cukup bukti kebenaranya; 3, bidal relasi relation maxsim, memberi sumbangan imformasi yang relevan; dan 4 bidal cara manner maxsim, menghindari ketidak jelasan ungkapan, menghindari ketaksaan, mengungkapkan secara singkat, mengungkapkan secara beraturan. Kerangka teori yang digunakan untuk menganalisis prinsip kesantunan yaitu Grice. Karena pada prinsip kesantunan Grice dianggap paling mendukung dalam penyelesaian penelitian ini. Grice merumuskan prinsip kesantunan menjadi empat maksim antara lain 1 maksim kuantitas, di mana seorang penutur dapat memberikan imformasi yang cukup, relatif memadai, dan seimformatif mungkin.2 maksim kualitas, dimana seorang penutur diharapkan dapat menyelesaikan sesuatu yang bersifat nyata sesuai fakta yang Universitas Sumatera Utara sebenarnya dalam bertutur. 3 maksim relevansi, yang dinyatakan bahwa agar terjalin kerja sama yang baik antara penutur dan petutur, masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang sifatnya relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan tersebut. 4 maksim pelaksanaan, yang mengharuskan peserta tutur secara langsung, jelas serta tidak kabur. Adapun teori penulis gunakan adalah teori John R. Searle 1983 dalam bukunya Speech Acts: An Essay in The Philosophy of language menyatakan bahwa dalam praktik penggunaan bahasa terdapat setidaknya tiga macam tindak tutur. Ketiga macam tindak-tutur itu berturut-turut dapat disebutkan sebagai berikut: 1Tindak lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa dan kalimat itu. Contoh: Tuturan tanganku gatal misalnya, semata-mata hanya dimaksudkan untuk memberi tahu si mitra tutur bahwa pada saat di munculkanya tuturan itu tangan penutur sedang dalam keadaan gatal.2Tindak ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu pula. Tindak tutur ini dapat dikatakan sebagai the acat of doing something. Tuturan tanganku gatal yang diucapkan penutur bukan semata-mata dimaksudkan untuk memberi tahu simitra tutur bahwa pada saat dituturkanya tuturan itu rasa gatal sedang berserang pada tangan penutur, namun lebih dari pada itu bahwa penutur mengiginkan mitra tutur melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan rasa sakit gatal pada tanganya itu.3 Tindak perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh effect kepada mitra tutur. Tindak tutur ini dapat disebut dengan the act of affecting someone. Tuturan tanganku gatal, misalnya, dapat digunakan Universitas Sumatera Utara untuk menumbuhkan pengaruh effect rasa takut kepada mitra tutur. Rasa takut ini muncul misalnya, karena yang menuturkan tuturan itu berprofesi sebagai tukang pukul yang nada seharianya sangat erat dengan kegiatan memukul dan melukai orang lain. Teori fungsi yang dipergunakan ialah teori dari searle dalam Levinson, 1983 mengklasifikasikan tindak tutur itu menjadi lima fungsi yaitu: 1 Fungsi ekspresif yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan tingkah laku penutur dalam menyikapi suatu persoalan seperti berterima kasih, ucapan selamat, simpati dan permintaan maaf. 2 Fungsi direktif yaitu untuk mengekspresikan sesuatu yang sifatnya berorientasi pada penutur selain itu memberi tahukan kepada penutur melakukan sesuatu yang berorientasi pada petutur lawan bicara. 3 Fungsi komisif yang mengacu pada beberapa tindakan akan datang yang sifatnya menjanjikan,ancaman, atau tawaran. 4 Fungsi representatif yang lebih berorientasi pada pesan. 5 Fungsi deklaratif yaitu suatu hal yang menghasilkan suatu hubungan antara muatan propesioanal keputusan dan kenyataan. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Dasar