mempunyai kepentingan sendiri-sendiri. Misalnya selain sebagai redaksi ada juga bagian pemasaran, bagian iklan, bagian sirkulasi,
bagian umum dan seterusnya. 8.
Level Ekstramedia Level ini berhubungan dengan faktor lingkungan di luar media.
meskipun berada di luar organisasi media, namun hal-hal di luar organisasi media ini sedikit banyak dalam banyak kasus
mempengaruhi pemberitaan media. Faktor- faktor tersebut adalah sumber berita, sumber penghasilan media iklan, pelangganpembeli
media, pihak eksternal pemerintah dan lingkungan bisnis, dan ideologi kerangka berpikirreferensi.
II.3 Surat Kabar
Perkembangan media komunikasi massa seperti pers, radio, televisi, dan lain-lain begitu cepat. Hal ini berlangsung seiring dengan
meningkatnya peran media massa sebagai institusi penting di dalam kehidupan masyarakat. Bila dilihat dari perspektif komunikasi, media
massa merupakan channel of mass communication, yakni merupakan saluran alat, medium yang digunakan dalam proses komunikasi massa
yaitu komunikasi yang diarahkan dan ditujukan kepada masyarakat banyak.
Dalam lingkup studi komunikasi, surat kabar sebagai media komunikasi massa tidak dapat diragukan lagi kemampuannya dalam
Universitas Sumatera Utara
menyebarkan informasi sebagai media pendidikan dan pembentuk opini publik.
Setiap orang memiliki hak untuk mengetahui segala pernak-pernik kejadian. Dari bekal informasi, setiap orang dapat turut urun-rembug
berpartisipasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mendapatkan kepastian informasi dan kemampuan urun rembug itu, setiap orang
membutuhkan wartawan surat kabar yang bertugas sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa
yang terjadi yang dibutuhkan masyarakat. Pada sisi inilah, mengapa wartawan memiliki hak untuk “tahu” pada segala informasi publik, dan
diberi keleluasaan untuk mencari ke mana pun informasi itu berada. Menurut Santana 2005: 87, surat kabar harian sendiri terbit untuk
mewadahi keperluan masyarakat tersebut. Informasi menjadi instrumen penting dari masyarakat industri. Oleh sebab itulah, surat kabar harian bisa
disebut sebagai produk dari industri masyarakat. Di samping itu dalam bentuknya yang independen, surat kabar biasanya integral dengan
perkembangan paham demokrasi di sebuah masyarakat. Hal tersebut bisa terlihat dari kondisi kebebasan pers yang terdapat di sebuah masyarakat,
dan tingkat keberaksaraan masyarakat Perkembangan surat kabar, menurut Encyclopedia Brittanica
Santana, 2005: 87-88 bisa dilihat dari tiga fase: Fase pertama, fase para pelopor yang mengawali penerbitan surat
kabar yang muncul secara sporadis, dan secara gradual kemudian menjadi
Universitas Sumatera Utara
penerbitan yang teratur waktu terbit dan materi pemberitaan serta khalayak pembacanya.
Fase kedua, sistem otokrasi yang masih menguasai masyarakat membuat surat kabar kerap ditekan kebebasan menyampaikan laporan
pemberitaannya. Penyensoran terhadap berbagai subyek materi informasinya kerap diterima surat kabar. Setiap pendirian surat kabar
mesti memiliki izin dari berbagai pihak yang berkuasa. Semua itu akhirnya mengurangi independensinya sebagai instrumen media informasi.
Fase ketiga, ialah masa penyensoran telah tiada namun berganti dengan berbagai bentuk pengendalian. Kebebasan pers memang telah
didapat. Berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Namun sistem kapitalisasi industri masyarakat kerap menjadi pengontrol. Ini dilakukan
antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan, dan sanksi hukum yang dilakukan kepada berbagai media dan pelaku-pelakunya.
Surat kabar memiliki kelebihan khusus bila dibandingkan dengan media cetak lainnya yaitu pesan-pesan yang disampaikan melalui surat
kabar bersifat permanen, mudah disimpan serta diambil kembali dan pengaruhnya dapat dikontrol pembaca. Isi pesannya dapat dibaca dimana
dan kapan saja, yang berarti tidak terikat pada waktu. Di samping itu pada media massa tercetak bahasa yang digunakan adalah bahasa tulisan, tidak
seperti media massa radio dan televisi, bvahasa yang digunakan adalah bahasa tuturan yang sangat dipengaruhi pula oleh cara penyajiannya, maka
pada media massa tercetakpenggunaan kalimat panjang atau majemuk
Universitas Sumatera Utara
tidak menjadi permasalahan dan penulisan bilangan sampai sekecil- kecilnya tidak akan menimbulkan permasalahan.
II.4 Citra